si peniru yang handal

55 5 0
                                        

Dibalik ceria nya Sadam anak itu memiliki kekurangan lain,Sadam cepat sekali meniru hal-hal yang tidak seharusnya di lakukan dokter mengatakan bahwa ini bukan hal yang serius namun Satria tetap saja waspada dan terus mengajarkan sang adik hal yang...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibalik ceria nya Sadam anak itu memiliki kekurangan lain,Sadam cepat sekali meniru hal-hal yang tidak seharusnya di lakukan dokter mengatakan bahwa ini bukan hal yang serius namun Satria tetap saja waspada dan terus mengajarkan sang adik hal yang baik. Seperti pagi ini Sadam sedang dihukum oleh Satria karena mengucap kan kata kotor

"Abang tanya,Sadam belajar kata kata fuck gitu dari mana? Siapa yang ngajarin? ".tanya Satria dengan hanger baju di tangannya membuat Sadam hanya tertunduk

Plak

"Abang nanya bukannya dijawab malah diam".ucap Satria setelah memukulkan hanger itu ke bokong Sadam

"Jawab Sadam".ucap Satria yang mulai habis kesabaran

"Abang bacod".sahut Sadam membuat Satria reflek memukul bibir sang adik

"Abang tanya sekali lagi,siapa yang ngajarin kamu?".tanya nya

"Bang Zaki".sahutnya dengan gerakan tangan

"Tunggu disini kalau kamu bergerak hukuman kamu bertambah".ucap Satria

Setelah ditinggal lumayan lama,Satria pun kembali dengan sekotak susu di tangannya serta semangkuk anggur hijau yang tampak nya baru keluar dari kulkas. Dirinya pun menyuruh agar Sadam duduk di tepi ranjang

"Lain kali abang gak mau dengar kamu bicara kayak gitu lagi,di kasih tau yang bener malah ngelawan".ucap Satria membuat Sadam hanya mengangguk

"Ni makan".ucap Satria seraya menyerahkan mangkuk berisi anggur tersebut

"Sadam udah telat".sahutnya seraya ingin bangkit

"Telat apaan? Kelas kamu hari ini jam 08.00 dan sekarang baru jam 06.37".ucap Satria

Sadam kembali duduk dan hanya diam saja. Satria pun berjongkok di bawah kaki Sadam. Satria melihat hidung sang adik sudah memerah serta mata yang sudah sembab. Tanpa bicara Satria memeluk Sadam dan langsung mengelus kepala sang adik dengan sayang membuat Sadam hanya terdiam

"Abang kasar juga supaya kamu paham dam,cuma abang yang bisa kamu andalkan kalau abang meninggal siapa yang peduli ke kamu? Kata kata tadi gak pantas di sebutkan. Kamu jangan pernah meniru hal yang harusnya gak kamu tiru,itu gak baik ".ucap Satria seraya mengelus kepala sang adik

"Alay tau gak,pake nangis segala".ucap Zaki yang entah dari mana datangnya

"Gara gara ajaran Lo".ucap Satria

"Ya dia laki bro wajar dong".sahut Zaki

"Bukan gitu caranya lo udah kasih pengaruh buruk buat dia".sahut Satria membuat Zaki hanya terdiam
.
.
.
.
.
Setelah menenangkan Sadam,kini anak itu tengah memakan anggur pemberian Satria rasanya manis sekali pantas saja sang ibu selalu membelinya. Satria merasa gemas melihat wajah sembab sang adik yang kini tengah mengunyah anggur hijau tersebut. Dengan tidak segan satria pun mengelap ingus Sadam dengan tissue di tangannya. Siap memakan anggur dan meminum susu Satria pun merapikan rambut Sadam yang tampak lepek

"Satria hari ini kamu kerja?".tanya Delima seraya menyendok paha ayam ke dalam piring Satria

"Baru juga pulang ma,aku cuti deh biar itu jadi urusan bang Zaki".ucap Satria membuat Delima hanya mengangguk

"Nanti malam mau makan apa?".tanya Satria

"Martabak".ucapnya

"No,nanti gigi kamu sakit".ucap Satria

"Abang,Sadam pengen".lirihnya membuat Satria tidak tega untuk menolak permintaan nya

"Oke tapi janji ke abang ini pertama dan terakhir kamu maka manis habis itu jatah makan manis kamu gada".ucapnya

"Oke". sahut Sadam dengan senyum membuat Satria gemas
.
.
.
.

Setelah sampai di kampus. Sadam pamitan kepada Satria dan langsung masuk kedalam gedung kampus. Sepanjang jalan satria memikirkan Sadam,banyak pertanyaan yang muncul di kepala Satria salah satunya. Apakah Sadam bisa hidup tanpa dirinya? Apakah Sadam bisa bertahan tanpa dirinya, entahlah tapi yang jelas kini Satria akan mengunjungi sang papa dirumah nya

"Pa,satria datang. Maaf ya pa satria jarang datang. Sebenarnya berat rasanya di tinggal papa Satria terlalu gengsi buat bilang kalau sebenarnya satria juga sayang ke papa. Mustahil rasanya kalau satria bisa maafin mobil dinas papa".lirihnya seraya mengusap Nissan sang papa

"Pa,banyak banget yang harus aku pahami soal Sadam. Ternyata berat ya pa jadi papa yang dimana harus siap menerima semua komen buruk di hidup,padahal Sadam juga gak pernah minta di lahirin dalam keadaan yang membuatnya punya kekurangan ".sambung satria seraya menabur bunga di tanah kuburan sang papa

Setelah melepas rindu Satria pun pulang. Mengapa tidak sekalian ziarah ke makam sang nenek? Guys makam nenek sama papa Satria,Zaki,dan Sadam itu letak nya beda. Makam nenek ada di kampung halaman sang nenek,sedangkan makam sang papa hanya beberapa menit dari arah rumah itulah alasan mengapa satria lebih sering mengunjungi sang papa daripada neneknya. Namun doa satria juga gakan pernah putus buat nenek
.
.
.
.
.
.
"Wahh martabak,makasih Abang".ucap Sadam setelah melihat beberapa bungkus martabak manis di hadapannya

"Iya sama-sama makan gih tapi ingat dalam batas wajar aja oke".ucap Satria membuat Sadam mengangguk

"Aduh si bisu udah bisa request ni? Gaya banget makan martabak manis mana beli nya pake uang anak saya ".ucap Delima yang tiba tiba saja keluar kamar membuat nafsu makan Sadam hilang

Sadam meninggalkan martabak yang sudah digigit nya separo begitu saja. Rasanya tidak ingin lagi makan,Sadam kecewa

"Dam,buka pintu nya dong ".ucap Satria

"Abang mau bicara,dam".ucap Satria seraya mengetuk pintu kamar Sadam

"Udahlah satria jangan di bujuk ".sahut Delima

"Ini semua gara-gara mama".ucapnya

"Kok gara gara mama?".tanya Delima

"Ga seharusnya mama ungkit apa yang dimakan Sadam,itu semua satria beli karena satria yang mau dan Satria juga yang maksa dia makan ".ucap Satria membuat Delima hanya terdiam

"Mama makan aja deh udah gak mood".ucapnya meninggalkan Delima sendirian di meja makan dengan martabak yang masih banyak
.
.
.
.
Pagi nya mereka sarapan dengan martabak yang tadi malam,ya,Delima memasukkan martabak tu ke dalam kulkas. Sadam hanya berada di kamar tidak berniat keluar kamar. Karena kebetulan hari ini tidak ada kelas jadi anak itu hanya di kamar

"Abang boleh masuk?".tanya Satria namun tetap saja belum ada jawaban dari si pemilik kamar

Setelah semua berangkat kerja. Delima pun tampak tidak acuh dengan Sadam,wanita itu sungguh tega. Delima tanpa rasa bersalah melanjutkan hari ini dengan pergi hangout bersama teman-temannya. Sadam tidak habis pikir mengapa semua nya serba salah di mata Delima,Sadam bingung namun percuma saja rasanya ingin protes delima tidak akan pernah merasa dirinya salah. Apapun yang terjadi delima harus benar

 Apapun yang terjadi delima harus benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
si Bisu {Ending} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang