Park Jimin, seorang Pengacara kasus Kriminal Bisnis yang terkenal, kaya raya, berani, dan nyaris tidak pernah kalah di meja hijau.
Jimin sempat pindah haluan menjadi pengacara perceraian selebriti, demi dapat memberi waktu lebih untuk kekasihnya.
N...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌷🌷🌷
Berita-berita tentang perkembangan penyelidikan serta penangkapan satu persatu orang-orang yang terlibat pada kasus pelecehan anak dan penjualan manusia, menenuhi headline berita TV selama sepekan penuh. Bersimpangan dengan berita-berita kampanye para calon presiden, dan kesiapan pemilihan umum.
Publik seketika putar arah dan mendukung Rebublik setelah mengetahui mantan ketua Partai Pekerja dan salah satu anggota kongres partai Demokrat yang disegani, telah terbukti menjadi peran utama dalam bisnis ilegal itu. Kini, negara juga harus menghadapi kritik dari negara luar atas kasus mengerikan yang terjadi di dalam negeri.
Di antara hiruk pikuk bencana yang terjadi, Jimin tengah duduk di hadapan Jo Mishil yang telah digiring polisi, setelah polisi menemukan syringe sisa obat bius propofol di rumahnya. Tindakan itu didasari hasil autopsi ulang dan pernyataan Taehyung yang berada di tempat kejadian, saat Jo Mishil memberikan sesuatu pada Cho Donghyun.
"Ibu, apakah ada hal yang ingin Ibu sampaikan sebagai pembelaan. Jika Ibu bukan pelaku dari pembunuhan itu, tolong katakan padaku."
Jo Mishil tengah menghadapi tuntutan berat atas tuduhan pembunuhan berencana, tetapi dia tetap bungkam selama sesi wawancara pertama. Dia hanya menyebutkan nama Jimin, sebagai orang yang akan mendengar pengakuannya.
"Apa Sera baik-baik saja, dia benar-benar masih hidup?" tanya Mishil, menatap Jimin bersama genangan bening di kedua matanya.
"Iya, Sera masih hidup dan sehat. Ibu tidak perlu khawatir, dia bersamaku."
Mishil melihat Jimin dan menduga menantunya sudah tahu lebih banyak dari yang dia kira.
"Kau sudah tahu?" tanya Mishil.
"Tentang?" Jimin balas bertanya.
"Sera adalah," Mishil menarik napas di bawah tatapan Jimin yang kelewat lurus, "anak Ayahmu secara biologis, sama sepertimu yang secara biologis adalah anak Pamanmu."
"Iya," jawab Jimin singkat. Kalau dipikir-pikir, dia dan Sera senasib. Jimin melihat kegelisahan Jo Mishil yang tidak berarti untuknya, dia lebih peduli reaksi Sera bila nanti mengetahui Mishil adalah tersangka pembunuhan Cho Donghyun.
"Ibu, setelah ini pernyataanmu akan kurekam sebagai bukti." Jimin meletakkan alat rekam di meja. "Pada malam kejadian, apakah Ibu menemui Cho Donghyun di unit apartemennya?"
"Malam itu aku menemui Donghyun, aku minta Sera datang untuk menjadi saksi perceraianku dan Donghyun." Mishil mulai memberikan kesaksian. "Seharusnya malam itu selesai dengan kesepakatan perceraian dan penyerahan warisan untuk Sera sebagai anak Donghyun secara hukum, tapi Donghyun menolaknya."
Mishil masih ingat bagaimana Donghyun menatap muak padanya, membenci putrinya padahal Donghyun sama buruknya dengannya.
"Syukurlah kau mengajukan cerai lebih dulu," kata Donghyun malam itu, duduk miring di sofa ruang tamu. "Jadi aku bisa melanjutkan hubunganku dengan Raina tanpa gangguan."