3.Pembawa sial

1K 109 10
                                    

.
.
.

Tiga hari berlalu semenjak Edza di kurung di dalam gudang dan saat di mana kejadian tempo hari itu, ia tak pernah sekalipun bertemu dengan anggota keluarganya barang sedikitpun termasuk sang daddy.

karena Edza masih di kurung di dalam ruangan berdebu penuh barang itu,pintupun hanya akan sesekali di buka oleh bodyguard atau maid hanya untuk sekedar membawakan nya makan dan segelas susu, tak lebih

dan Iki yang selalu berada di sampingnya menemaninya bermain dan juga tidur tentunya beralaskan tikar yang baby Edza ambil sendiri untuk tidurnya sebenarnya itu adalah perintah iki karena Iki tak tega melihat sang adik tiduran lesehan di lantai marmer yang dingin itu Iki hanya takut bocah mungil yang ia klaim telah manjadi adiknya itu akan jatuh sakit.

"Uyy bayi bangun tidur Mulu dasar kebo" cibir Iki mengguncang tubuh kecil itu brutal. Sebenarnya Iki ingin sekali menolong Edza setidaknya

"Eunghhhh Aban hiks za nantuk" cicit Edza membalikan tubuhnya membelakangi Iki.

"Astaga benar benar jiplakan si Wiliam...kebo banget" Iki jengkel masalahnya ini sudah hampir siang dan Edza masih belum memakan sarapan yang di bawakan maid tadi pagi untuk sarapannya.

"Bangun de makan dulu baru lanjut bobo" ucap Iki sabar mengelus dada kan sayang kalau dia marah marah nanti cepat tua. Pikir Iki

Tapi emang Saiton bisa tua?

"Eunghh cucu" cicit Edza

"Nih cucu tapi makan dulu abis itu baru susu" Iki membantu membenarkan posisi Edza menjadi duduk dengan bersandar pada dinding.

Huhhhhh"lama banget de sini coba Abang suapin" Iki jengah melihat sang adik yang lambat saat makan seperti siput saja pikir Iki,

Iki mulai meraih sendok itu lalu menyuapi Edza perlahan meskipun ia harus sedikit mengurangi perisai dinding untuk melindungi Edza tak apa karena menurut perhitungan Iki tidak ada tanda tanda roh jahat di sekitar gudang ini.

Hanya ada sosok tinggi besar itu pun menghuni gudang ini tak masalah karena dia juga teman Iki yang sesekali membantu menjaga Edza yah meskipun kadang di tolak mentah mentah karena si tinggi besar nan hitam itu salah satu mahluk paling malas yang Iki pernah temui, mungkin.

"Aaaaa buka mulutnya lagi" Iki sedangkan baby Edza yang memang masih mengantuk hanya bisa menurut membuka mulut mungilnya menerima suapan dari Abang Iki nya meskipun dengan terkantuk kantuk karena tak tahan oleh rasa kantuk yang semakin menjadi membuat matanya memberat.

Iki yang melihat sang adik terkantuk kantuk dengan mulut yang masih mengunyah dan menerima suapannya pun hanya bisa terkekeh geli lucu sekali adik bayinya ini.

.

.

"Aku sudah memutuskan untuk membawanya pergi jauh" ucap Wiliam yang kini tengah berada di kamarnya dan sang istri sembari menatap lurus ke arah taman belakang mansion.

"M-mas tapi kan dia belum terbukti bersalah mas" ucap Laura terkejut.

"Aku sudah memutuskan Laura aku tak menerima bantahan lagian untuk apa terus merawat anak haram itu lagian hidupnya disini hanya menyusahkan lebih baik dia ku berikan saja pada orang lain atau buang ke tempat yang jauh" ujar Wiliam gamplang.

"T-tapi mas-"

"Dia sudah mencelakai putraku, sampai sampai putraku koma Laura sebenarnya kenapa denganmu hah! kau kasihan pada anak itu oh atau jangan jangan kau memang memiliki hubungan dengan ayah dari anak itu" Wiliam penuh penekanan di setiap katanya ia benar benar sudah terbawa emosi sekarang.

Baby Edzario✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang