LAMN chapt 10 - Confused

1.9K 142 10
                                    


Roni gelisah mencari keberadaan Ziko. Ia berlari kesana kemari dan bertanya kepada orang-orang yang lewat. Hingga handphonenya berdering.

"Hallo."

"Selamat siang, apakah benar ini kerabat dari saudara Ziko Ayzka?"

"Iya benar, ini siapa ya?" dahi Roni berkerut bingung.

"Maaf bisakah anda datang ke Rumah Sakit Permata Citra, dikarenakan saudara Ziko mengalami kecelakaan dan keadaannya cukup parah"

Boom!

"Hah? Baik baik saya segera kesana!"

Roni panik, dia kalut dan lari menuju kampusnya untuk mengambil mobil yang diparkirnya. Mencaci maki mobil yang melaju pelan didepannya. Apalagi saat ini adalah waktunya pulang kerja, dimana jalanan sangat ramai dan padat.

Sesampainya di Rumah Sakit, Roni langsung menuju Unit Gawat Darurat. Bertanya kepada petugas disana dimana kekasihnya berada. Hingga akhirnya ia diantar menuju salah satu ruang dimana tubuh Ziko terkulai lemas penuh alat penunjang.

"Sayang maafin aku, please bangun!"

Roni hanya bisa menatap kekasihnya dari balik kaca ruangan itu. Air asin itu dengan nakalnya menyusup keluar dari matanya tanpa ijin. Ia ingin menyentuhnya dan meminta maaf hingga terasa sangat menyakitkan.

Seorang suster mendatangi Roni dan memintanya untuk melakukan registrasi atas nama pasien Ziko. Menyerahkan barang-barang milik Ziko, dan menghubungi kerabat terdekat. Bahkan saat Roni memberitahu Mamah Nira, reaksinya sangat hiateris dan Roni yang dicaci maki, walau ini memang salahnya.

Dua minggu berlalu begitu saja. Dua minggu ini juga Ziko tak kunjung bangun dari mimpinya. Dua minggu ini juga Roni selalu mampir ke ruang inap Ziko sebelum berangkat kuliah. Sekedar berbincang tentang hari kemarin yang ia lalui.

Orangtua Ziko juga sudah kembali ke kotanya, namun akan segera kembali saat urusan sudah selesai. Jangan kira mereka tak marah saat tau anaknya kecelakaan, dan juga pacaran dengan seorang lelaki. Mereka murka! Tapi apa daya, marah pun tak membuat Ziko segera membuka matanya. Akhirnya, untuk saat ini mereka akan menerima keadaan hingga Ziko kembali sadar.

Tangan itu menggenggam handuk kecil setengah basah, kemudian diusapkan ke permukaan kulit tangan lelaki yang amat dicintainya. Perlahan dan hati-hati. "Kau tau sayang? Seminggu lagi akan diadakan festival kampus. Itu lho yang di ikuti semua fakultas. Pasti seru!"

"Apalagi kalau ada kamu menemaniku."

"Nah! Selesai! Kau menawan dan begitu indah!"

"Aku tau selama ini kamu mendengarku sayang, hanya kamu enggan bangun dari tidurmu." Sembari tangan Roni membenarkan anak rambut di dahi Ziko.

"Tak apa, aku akan selalu menunggumu. Tapi jangan lama-lama ya?" sebuah kecupan mendarat di kening sang kekasih.

"Oke, karna kamu sudah mandi, sudah wangi dan ganteng. Aku mau pamit berangkat kuliah dulu ya sayang. I love you Ziko Ayzka."

Senyum sendu mengantar Roni sampai ke kampus pagi ini. Setiap pagi setelah mengunjungi Ziko, ia merasa rindunya semakin bertambah. Ia tak bisa hidup normal kembali seperti sebelum kejadian itu. Tak ada yg membuat ia semangat menjalani aktivitas perkuliahannya jika tak ada Ziko disisinya.

Apakah ini takdir untuk dirinya?

Takdir, jika ia tak bisa lepas sebentar pun dari Ziko?

Kalau memang benar, ia sangat senang dan sedih bersamaan. Karna melihat Ziko terkulai tak berdaya membuatnya kacau. Rindu itu menyiksa Roni perlahan.

Look at me now! (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang