Part 4

252 20 0
                                    

Menarik dasinya lepas, sekarang Peat mengalihkan fokus pada pakaian Fort yang masih terpasang lengkap. Pertama jas, Peat cukup kesulitan membukanya. Dikarenakan posisi Fort yang tengah tiduran di atas sofa, dengan dia yang duduk tepat diperut pria tan itu. Berhasil dengan jas, Peat melanjutkan ke dasi lalu kancing kemeja. Dan entah sejak kapan, Peat justru sudah telanjang bulat. Sepertinya Fort tak hanya tinggal diam, ketika dia melakukan itu dengan begitu cepat dan cekatan.

"Hey, Khun Fort...ughhh...bukankah aku menyuruhmu untuk diam?"

Fort mendongak, melihat wajah memerah Peat yang terlihat begitu seksi dari bawah sini. Dia tak mungkin hanya diam menerima saja bukan, ketika pria cantik terlihat terlalu menggoda untuk diabaikan. Sehingga tanpa peduli protes dari Peat, Fort tetap menggerakkan tangan. Satu jari meluncur masuk dengan lancar, dalam lubang sempit Peat.

"Khun Fort~"

"Bukankah itu terasa nikmat, Khun Peat?"

Dan sekarang sudah dua jari yang masuk disana, namun Fort tak memberi jeda sedikitpun. Dia mulai melakukan gerakan keluar masuk, pertama terasa sulit. Tetapi lama kelamaan lubang Peat semakin licin, membuat jari Fort dapat bergerak dengan lancar. Sedang Peat yang dipermainkan seperti itu menggelinjang nikmat, turut menggerakkan tubuh naik turun seirama gerakan tangan Fort.

CUP!

"Bukankah sudah aku katakan untuk hanya diam saja...ngghh."

Setelah mencuri ciuman singkat, Peat mengambil kondom diatas nakas. Menggigit untuk membukanya, Fort yang melihat semua itu merasa Peat benar-benar sangat seksi. Bahkan puluhan wanita yang dia tiduri, tak ada yang bisa menandingi kecantikan dari wajah terangsang itu.

"Aku suka rasa Strawberry~"

Peat mengerling nakal, lalu mulai memakaikan kondom dengan rasa strawberry itu pada penis Fort. Dan tanpa menunggu aba-aba, dia mulai memasukkan penis besar itu kedalam lubang sempitnya. Sedikit demi sedikit, sampai sekarang penis panjang itu masuk seutuhnya.

"Ughh, terasa penuh~"

Brengsek, Fort mengumpat dalam hati. Saat penisnya sekarang dijepit dengan begitu kencang, namun terasa amat sangat nikmat.

"Bukankah terasa nikmat?~"

Sempat-sempatnya bertanya ditengah situasi seperti itu, Peat benar-benar terhibur dengan wajah memerah Fort. Lalu mulai menggerakkan tubuh, naik dan turun dengan ritme selaras.

"Aaahh...aaahh...aaahh...ini sangat nikmat~"

Fort mulai turut menggerakkan pinggulnya, mengikuti irama permainan Peat. Dia bahkan memegang pinggang sempit Peat, guna membantu pergerakan pria cantik itu agar semakin cepat. Naik turun, terus menerus. Suara desahan mulai memenuhi ruangan, jangan lupakan suara kulit bertubrukan bersahutan tanpa jeda. Fort yang melihat wajah berkeringat dan memerah Peat, merasa pria itu terlihat begitu berbeda dari penampilan biasanya.

Jika biasa dia terlihat elegan dan berwibawa, maka saat seperti ini dia terlihat cantik dan menggoda.

"Aku akan sampai."

Berbisik ditelinga Peat, Fort menarik pria cantik itu lalu menciumnya dalam. Menggigit belah bibir bagian atas dan bawah bergantian, kemudian melesakkan lidah. Mengeksplorasi setiap sudut mulut Peat, namun dengan tetap mempertahankan tempo pergerakannya.

"AAKKHHH."

Dan pada akhirnya mereka mencapai klimaks bersamaan, Peat menyemprotkan spermanya tepat mengenai perutnya dan perut Fort. Sedang pria tan itu merasa, kondom yang dikenakan sekarang penuh dengan cairannya itu.

***

"Hey, Fort. Bagaimana kau bisa melakukannya?!"

Lehernya diapit kencang, lalu seruan itu didapatkan. Dia baru saja keluar dari ruangan Ketua Divisi, namun teman cerewetnya itu sudah mulai merecokinya. Walau sekarang Fort tak merasa keberatan, karena suasana hatinya sedang sangat baik. Pria itu berhasil mendapatkan kontrak dengan BF Company, hal yang begitu luar biasa.

(Not) Love (FortPeat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang