18.Om serem

1.4K 319 42
                                    

.
.
.

"Semangat Abang semangattt!" Pekik seorang bocah berumur lima tahun menyemangati Abang nya yang tengah bertanding sepak bola dengan anak desa lain.

"Cemangat Aban" cicit baby Edza yang  sambil menatap keenam orang bocah belasan tahun di sana yang tengah bermain bola.

"Goallll yeyyyy Edza Abang menang!" Pekiknya berdiri sambil meraih kedua tangan mungil Edza menggerakkan ke kanan dan kiri.

"Yahahaha deleng, sing olih kita kan! Mantak geh ajo ngomong sing ora ora kedeleng kan sapa sing lemah" yahahaha liat, yang juara kita kan! Makanya jangan bicara yang tidak tidak kelihatan kan siapa yang lemah di sini. Ucap Teguh menatap remeh.

"Halah beruntung doang kue mah ko pasti tanding selanjute kita kita sing bakal olih" Halah itu hanya beruntung doang nanti pertandingan selanjutnya pasti kita yang akan menang. Ucap salah salah satu ripal dari ketiga sekawan Edza, lalu pergi dari sana bersama dua temannya yang lain.

"Dasar orang orang aneh" galih lalu mendekat ke arah Edza dan adik dari Agus bernama Arif.

"Udah mau sore kita pulang yu" ucap galih mengangkat Edza ke gendongan koalanya,

kebetulan mereka tengah berada di sawah milik pak rete yang sudah kering karena sudah di panen. Dan mereka menjadikan itu lapangan bola, tapi saat hendak bermain dan mengajari Edza karena sang empu ingin bermain juga mereka malah bertemu ripal nya di sekolah yang selalu mengejek dan mengata ngatai ketiga sekawan itu mentang mentang di antara ketiga ripal itu adalah anak dari lurah di sana.

Edza menggeleng bergerak gusar, galih mengerti menurunkan Edza hati hati. "Ade mau jalan" tanya galih dan di angguki oleh sang empu.

"Jalannya hati hati ya Ade ngga boleh sampe jatuh" ucap galih lagi

"I-yaa Aban"

"Hayu lah balik udah sore juga nanti ibunda ratu nyerocos ora uwis uwis" ucap teguh sambil berjalan di depan.

Mereka mulai berjalan menyusuri sawah dan perkebunan melewati jalan setapak.

"Woyy sepi tiduran terus lu?!" Teriak Agus kepada kerbau milik bapak teguh yang tengah berendam di kubangan penuh lumpur di sana.

"Wahh sepi nambah gede ya" ucap galih sambil melihat sepi yang memejamkan matanya. Edza berbinar melihat kerbau jantan milik bapak teguh itu meksipun ia sering melihat kerbau,sapi,dan kambing tapi ia belum pernah melihat dengan dekat atau bahkan menyentuh kerbau beda dengan sapi dan kambing karena jika Edza pergi ke rumah Agus pasti ia bisa menyentuh sapi atau kambing milik kadua orang tua Agus.

Edza menatap penuh binar sampai tak menyadari tanah yang di pihaknya ternyata licin membuatnya langsung terjatuh di kubangan sepi membuat para Abang nya panik karena Edza yang jatuh tengkurap.

"Edza!" Galih langsung turun tanpa memperdulikan bajunya yang kotor oleh lumpur langsung mengangkat Edza menjadi posisi berdiri.

Teguh,Agus dan Arif juga langsung turun melihat kondisi Edza."flltt hahahhaha muka Edza hahhaa" Agus, teguh dan Arif begitupun galih langsung tertawa terpingkal pingkal melihat wajah Edza yang sudah tak terlihat karena lumpur untungnya lumpur itu tak masuk ke dalam mata dan mulutnya.

"Ugh Napa teltawa" Edza sambil melengkungkan bibirnya ke bawah membuat mereka panik seketika.

"Ehh ehh liat de sepi nya bangun" pekik Agus langsung berlari ke arah sepi namun karena kakinya yang terangkut lumpur dan sulit di gerakan membuat nya juga terjatuh tengkurap seperti Edza.

"Ehh bang?"pekik Arif

"Bwaaa!" Agus membalikan badannya membuat semua yang berada di sana termasuk baby Edza juga ikut tertawa yang tadi hampir saja menangis.

Baby Edzario✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang