15. Hantu dari Masa Lalu

145 17 1
                                    

TW: Homophobic, Trauma


Gawin tersenyum saat membaca pesan terakhir Joss, lalu segera memasukan smartphone-nya kembali ke saku. Sudah pukul lewat setengah delapan dan MC telah menyambut banyak orang yang berkumpul di area panggung terbuka. Semua persiapan telah aman terkendali dan diambil alih para mahasiswa tinggal bawah. Jadi, Gawin tinggal menikmati acara dengan santai.

Suara jeritan penari saman melengking, tanda rentetan acara akan segera dimulai. Gawin sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan acara ini karena ia lebih suka melihat-lihat stand-stand makanan yang menjajakan berbagai macam makanan. Maka di sinilah ia berada, menilik-nilik dan menikmati aroma yang begitu menggugah selera itu.

Sejenak, Gawin memperhatikan sekeliling. Area kampus FIB telah penuh dengan lautan manusia, tak sedikit juga ia melihat mahasiswa dari fakultas lain berdatangan karena terlihat asing atau mengenakan korsa jurusannya sendiri. Memang, acara-acara di FIB adalah satu dari sekian banyak hiburan yang bisa didapatkan oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mungkur. Orang-orang banyak berguyon kalau FIB itu bukan singkatan dari Fakultas Ilmu Budaya melainkan Fakultas Ilmu Berpesta. Pasalnya, nyaris setiap minggu, entah BSO, jurusan, prodi, atau fakultas akan mengadakan banyak acara yang isinya ya... pesta-pesta. Seperti yang satu ini.

Gawin kembali mengalihkan pandangan pada jajanan. Sejurus perutnya bergemuruh lantaran belum sempat makan sejak siang tadi. Ah, sepertinya corndog itu terlihat enak... Gawin segera mendekati stand yang menjual corndog lalu ikut mengantri di belakang beberapa orang yang sepertinya berasal dari fakultas lain karena mengenakan korsa bertulisan 'Kimia'.

"Mas Gawin?"

Seseorang memanggil dan sontak Gawin pun menoleh ke belakang. dan mendapati Kaye dan Lukas datang bersama. "Oh... kalian. Baru datang?"

"Udah dari tadi, Mas, tapi tadi ketemu sama anak-anak Parwi dulu. Soalnya mereka buka stand di sana," jawab Kaye seraya menunjuk area stand merchandise yang berbeda lokasi dari stand makanan.

"Joss ndi, Win?" tanya Lukas, menyadari tak menemukan batang hidung kanca kentel-nya itu.

"Golek parkiran," jawab Gawin seraya memperhatikan bahwa sedari tadi mereka mengobrol Lukas dan Kaye ternyata bergandengan. "Kalian wis jadian?"

Lukas dan Kaye saling berpandangan lalu terkekeh. "Durung," jawab Lukas, "tadi dek ne meh ta ajak pacaran di mobil, tapi ndak mau. Kata ne mau di pantai aja biar memorable, terus bisa direkam biar dadi konten."

Kaye terkekeh-kekeh dan memandang Gawin geli. "Lumayan, Mas, adsense-nya buat modal pacaran," terangnya.

Gawin hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, melihat pasangan yang punya pemikiran di luar nalar seperti itu. Hingga akhirnya, mendadak Gawin pun teringat kalau sedang mengantri makanan dan buru-buru berbalik. Hanya saja, saat ia berbalik, ternyata seseorang yang berada di depannya tadi juga melakukan hal yang sama hingga akhirnya tabrakan itu tak dapat dihindari.

"ASU!"

Serapah nyaring itu berkumandang, sepotong corndog terlempar begitu saja ke tanah dan Gawin tersentak. Lalu, buru-buru membungkuk untuk meminta maaf.

"Ma-maaf! Maaf ya, Mas. Nanti saya ganti."

"Ya, jelas lah kudu diganti! Gila po?"

Gawin sejurus mengangkat wajahnya agar bisa berbicara lebih baik lagi dan tepat saat matanya bertautan dengan orang yang tadi ia tabrak; sekujur tubuh Gawin langsung mendadak membeku.

"Ma-Mas Andreas...."

Lukas dan Kaye yang menyaksikan kejadian itu buru-buru mendekati Gawin karena menyadari tubuh laki-laki itu sontak limbung. "M-Mas Gawin gak papa?" tanya Kaye seraya memegangi lengan Gawin.

[Joss x Gawin] HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang