Part 8

251 29 4
                                    

Tegang.

Suasana didalam ruangan sekarang begitu tegang, ketika tak ada satupun yang membuka suara. Mereka duduk dengan perasaan was-was, saat orang yang ditunggu tak juga datang. Dan yang merasa paling gelisah saat ini adalah Fort Thitipong sendiri. Karena rapat kali ini menentukan akan seperti apa pria itu menjalani hidup setelahnya. Apakah akan tetap sebagai pecundang seperti saat ini? Atau mungkin akan menjadi seorang pemenang yang akan berdiri di atas semua orang nantinya!

"Apa Khun Peat akan datang?"

"Tentu saja, Khun Peat hanya akan sedikit terlambat."

Walau mendengar pembelaan yang diberikan pekerja Peat, namun Fort tak dapat menghilangkan kegelisahan yang dirasakannya. Sebelum melihat pria cantik itu berada didalam ruang rapat, maka dia tak akan berhenti merasa gelisah. Mengingat walau terkahir mereka bertemu dihabiskan dengan kegiatan panas sampai pagi, namun Fort tak bisa menghilangkan bayangan pria yang bersama Peat sebelumnya. Dia merasa Peat akan menggantikan posisinya kapan saja dengan orang lain, dan Fort tahu dia lebih dari mampu untuk melakukan itu.

"Khun Fort, tenanglah. Seorang Bos besar terlambat di sebuah pertemuan itu hal lumrah, karena itu berarti dia orang penting."

Mencoba menenangkan, Kepala Divisi Fort berbicara tentang betapa lumrahnya seseorang sepenting Peat untuk terlambat dalam sebuah rapat yang terjadwal. Orang di posisi atas memiliki hak untuk terlambat, tak datang bahkan membatalkan tanpa pikir panjang. Apalagi jika perusahaan mereka lah, yang meminta untuk adanya pertemuan kali ini.

Cklek!

Pintu ruang rapat terbuka, menampilkan Peat dengan Aya sang sekretaris. Mereka berjalan dengan tenang memasuki ruangan, lalu mendatangi tempat Fort duduk. Namun yang Peat pertama sapa justru sang Kepala Divisi, melakukan basa-basi atas keterlambatannya.

"Maaf, Khun. Saya datang begitu terlambat."

"Tidak, tidak. Anda tidak terlambat sama sekali, Khun Peat. Tenang saja."

Peat kemudian duduk dengan tenang, lalu mempersilahkan yang lain untuk juga mengambil tempat seperti dirinya. Menatap kearah Fort, Peat memberikan senyuman kecil sebelum kembali mengalihkan tatapan kearah pria tua disamping pria itu.

"Wajahnya begitu merah." Berbisik lirih.

Sedangkan Fort tak sekalipun mengalihkan tatapan dari Peat, melihat bagaimana sekarang wajah pria cantik itu yang terlihat sedikit berbeda. Walau Peat terlihat seperti berusaha keras untuk menutupi semua itu, dengan sesekali berdehem kecil. Namun saat wajah cantik itu memerah, dengan napas yang terlihat tak beraturan. Hal tersebut tak luput dari perhatian seorang Fort Thitipong.

"Baiklah, kalian bisa memulai persentasinya."

Peat mempersilahkan, sehingga Fort mulai maju dan berdiri dihadapan semua orang. Memulai persentasi dari dokumen kerjasama yang mereka ajukan, dan semua orang mulai terfokus padanya. Fort melakukan persentasi dengan lancar, bahkan begitu luar biasa. Menghasilkan tepukan tangan riuh, yang datang dari Peat dan yang lainnya. Membuat pria itu menjadi lebih percaya diri, ketika mengakhiri segala presentasi yang dilakukan.

"Wow, Khun Fort melakukannya dengan begitu baik."

"Anda terlalu memuji, Khun Peat."

Lalu, rapat berjalan dengan lancar. Peat menyetujui hampir semua hal yang ditawarkan, membuat atasan Fort merasa begitu puas. Dan sebagai akhir kesepakatan atas kerjasama yang terjalin, posisi Fort berubah. Dari yang sebelumnya hanya salah satu karyawan biasa pada Divisi Perencanaan, sekarang berubah menjadi Ketua Divisi. Sedangkan Ketua Divisi sebelumnya dipindahkan ke Kantor cabang lain, dengan posisi yang jauh lebih tinggi sekarang.

(Not) Love (FortPeat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang