.
.
."Edza nak kita pulang yu sayang" ucap mbok yang kini tengah melihat si kecil tengah bermain kejar kejaran bersama ketiga temennya.
Edza langsung menggeleng ribut pertanda tidak mau."Ade bobo siang dulu yu nanti abis itu main lagi ini udah panas nanti kita ke sini lagi" tutur mbok lembut mencoba membujuk si kecil.
"Ndaa mboo~~" Edza sambil menggeleng. Lalu berlari bersembunyi di belakang tubuh Galih.
"Abang Abang juga mau pada tidur siang iya kan Abang" ucap mbok melirik ketiga temen Edza.
"Iyaa de hoammm ngantuk banget tidur sing dulu yu nanti kita lanjut main lagi" ucap galih sembari mengangkat tubuh kecil Edza ke gendongan nya. Lalu memberikannya pada mbok Narti, mbok menerima baik tubuh Edza.
"Kita pulang ya" ucap mbok Edza diam sambil mengerucutkan bibirnya kesal ia tak mengantuk.
Edza menggeleng sambil mengibaskan kakinya gusar pertanda tidak mau.
"Hiks ndaa mboo" Edza mulai terisak."Sssttt iya iya sayang tapi ini sudah panas udah waktunya Edza buat bobo siang gimana kalau sebelum bobo kita jajan mau?" tanya mbok, Edza mengangguk sambil terisak.
Mbok tersenyum mengusap pipi berair itu "cah Edza sekarang berhenti dulu nangisnya... senyum dulu baru jajan terus paypay ke abangnya mana?" ucap mbok Edza menurut dan mulai tersenyum melambaikan tangannya pada ketiga abangnya yang sedari tadi hanya tersenyum gemas melihatnya.
"Papay Ade jangan lupa tidur siang yang nyenyak ya" ujar Agus sambil melambaikan tangan
"Papay Ade" galih dan teguh bersamaan.
Mbok segera berjalan sembari menggendong tubuh kecil Edza menggunakan pengais nya sambil sedikit menimang si kecil berharap mau tertidur.
"Mbok mau pulang?" Tanya Gita berlari ke arah mbok Narti.
"Iyo ndo" jawab mbok sedanya sambil menimang Edza yang sekarang matanya sudah menyayu menatap Gita polos sambil bersandar pada dada si mbok.
Cup
"Bobo ya sayang...ouh iyah mbok di sini aja Edza tidurnya,Edza tuh udah mau tidur" tawar Gita.
"Eeh ngga usah ndo di rumah mbok saja lagian kan di rumah kamu lagi banyak tamu dari luar di tambah juga aga rame di sini banyak yang nonton nanti takutnya Edza ke bangun tau sendiri kan Edza kalau kurang tidur rewelnya kaya gimana" ucap mbok sambil terkekeh.
"Iyaa juga sih mbok kalau gitu ini bawa ajah payung Gita, kasian Edza pasti kepanasan, serab udah terik juga matahari nya" ucap Gita memberikan payung miliknya.
"Ngga enak jadi nya makasih ya ndo" ujar mbok sambil tersenyum lembut menerima payung yang Gita berikan.
"Iyaa mbok sama sama"
"Ya udah mbok pulang dulu ya" ucap mbok Gita mengangguk dan melambaikan tangannya pada Edza, sedangkan Edza hanya menatap polos sambil menguap karena mengantuk.
Mbok berjalan ke arah rumah nya tak lupa untuk mampir membeli jajanan untuk Edza karena ia sudah menjanjikan nya tadi. "Edza mau jajan apa sayang?" Tanya mbok sambil melihat lihat kue yang bergantungan itu.
"Ehh si bayi mau jajan apa gembul" ucap Tia ibu dari teguh, orang tua teguh memang mempunyai usaha berjualan jajanan jajanan anak kecil di depan rumahnya.
"Ni za au ni" cicit Edza menunjuk ciki dan beberapa makanan berbahan gula seperti permen.
"Peremennya satu saja ya sayang nanti gigi Edza bisa kit kalau banyak banyak" ucap mbok. Edza hanya menurut dengan menghentikan permennya dengan biskuit.
"Udah ini aja?Edza nya yang mana lagi nak?" Tanya embok dan di angguki oleh Edza sambil memeluk posesif piwpiw dan janananya lalu menyandarkan kembali kepalanya pada dada sang mbok.
"Jadi tiga ribu aja mbok" mbok segara memberikan uangnya pada Tia, setelahnya ia kembali berjalan untuk pulang.
.
.
Sesampainya di rumah mbok segera membaringkan tubuh kecil Edza ke ayunan hati hati takut membangunkan si kecil yang sudah tertidur pulas itu.
"Eunghh..." Lenguh Edza menggeliat tak nyaman.
"Ssttttt" mbok sambil mengayun kan ayunannya agar Edza tertidur kembali. Setelahnya mbok mengambil Snack dan jajanan milik Edza lainnya yang di peluk si kecil lalu meletakkannya di atas bufet dan hanya menyisakan piwpiw yang di peluknya.
Mbok merebahkan dirinya di samping ayunan Edza berada dengan menggelar tikar dan bantal untuknya tidur, sembari mengayun kecil Edza mbok akhirnya ikut terlelap menyusul si kecil ke alam mimpi.
.
.
"Aiss gila panas banget cok" keluh Denis
"Tidur siang enak nih" Hendra sambil merebahkan tubuhnya di gubuk tengah sawah setelah memberikan patokan untuk siswa siswi menjelajah besok.
"Sejuk juga jadi ngantuk" ucap El yang tiba tiba ikut berbaring kebetulan lima pemuda itu memang sudah selesai menyelesaikan tugasnya tentu di bantu para anggota DP (dewan penggalang) lainnya.
"Di sini adem tapi kayanya lebih adem di Sono ngga sih" tunjuk Denis pada sebuah rumah yang terdapat pohon besar di belakangnya.
"Iyaa ada gubuknya juga ke sono yu" Hendra bersemangat di sana juga terdapat sebuah ayunan terbuat dari ban membuat suasana nya begitu menyenangkan untuk beristirahat.
"Jangan sembarangan di tempat orang" jelas Al tiba tiba
"Ya elah lagian udah pada tau ini Al kita dari kota yang lagi kemah" Denis
"Lagian ini kerjaan kita belum beres ayo ke perkemahan" ajak Al lagi.
"Al ini tuh waktunya istirahat ngga usah berlebihan amat di sana juga banyak ko anggota DP sama senior senior kelas tiga jadi lu ngga usah khawatir" Hendra panjang lebar.
"Tau nih lagian juga Lo mau ngapain lagi kan ini tinggal makan siang terus istirahat sampe sore" tambah Denis.
"Okke lah ayu kita ke rumah itu keliatan nya juga sepi nanti kalau ada orangnya ya tinggal minta ijin ajh gubuk ini terlalu kecil soalnya Lo Lo pada berdua mau pada tiduran juga kan" ucap El. Lalu bangun dan menarik sang kembaran untuk menuju rumah itu di ikuti ketiga sahabatnya.
"Uwahhh enak banget sumpahhh" Denis sambil merebahkan diri.
"Gile sejuk sama bersih banget gila nih rumah" Hendra sambil mengayunkan ayunannya.
"Mau dong gua gantian" El sambil menarik Hendra
"Ckk iyaa iya baru juga gue naik bos" ucap Hendra pasrah.
"Ayunin dong"
"Nanti gantian lu ye awas lu" Hendra sambil mendorong ayunan yang di tumpangi El.
"Yuuuuuu hahahaha lagi hen kencengin" El sambil tertawa lepas.
"Ciri ciri Masa kecil kurang bahagia" celetuk Travis yang sedari tadi diam.
"Fltt iya lagi" Denis sambil tergelak.
Sedangkan Al hanya menggeleng kepala sambil tersenyum melihat keasikan saudara kembar dan sahabatnya itu yang kini sudah berganti posisi.
"Ekhem"
Deg
"Ehh?"
"Maaf ya anak anak tapi mohon jangan berisik nanti cucu mbok kebangun" ucapnya sembari tersenyum ke arah lima pemuda itu setelah membuka pintu belakang rumahnya. Ya itu mbok Narti.
"Ehh ini......mbok Narti kan?" El sambil mendekat untuk memastikan.
"Ehh Aden tau saya?" Mbok nampak terkejut.
"Mbok ini aku El... Elvaro mbok" ucap El heboh lalu memeluk tubuh mantan maid yang sering menjaganya sewaktu kecil itu.
Deg
Hay Hay hayyy jangan lupa vote comen. Lanjutin ngga nih ceritanya ntah kenapa author jadi ragu temen Temen plis kasih saran atau kasih comen pendapatnya buat cerita gini gitu gays biar author semangat lagi buat ngelanjutinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Edzario✓
Randommenceritakan kisah seorang bocah mungil yang di buang oleh kedua orang tuanya akibat tuduhan mencelakai saudara kandungnya sendiri. ia yang di cap sebagai anak haram padahal kenyataanya tidak dan saat di mana semua bukti terkait bocah mungil itu sal...