Part 5

697 42 4
                                        

"Tiga puluh menit...nggghh."

Buku-buku jari memutih, saking eratnya dia meremas besi pegangan pada tangga. Kakinya terasa lemas, saat jemari panjang terus menerus melakukan penetralisir pada lubangnya. Peat mendesah kecil, untuk setiap gerakan menggunting yang Fort lakukan. Pria cantik itu tak tahan lagi, jika lebih dari ini maka dia akan mencapai klimaks hanya dengan jari besar Fort saja.

"Ngghh...a-aku hanya punya waktu tiga puluh menit, jadi cepat m-masukkan...Aakkhh"

Tanpa menunggu Peat menyelesaikan kalimatnya, Fort sudah terlebih dahulu mengganti jari dengan penis besarnya. Dia memasuki lubang Peat dengan mudah, mengingat pria itu sudah sangat basah. Lalu mulai memompa, melakukan gerakan maju mundur dengan keras dan kasar. Membuat suara desahan Peat, semakin keras sekarang.

CUP!

"Tahan suaramu, Khun Peat. Jika tidak, kita akan tertangkap basah oleh karyawan yang lain."

Mencium sesaat, Fort melakukannya hanya untuk mengejek pria cantik itu. Lalu memacu gerakannya kembali, tak membiarkan Peat untuk mengambil napas dengan mudah. Selain itu, dia juga merasa begitu bersemangat. Ingin mencapai klimaks dengan menyemburkan spermanya pada lubang Peat, karena rasa puas itu terasa tak ada tandingannya.

"C-cium aku lagi."

Berciuman kembali, sekarang dua lidah itu saling membelit satu sama lain. Mereka berciuman tanpa mengurangi tempo sedikitpun, sehingga Peat tetap mendesah dalam ciuman mereka. Saat sweet spot nya terus ditumbuk tanpa jeda, membuat kakinya lemas karena hampir mencapai klimaks.

CKLEK

"Hhmmpp"

Fort membekap mulut Peat, begitu mendengar suara pintu pada tangga darurat diatas dibuka. Salah satu karyawan yang tengah menelpon masuk, sehingga pria itu tak ingin suara desahan Peat akan terdengar nantinya. Walau begitu, bukannya memelankan gerakan atau bahkan menghentikannya. Fort justru semakin memacu diri, bergerak terlewat liar. Membuat Peat harus dengan ekstra menahan diri, untuk tak berteriak kencang.

SLAM!

"Khun Peat, bukankah kau merasa semakin terangsang ketika ada orang lain yang hampir menangkap basah kita?"

"Aaahh...aaahh...aaahh..."

"Kau begitu tegang disini." Meraih penis Peat, Fort mengocoknya pelan. Memberikan sensasi luar biasa untuk Peat, ketika pria itu mencapai klimaks tanpa bisa ditahan.

"AAAHHH"

Dan Fort mencapai klimaksnya tak berselang lama, menyemprotkan cairannya begitu banyak dalam lubang Peat. Membuat pria cantik merasa penuh, dan bahkan tak sedikit cairan itu yang keluar seiring Fort menarik dirinya dari dalam Peat.

GREP!

Menopang tubuh Peat yang hampir terjatuh, Fort dengan cepat meraih perut pria itu. Memeluknya dari belakang, sehingga sekarang Peat menumpukan berat tubuh sepenuhnya pada Fort. Bersandar pada dada bidang pria tan itu, sembari menormalkan napasnya yang memburu.

"Cium aku."

Mendongak Peat memerintahkan untuk Fort menciumnya, dan Fort dengan patuh menuruti perintah itu. Sehingga kedua bibir mereka kembali bertautan, saling membagi saliva satu sama lain. Mengakhiri permainan kali ini dengan lebih intens.

***

"Anda akan kembali sekarang?"

Fort menghisap rokoknya santai, tanpa mengalihkan tatapan dari Peat yang tengah merapikan pakaian. Walau sesekali pria itu dapat melihat, Peat yang terlihat tidak nyaman karena cairan pada lubangnya tak juga berhenti mengalir. Sepertinya dia harus mengganti pakaiannya terlebih dahulu nanti, sebelum melanjutkan aktivitasnya hari ini.

(Not) Love (FortPeat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang