DRRTT! DRRTT! DRRTT!
Peat yang tengah serius memeriksa dokumen, harus terintrupsi oleh getaran dari telpon genggam. Ingin mengabaikan, namun melihat nama yang kini terpampang membuat Peat harus rela melepaskan pekerjaan. Lalu meraih benda datar, kemudian mengangkat panggilan. Menyapa orang diseberang, tak lupa menanyakan keinginan.
"Halo, Eul. Ada apa?"
"Peat, datang ke tempatku ya.~"
"Ketempat mu? Kapan?"
"Nanti malam, kau ada waktu kan Peat?~"
Berpikir sejenak, Peat sebenarnya sudah memiliki janji dengan Fort. Mereka akan makan malam bersama, itu janji pertama yang mereka lakukan bukan bertujuan untuk melakukan seks. Peat mengundang Fort untuk sebuah makan malam tak formal, guna mengenal lebih dekat partnernya itu. Tetapi dengan permintaan Noeul yang seperti ini, maka Peat tak mungkin bisa menolak keinginan sahabatnya itu. Sehingga dia kemungkinan besar membatalkan janji dengan Fort, dan lebih memilih menemui Noeul kemudian.
"Jangan bilang kau memiliki janji dengan pria besar itu, Peat?!"
Tebakan yang benar, Noeul sepertinya mudah sekali membaca Peat. Sehingga sampai dimana dia bisa menebak pria cantik itu, bahkan tanpa mereka harus bertatap muka. Membuat Peat merasa tak dapat menyembunyikan apapun dari Noeul, ketika tanpa memberitahu sekalipun pria mungil itu pada akhirnya akan tahu.
"Hanya janji makan malam, aku bisa menundanya."
"Bagaimana dengan makan malam bersama dengan kami juga, kau tidak keberatan Peat?"
"Makan malam dengan kalian? Kau tidak sedang merencanakan sesuatu kan Eul?"
"Hanya hal menyenangkan, tenang saja Peat. Aku tidak akan mengganggu pria besar mu itu, jadi tenanglah."
Anjuran Noeul untuk tenang, justru membuat Peat jadi kepikiran sekarang. Jika dia membawa Fort makan malam dengan mereka, kira-kira hal apa yang akan dilakukan sang sahabat. Begitu-begitu Noeul sering kali melakukan hal diluar akal sehat, sehingga Peat sedikit waspada. Dia harus bersiap dengan apapun yang akan coba Noeul lakukan, walau pada akhirnya dia hanya akan menerima semua itu tanpa keberatan. Namun melakukan langkah pencegahan terdengar lebih baik, dari pada menerima begitu saja.
"Kalau begitu sampai jumpa nanti malam, Eul."
"Tentu, Peat. Sampai jumpa nanti malam "
Peat menutup telpon, ketika pada akhirnya dia menerima ajakan Noeul. Lebih baik mencegah dari sisi Peat saja, saat Noeul jauh lebih keras kepala untuk diperingatkan. Sehingga Peat mungkin akan mewanti-wanti Fort, pria besar itu setidaknya lebih bisa diajak bicara. Memberitahukan tentang makan malam yang berubah, juga tentang Noeul yang juga akan turut serta didalam nya. Dan tak lupa memperingatkan pria besar itu, bahwa Noeul mungkin akan melakukan hal yang tak akan dia sukai.
CKIITT!
Mobil mewah berwarna hitam itu berhenti tepat didepan gedung tinggi bertingkat, dua orang pria keluar dari bangku penumpang. Jas berwarna hitam membalut tubuh dengan begitu sempurna, penampilan amat sangat luar biasa. Peat menggandeng tangan Fort, ketika mereka memasuki gedung. Itu Hotel yang sama tempat acara satu minggu yang lalu, Fort bahkan masih mengingat cara sambutan yang dia terima.
"Selamat malam Khun, Khun Noeul sudah menunggu anda di atas."
Namun lihat sekarang, saat Fort masuk bersama Peat hampir semua pegawai di lantai satu menyambut mereka. Membungkuk hormat seolah mereka tamu istimewa, walau hal itu tak sepenuhnya salah. Mengingat Peat salah satu orang penting, juga yang memiliki hubungan begitu dekat dengan pemilik Hotel ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Love (FortPeat)
FanfictionHubungan simbiosis mutualisme, itulah yang tengah terjalin diantara mereka berdua. Peat Wasuthorn pengusaha muda kaya raya yang selalu haus akan sex, bertemu dengan Fort Thitipong karyawan biasa yang ingin merubah kehidupan menyedihkan dengan cara a...