Ini sudah setengah perjalanan Dai dan Shika di jet pribadi milik keluarga Nara. Dai sudah tertidur dipelukannya setelah sedari tadi menangis.
Sementara itu suasana hati Shikamaru masih sangat buruk, ada rasa kesal dan marah dalam hati nya saat Hinata benar-benar tidak kembali ke apart Shika setelah dia pergi dari apart Ino.
Hinata benar-benar tidak pulang bersama mereka, Hinata bahkan tidak datang untuk sekedar mengucapkan 'hati-hati dijalan.' atau apa lah itu.
Shikadai bahkan sedari bangun selalu mencari keberadaan Hinata. Shika bahkan harus sedikit memaksa Dai karena dia merengek tidak mau kemana-mana kalau tidak ikut neechan Hinata nya.
"Hahhh." Shikamaru menarik nafas berat. Shikamaru jadi semakin merasa bersalah pada Temari, dulu saat Temari belum meninggalkannya, Shikamaru merasa bersalah karena dia selalu menempatkan bayang-bagang Hinata menjadi pembatas dalam hubungan suami-istri mereka.
Shika semakin merasa bersalah saat kali ini pun bayangan Hinata selalu memanggilnya saat dia mulai fokus memikirkan Temari.
Saat Temari meninggalkannya, Shikamaru sudah berjanji akan mencoba lebih keras lagi membuat hubungan suami istrinya dengan Temari semakin nyata dan semakin kuat, tapi lihatlah lagi-lagi dia menjadi orang brengsek yang langsung berubah pikiran saat kembali menemukan Hinata.
Bahkan saat ini, walaupun sedang marah dan kesal pada Hinata, Shika berencana akan menjelaskan hubungannya dengan Hinata pada Temari. Shika sepertinya tidak akan pernah bisa menyangkali kalau dia benar-benar sangat mencintai Hinata.
"Aku merindukanmu." Sendu Shikamaru sambil mempererat pelukannya nya pada Dai.
"Hinata.." ucapnya, padahal mereka baru 6 jam yang lalu tidak ketemu.
***
"Berhentilah menangis Dai kun""Hikssa, tousan bohong. Katanya kalau Dai udah bangun, neechan dan otouto akan datang. Hiks..."
Shikamaru tidak tau sejak kapan anaknya yang dulu selalu terlihat cool kini jadi sangat manja seperti ini. Mereka kini sudah diperjalanan menuju ke kediaman Nara dari bandara, dan Dai masih betah menangis sejak bangun tadi.
"Berhentilah menangis ya, sebentar lagi kita bakalan ketemu kaasan. Dai kun bahagiakan katemu kaasan?"
Dai mengangguk cepat sambil mengusap air matanya. Shikamaru terkekeh, putra kesayangannya ini ternyata bisa juga terlihat sangat menggemaskan seperti saat ini.
"Tapi tousan.. Dai rindu neechan." Dai menunduk sendu.
"Bersabarlah beberapa hari ya, neechan mu itu akan segera pulang ke rumah kita lagi."
"Boleh kita telepon neechan?"
"Hmmm" Shikamaru menarik nafas dalam. Egonya menahannya untuk tidak menghubungi duluan, kalau bukan karena egonya, tadi dia akan terus membujuk Hinata untuk ikut pulang bersama mereka, atau paling ngga menemui dan meminta maaf pada Hinata sebelum berangkat, dan bahkan dia sangat menderita menahan diri untuk tidak menghubungi Hinata sedari tadi.
Shikamaru menatap mata berlinang putranya yang terlihat memohon.
"Hahhh" Shika membuang nafasnya kasar, sepertinya Hinata masih marah padanya terbukti dari panggilang video nya yang tidak diangkat Hinata dari tadi.
"Dai tidak berhenti menangis dari tadi."
Shikamaru mengirimkan pesan singkat itu ke Hinata dan senyuman tipis tersungging dibibirnga sesaat kemudian, karena ada panggilan video dari Hinata. Shikamaru tau, Hinata mungkin boleh menolak nya, tapi Hinata tidak akan sanggup menolak Dai, Shika berani taruhan Hinata pasti sangat menghawatirkan Dai kun saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Its You
Hayran Kurguhanya tentang hyuga hinata dan nara shikamaru yang bertemu saat mereka sama-sama takut untuk mencintai lagi @credit pada semua pemilik picture yang aku gunakan di book ini tanpa izin.