12.Tidak mengenal

1.8K 245 30
                                    

.
.
.

"Ehh i-ini Aden si Aden masyaallah si Aden udah gede" pekik mbok sambil mendongak menangkup kedua pipi pemuda jangkung itu.

"Ouh Iyah itu juga bi ada Al" tunjuknya.

Al tersenyum lalu mendekat memeluk tubuh mbok Narti "apa kabar mbok"

"Baik nak kabar mbok baik kalian masyaallah udah pada gede gantang genteng gini" ucap nya sambil mengelus kedua pipi kanan dan kiri si kembar.

"Ouh Iyah ini mbok temen temen kita" ucap El memperkenalkan teman temannya.

"Hallo mbok kenalin saya Denis Bagaskara cowok paling tampan sedunia" ucap Denis pede. Sedangkan Hendra dan El hanya memutar bola matanya jengah.

"Kenalin mbok nama saya Aksara Mahendra cowok paling cool dan tamvan sealam semesta mbok" ucapnya sambil melirik Denis dan El menaik turunkan alisnya. Sedangkan yang di lirik hanya menatap jijik si pelaku.

"Saya Travis Strovanoa" ucapnya menjabat tangan keriput di mbok.

"Iya salam kenal ya anak anak" ucap mbok

"Ouh iyah mbok tinggal sama anak anak mbok yah berarti rame dong rumahnya?" Tanya El sambil melihat ke arah kanan dan kiri terlihat sepi apa mungkin pada tidur. Pikir El begitupun Al.

"Nda nak mbok tinggal sama...ah maksudnya anak anak mbok di kota semua terus ada satu cucu mbok yang tinggal sama mbok" ucap mbok sedikit ragu ia tak tau harus memberitahu kannya pada si kembar atau tidak jujur ia bingung,

Di satu sisi ia takut Edza pergi darinya di sisi lain juga mbok bingung apakah Al dan El tau bahwa adik bungsu mereka ada padanya dan apakah mereka masih mengingat sosok Edza atau tidak itulah hal hal yang bercambuk dalam pikiran mbok, mbok tak berfikir bahwa sekolah yang tengah mengadakan kemah ini adalah sekolah yang di tempati oleh si kembar Tomlinson itu.

"Ouh gitu yaa" El mengangguk.

Prak!

Suara benda terjatuh membuyarkan obrolan ringan mereka dengan suara bocah yang menangis kuat terdengar dari dalam rumah. Mbok langsung masuk berjalan tergopoh gopoh berjalan ke arah ayunan yang sudah terdapat bocah mungil yang tengah duduk sambil menangis di sana.

Mbok mengangkat Edza ke gendongan koalanya menimang si kecil ke kanan dan kiri. "Hiks hiks mboo hiks" lirih Edza sambil memeluk tubuh sang mbok.

"Sssttt Edza kenapa hmmm kenapa nangis sayang....ssttt Edza mimpi buruk lagi yaa ssstttt..." lembut mbok sambil menimang tubuh kecil itu menggunakan pengais salahnya meninggalkan Edza terlalu lama.

"Ini kue Edza noh liat yah Edza mau buka mau hmm" ucap mbok memberikan kue pada Edza Kecil, mencoba mengalihkan perhatian si kecil agar berhenti menangis.

"Hiks..."Edza menerimanya dengan baik dengan isaknya yang masih tersisa.

Mbok menghela nafas menatap ke arah pintu belakang sendu dan juga bingung secara bersamaan ia bingung apakah ai harus membawa Edza bertemu kedua Abang kandung nya atau menjauhkannya tapi jika mbok menjauhkan Edza dari keluarga kandung itu sama saja ia menjauhkan kasih sayang yang sudah Edza harapan sedari dulu.

Mbok tidak mau egois ia juga ingin menanyakan lebih banyak tentang Edza yang di buang dan apa sebabnya di tambah kejadian yang membuat Edza masuk rumah sakit waktu itu.

Mbok berjalan keluar sembari membawa Edza tetap di gendongannya menuju belakang rumah yang masih terdapat kelima pemuda di sana.

"Ugh?" Edza memiringkan kepalanya ke samping menatap kelima para pemuda di sana.

Deg

Deg

"Ehh loh si Edza kan itu hallo Ade" girang Denis yang langsung berlari ke arah Edza.

Baby Edzario✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang