6.Setan usil

1.3K 190 32
                                    

.
.
.

"Adeee bangun dong ini udah sore jangan tidur terus Abang bosen nunggunya" ucap bocah berwajah pucat pasi sambil menggerakkan sebuah ayunan yang berisi bocah mungil yang tengah tertidur pulas di dalamnya.

"Eunghh...." Lenguh Edza. Dan Yap itu adalah Edza dan setan kecil Iki.

"Malah tambah nyenyak elah" Iki jengkel tambah kencang menggerakkan ayunan ke kanan dan kiri. Dan akibat dari itu semua baby Edza terpentok kursi ayun milik sang mbok.

Duk

"Hiks HUEEEEEEEEEEEEEE!"

"Mampus! Gue"

Tap

Tap

Tap

Langkah kaki terdengar itu mbok Narti berlari dari dapur tergopoh gopoh mendengar tangisan keras baby Edza. Embok segera mengangkat Edza ke gendongan koalanya menimang bocah mungil itu agar berhenti menangis dengan mengucapkan kata kata penenang,

Jangan kira mbok tak bisa membopong sang cucu karena meskipun mbok sudah lansia tenaganya masih lah kuat dan buktinya bisa mengangkat baby Edza,

terlebih tubuh baby Edza memang kecil dan mungil malah banyak sekali yang mengira Edza masih berumur 5 tahun tak jarang juga ada yang mengatakan Edza berumur 4 tahun padahal kenyataanya baby Edza berumur 8 tahun.

Kulit putih salju kemerahan, rambut coklat mendekat ke pirang, pipi bulat yang memiliki semburan merah, bibir plum nya yang merah cery dan mata coklat blo yang begitu sangat kontras dengan mata beningnya.

Sangat menggemaskan tak jarang juga orang orang di kampung ingin mengadopsi sosok mungil mbok Narti itu, tapi tentu saja di tolak mentah mentah oleh mbok Narti karena menurutnya sekarang Edza adalah poros hidupnya dan ia tak akan memberikannya pada siapapun

kecuali mungkin jika kedua orang tua anak ini menginginkan edza kembali, mbok Narti tak akan melarang karena baginya Edza masihlah membutuhkan kasih sayang mereka, dari pada dengan nya yang serba kekurangan terlebih menyangkut susu, minuman favorit bocah mungil itu.

Meskipun ntah kapan bocah dalam pelukannya ini akan kembali mendapatkan kasih sayang yang setiap saat ia harapkan. Meskipun semenjak hari itu Edza tak pernah menanyakan perihal kedua orang tua atau keluarga nya.

"Sssttt sayang kenapa nangis hmm ini juga kenapa jidatnya bisa merah gini hmm" ucap mbok sambil mengecup dan mengelus jidat merah keunguan Edza penuh kasih sayang.

Cup

"Hiks...hiks Ki hiks mboo hiks Ki" lirih baby Edza.

Mbok menghela nafas "Iki! Kalau adenya lagi tidur jangan di ganggu toh ndo kasian" ucap mbok dengan berjalan ke arah kursi kayunya duduk dengan Edza di pangkuannya menyamping seperti bayi.

Iki yang ada di pojokan ruangan pun hanya mengerucutkan bibirnya kesal ia kan hanya ingin bermain dengan adik nya kenapa tidak boleh lagian kan ini sudah hampir sore sekali tak baik jika bayinya itu belum bangun.

"Wiaww.... wiaww..." Suara kucing berwarna belang coklat dan putih datang dan mengendus ngendus tubuh Iki yang berada di pojokan ruangan.

"Ish apaan sih Lo Jeki sana sana" Iki mengusir kucing gemuk kesayangan Edza dan mbok Narti itu kesal.

Mbok Narti yang melihat kucing itu pun terkekeh,di sana ternyata"lagian kamu ini Ki bagian Ade nya bangun butuh temen main kamu malah pergi main, giliran adenya istirahat kamu malah ganggu suruh main bareng" mbok Narti geleng geleng heran.

Iki semakin masam di buatnya, dan yah mbok sudah mengetahui keistimewaan baby Edza yang seorang indigo sejak tiga tahun lalu saat bagaimana ia melihat ke anehan pada bocah mungil di pangkuannya itu, mulai dari Edza bergumam sendiri, bermain sendiri, dan juga benda yang kadang bergerak gerak sendiri.

Baby Edzario✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang