LAMN chapt 5

4.5K 343 23
                                    

Vote nya jangan di satu chapt doang dong hehe semua yaaa❤

Jule POV's a.k.a Author POV's

Roni mencekal tangan Ziko. Menatapnya tajam namun penuh kerinduan. Sebaliknya, Ziko menunduk diam membisu tak berani menatap Roni kembali. Walaupun ia tau, saat ini Roni sangatlah mempesona dengan keringat yang mengalir di wajahnya akibat mengejar dirinya. Bulir bulir keringat nan menggoda itulah yang membakar birahi.

"Lo kenapa selalu ngehindar dari gue Zik?! Gue punya salah apa sama lo?" tanya Roni sedikit ngos-ngosan.

"Apa gue nyakitin lo? Apa gue utang sama lo? Apa gue bikin lo gak nyaman? Apa gue bikin lo risih? Apa gue-.."

"No!" Potong Ziko "lo gak salah apa-apa kok Ron" jawab Ziko masih menunduk dengan wajah bersalah.

"Lo bohong, tatap gue kalo lo emang jujur.." tangan Roni terulur memegang dagu Ziko menaikan wajahnya agar bisa menatap Roni.

"Gue..gue.." Ziko gelagapan, masih bingung harus mengatakan sejujurnya kah tentang perasaannya? Atau akan tetap bungkam?

Ziko geleng-geleng menghilangkan semua pemikirannya. Dia gak mau persahabatannya putus karna satu langkah yang salah. Tak terasa air asin mengalir di pipi mulus Ziko tanpa aba aba darinya.

"Sssttt.. lo kenapa nangis Zik? Cerita sama gue pliss gue gak mau liat lo nangis..." Roni mendekap Ziko yang terlihat sangat rapuh saat ini, bukannya berhenti tapi tangisan Ziko semakin menjadi di dada bidang Roni.

"Sssssttt.. udah dong, gue gak mau orang yang gue sayang nangis" bisik Roni di telinga Ziko sambil mengusap pucuk kepalanya.

Deg!

"Maksud lo?" Ziko melepaskan diri dari dekapan Roni. Menengadah menatap Roni penuh tanya.

"Ermm anu.. gue.. iya gue sayang sama lo.." Kata Roni terbata bata.

"Mungkin emang sekarang waktunya gue ungkapin perasaan gue, hufftt.. tarik nafas.. hembuskan..oke" batin Roni berkata.

"Mungkin emang ini bukan moment atau timing (baca;waktu) yang tepat buat ngomongin ini sama lo Zik.." Roni menjeda perkataannya sebentar. Menenangkan debaran jantungnya yang berdegup kencang bak benderang.

"Gue harap lo bisa terima gue apa adanya setelah gue bilang tentang ini ke elo.." Ziko menatapnya sendu dan bertanya-tanya dalam hati kemana arah pembicaraan Roni ini. Terlihat Roni sangat gugup dan sesekali menghembuskan nafas kasar.

"Ziko.. gue sayang sama lo.."

"Gue cin-.."

"Zikooooo...!!!" Toni menginterupsi percakapan dua lovebirds itu. Keduanya pun menoleh ke sumber suara yang orangnya pun sedang berlari ke arah mereka.

Dalam hati Roni menggeram kesal karena ia tidak jadi mengutarakan perasaannya kepada Ziko setelah mengumpulkan keberaniannya tadi. Tapi apa daya, mungkin ini belum saatnya Roni mengaku akan rasa cintanya. Akan tetapi, Roni berjanji secepatnya ia harus mengatakannya.

"Heeeh..!! Kalian berdua tuh udah kayak film india tau gak!! Kejar-kejaran gak tau tempat dan situasi.." omel Toni sesampainya di depan Roni dan Ziko yang menatapnya datar.

"Eh.. eh.. Ziko.. lo nangis?!" Toni melihat Ziko meneliti. Lalu beralih menatap Roni tajam. "Ron! Lo apain sahabat gue hah?! Lo mau perkosa dia ya?!"

"Semena-mena lo kalo ngomong gak dipikir dulu! Gue tau tempat kali" kata Roni sambil menonyor kepala Toni. "Kalau-pun gue mau merkosa Ziko pastinya ya di kamar lah, bukan di depan gerbang gini diliatin banyak orang!!" lanjut Roni slengean.

Look at me now! (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang