13

351 31 4
                                        

Malam panjang itu seperti tidak akan berakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam panjang itu seperti tidak akan berakhir.

Joong berbaring di atas karpet tatapannya melambung jauh menatap langit langit, menangis, ia menangis kelelahan di tengah gelapnya ruang kamar, tangannya gemetar dengan hatinya yang bergemuruh.

Ingin meraung mempertanyakan kehidupannya pada tuhan, yang mereka bilang maha adil itu, kenapa hidupnya begitu kacau?

Pasien obesitas itu telah kehilangan nafasnya di meja operasi, di bawah tangan dingin miliknya. Joong terguncang, hatinya lemah kala melihat dua anak kecil bersujud di kakinya menangis di depan ruang operasi.

"Bring back my daddy! Bring back him!"

Joong terisak, dadanya sesak dengan nafas tercekat. Joong jatuh terjerembab dalam perasaan bersalah, bukan berarti Joong belum pernah gagal sebelumnya, tapi pria gemuk itu tidak dalam kondisi seburuk itu sebelum tiba-tiba di tengah operasi jantungnya berhenti berdenyut, padahal pada pemeriksaan awal semuanya baik baik saja pasiennya itu bahkan sempat berpesan padanya untuk mengatakan pada anak dan istrinya agar tidak perlu khawatir ia akan kembali sehat dan menjaga mereka, saat itu Joong percaya diri mengangguk setuju. Hanya operasi usus buntu, itu tidak sesulit mencangkok limpa, atau memasang ring jantung. Joong tidak berekspetasi ia akan mati saat itu karena serangan jantung.

Kematian adalah takdir, tentu Joong mengerti tapi Joong terlalu sombong meletakkan ekspetasi jauh di atas kepalanya.

Hidupnya kacau akhir akhir ini, fakta bahwa ia tidak mampu menjaga Dunk yang kini sekarat, membiarkan pasiennya meregang nyawa diatas meja operasi, membuat Joong mempertanyakan hidupnya sendiri.

Apa yang terjadi?

Apa yang telah ia lakukan?

Udara yang bisa di hidupnya perlahan menipis, dadanya sesak panas terbakar, Joong terisak hebat dalam kegelapan malam itu.

Di atas kasur Dunk mendengarkannya dalam diam sepanjang malam, ia mencengkram selimutnya erat, hatinya telah mati, tapi melihat Lelaki yang ia sangka amat tangguh itu menangis memeluk dirinya sendiri, percikan merah itu kembali mewarnai hati bekunya yang telah menghitam sempurna.

Dunk menimbang haruskah ia memeluknya saat ini? Ia mengela nafas panjang, isak tangis itu tak lagi terdengar, Joong mungkin tertidur, Dunk sempat menoleh untuk memastikan, lelaki itu meringkuk, terpejam, dengan guratan resah di keningnya.

Saat pagi menyapa, matahari bersinar terang dari balik tirai putih yabg melambai di jendela, Dunk membuka matanya, berusaha bangun dari tidurnya yang terlalu lama, tubuhnya kaku, tentu saja, ia telah berbaring selama seminggu penuh.

Dunk menatap Joong yang masih meringkuk di atas karpet seperti tadi malam.

Ia melakukan streaching kecil bersiap untuk kembali hidup. Jika ia terlalu lama mati anak kecil itu akan segera menyusulnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ethereal-JoongDunkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang