#15 : Pertemuan Tak Terduga

4 2 0
                                    

Kenyataan menyakitkan berikutnya adalah ketika melihat lo bersama orang lain,

-Bryan-

Rayna menatap cermin besar di kamarnya dengan ragu. Pakaian yang ia pilih sudah sempurna, sebuah gaun simpel berwarna beige dengan bando polos berwarna senada. Namun, hatinya tak senang. Sebab, ia harus bertemu dan melakukan kencan dengan laki-laki pilihan orang tuanya yang mana telah dijodohkan dengannya.

Sebenarnya, ketika bersiap seperti ini, Rayna selalu membayangkan akan bertemu dengan Bryan, bukan Julian. Rayna sangat terpaksa dan tertekan berada di lingkaran perjodohan yang diatur oleh keluarganya ini. Ada rasa tak nyaman ketika dekat dengan Julian, rasanya seperti mengkhianati Bryan. Padahal, statusnya dengan Bryan masih belum begitu jelas.

Sudah nyaris satu bulan, Rayna mengenal Julian. Perasaan untuk Julian tak pernah ada, bahkan rasa tak nyaman mendominasi hatinya. Meskipun Julian adalah laki-laki yang ramah dan royal. Di lubuk hatinya, Rayna sudah memberikan perasaannya untuk yang lain.

Ketukan pintu kamar membuat lamunan Rayna buyar seketika. Suara yang sangat familiar terdengar dari balik pintu. "Rayna, buruan cowok lo udah nunggu!" panggil Azka, kakaknya.

"Iya, iya. Bentar lagi selesai" sahut Rayna.

Sebenarnya ia sangat kesal jika Azka selalu menyebut Julian itu cowoknya. Ada rasa tidak terima dalam hatinya. Ia keluar dari kamarnya dan mencoba memasang wajah seramah mungkin. Kemudian segera menemui Julian yang duduk menunggu di ruang tamu.

Saat Rayna melangkah ke ruang tamu, mata Julian menangkap sosok cantik Rayna yang sempurna dengan balutan gaun selutut, rambut yang tergerai, dan aksesoris yang kecil yang menghiasi tubuhnya. Julian terpana, matanya tak berkedip.

"Kak Julian?" panggil Rayna.

Julian terkesiap, "Ya? Su-sudah, siap?" tanya Julian terbata.

Rayna menangguk, "Iya, ayo!"

"Ok!"

Rayna dan Julian menuju ke sebuah Mall yang berada di pusat kota. Rayna tahu, Mall yang ditujunya adalah milik keluarga Julian. Jika mereka ke sana, sudah dipastikan tak akan mengeluarkan uang sepeserpun. Ini adalah kali keduanya di ajak Julian ke Mall, oleh karena itulah Rayna sangat tahu. Meski Julian sangat royal, tetap tak membuat perasaannya untuk Bryan runtuh.

♡♡♡

Bryan sudah siap bertemu dengan Nesya. Ia memilih Mall karena diluar cuaca sedang sangat panas-panasnya. Hati Bryan merasakan ketegangan. Ia tidak tahu bagaimana nanti menjelaskan semuanya pada Nesya. Sebab, selama ini pasti Nesya juga berpikir bahwa ia memberikan harapan yang baru.

Ketika Nesya datang, Bryan tersenyum tipis. Di balik senyumnya itu ada sebuah ketegangan yang sedang ia sembunyikan.

"Hai, Bryan!" panggil Nesya dengan nadanya yang ceria.

"Ya!" sahut Bryan, berusaha menampilkan wajah yang tenang. "Oh, ya, ini kopi buat lo,"

Nesya menerimanya, "Kita nggak duduk?"

"Biar jadi suasana baru, sambil liatin orang-orang yang lalu lalang," balas Bryan seadanya.

Setelah beberapa saat, Bryan mulai membuka diri. Tak ingin lama-lama bersama Nesya. Takut akan seseorang mengetahui itu dan menjadikan salah paham kedua kalinya.

"Sebenarnya, ada sesuatu yang mau gue obrolin sama lo," ungkap Bryan.

Nesya memperhatikan, "Iya, ngomong aja!"

Can I Be Yours?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang