Part 10

571 35 9
                                        

TUK!TUK!TUK!

Pulpen yang terselip pada jemari lentik diketuk pelan diatas meja kayu, mata dibalik lensa membaca kata demi kata yang tertulis pada dokumen kesepakatan. Peat tengah berada di mode serius, saat dia harus memeriksa dokumen yang harus sudah selesai besok pagi-pagi sekali. Pekerjaan yang tak dapat ditunda barang sedikitpun, Aya bahkan mengingatkan nya berulang kali sebelum pergi tadi. Sehingga kini membuatnya mengabaikan Fort, pria tampan yang sebelumnya dia nantikan untuk bertemu. Namun justru berakhir duduk terdiam dipinggir ranjang, melihat Peat dengan pandangan tak sekalipun beralih.

Tidak, Fort tidak sedang marah atau merasa keberatan karena pengabaian. Fort justru senang saat melihat Peat begitu serius dengan pekerjaannya, membuat pria cantik yang kini tengah mengenakan kacamata dengan frame putih itu terlihat berkali-kali lipat lebih menarik. Saat Peat begitu serius menekuni pekerjaan nya, menjadi pemandangan favorit Fort. Ketika dia terlihat menawan, juga sungguh berwibawa tanpa perlu melakukan hal lainnya. Pria tan sepertinya telah menempatkan Peat menjadi standar keindahan di matanya kini.

"Akan ku tuangkan, Khun."

Mendongak, Peat yang kehabisan wine pada gelasnya sedikit mengeram kesal. Namun kekesalan itu hilang seketika ketika Fort sudah berada disampingnya, juga siap menuangkan cairan merah pekat memabukkan itu. Berhasil membuat suasana hati Peat membaik dengan begitu cepat, dan dia bahkan tersenyum begitu lebar saat Fort berdiri tepat dibelakangnya lalu mulai memijat bahunya. Membuat Peat menjadi rileks kembali, ketika rasa letih berkurang sekarang. Fort benar-benar pintar mengambil hati Peat.

"Bosan menunggu ku?"

"Tidak sama sekali. Aku bahkan suka melihat Khun bekerja, kau terlihat luar biasa."

SREETT!CUP!

Peat yang sebelumnya mendongak, untuk melihat wajah Fort dengan lebih jelas. Kini menarik kerah kemeja pria tan, lalu menyatukan kedua belah bibir. Hanya sebuah pagutan lembut, karena dia harus menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu jika ingin melakukan hal lebih.

"Sedikit lagi, setelah itu aku adalah milikmu!"

Mengangguk patuh, Fort suka mendengar kalimat yang Peat gunakan. Dia menjadi sedikit bersemangat, mendengar bahwa Peat seperti akan membiarkannya memegang kendali malam ini. Sehingga bak anak baik nan patuh, Fort kembali ke tempat semula. Melakukan kegiatan seperti sebelumnya, mengagumi Peat dengan sepenuh hati.

BRUUGG!

Meraih pinggang Peat, guna menjaga keseimbangan pria cantik yang baru saja mendudukkan diri diatas pangkuannya. Fort tersenyum lebar, ketika Peat mulai membelai sisi wajahnya. Mengelus lembut pipi serta bibir tebal Fort, memainkan dengan jemari lentik. Menjulurkan lidah, Fort menjilat jari Peat. Pertama ujung, lalu mulai naik ke pangkal. Berakhir pada ruas jari, menjilati seolah itu sebatang permen yang terasa amat manis.

"Aku belum mandi, Fort."

"Khun ingin aku mandikan?"

Peat awalnya tertawa, mendengar lelucon yang Fort ucapkan. Namun saat Fort masih menatapnya dengan isyarat bahwa dia tengah menunggu jawaban dari nya, Peat jadi tahu bahwa Fort serius dengan pertanyaan nya itu.

"Kau sungguh akan memandikan ku?"

"Tentu, aku akan menggosok seluruh tubuh Khun dengan sabun dan anda hanya harus diam membiarkan aku melakukan semua nya. Bukankah terdengar menyenangkan Khun Peat?"

"Tidak buruk."

SREETT!HAP!

Dengan hanya dua kata terakhir, menjadi tanda persetujuan. Sehingga sekarang Fort mengangkat tubuh Peat dengan mudah, menggendong koala. Membiarkan Peat mengaitkan kedua kaki pada pinggang Fort, sedang dua tangan memeluk erat lehernya. Pria tan berjalan kearah pintu disudut ruangan, ruangan lain didalam sana. Bukan kearah bathub, tapi Fort kini lebih memilih ruang kecil yang terpisah oleh kaca transparan. Shower menjadi pilihan, saat Fort lebih menginginkan ruang sempit itu dibanding bak keramik ditengah ruangan.

(Not) Love (FortPeat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang