SREETT! CUP!
Tubuh Peat sudah kembali Fort bawa keatas pangkuannya, kemudian mulai mencium bibir tipis. Kali ini dia membiarkan Peat yang memimpin permainan, ketika Fort hanya diam saat pria cantik mulai menggunakan lidahnya. Menelusuri setiap bagian rongga mulut Fort, juga sesekali menggigit bibir tebal pria tan. Peat seperti orang yang tengah mabuk, dia mencium Fort seolah dia merupakan wine yang paling nikmat di dunia ini. Mengecap setiap bagian mulut, dengan cara yang sungguh brutal. Fort bahkan dapat mengecap rasa besi, dari gigitan terakhir yang Peat lakukan.
"Balas aku, Fort. Cium aku seolah kau menginginkan ku juga, mengerti?!"
Peat frustasi, saat Fort membiarkan dirinya hanya bermain seorang diri. Dia ingin balasan, dia tak suka saat seseorang bertingkah seperti mainan seks tanpa nyawa. Peat ingin terpuaskan, namun dengan partner seks nya juga merasakan hal yang sama. Dan ini kali pertama, Peat merasa sangat putus asa saat Fort bertingkah seperti sebuah dildo. Mainan seks berbentuk penis yang akan dia tancapkan dan gerakan seorang diri, tanpa melawan tanpa membalas. Itu bukanlah seks yang Peat inginkan.
"Bukankah aku hanya mainan seks mu, Khun?"
"Maaf, oke? Noeul hanya berbicara sembarangan, dia tak sungguh-sungguh mengataimu seperti itu, Fort."
"Lalu, bagaiman dengan pendapat Khun Peat sendiri? Akankah aku benar-benar mainan seks untukmu?"
Peat menatap kedua mata hitam Fort, menemukan kilat tantangan dari sepasang jelaga yang menghipnotis. Dari awal, mata Fort merupakan hal pertama yang menarik perhatian Peat. Cara pria itu menatap, seperti yang Noeul katakan bahwa dia memperingatkan Peat tentang seberapa berbahayanya Fort. Namun justru hal itulah yang membuat Peat akhirnya mencari tahu tentangnya, menemukan pria besar penuh ancaman bahaya namun penuh akan daya tarik. Bahkan Peat pada akhirnya tak segan, merogoh kantongnya dalam. Menggunakan nominal bath yang tak sedikit, untuk menempatkan Fort disisinya.
SREETT!CUP!
"Menurutmu, aku hanya menganggap mu serendah itu, Fort?-" Peat mencium jakun Fort, lalu menjilati kulit tan dengan lidah pink nya. Menelusuri dari sana, lalu naik kearah daun telinga. Menggigit kecil Fort disana, ketika merasa gemas dengan tingkah mengambek pria besar itu padanya.
"-Jika kau salah paham seperti ini, apa aku harus merincikan setiap bath yang aku keluarkan untukmu? Memberitahukan nominalnya, agar kau tahu seberapa mahal harga yang aku patok untukmu, begitu?"
Tidak, Fort sebenarnya tidak perlu memancing Peat sampai sejauh ini. Ketika dia sadar, sedari awal Peat memang begitu loyal pada dirinya. Proposal kerjasama awal yang Fort bawa, Peat menyetujui tender itu tanpa menolak nominal yang perusahaan mereka minta. Lalu, tambahan dana secara langsung, saat Peat setuju untuk menjadi salah satu investor utama perusahaan nya. Dan jangan lupakan posisi yang pada akhirnya dia dapatkan, hanya dari usaha tak seberapa. Juga barang kecil yang diberikan pria cantik itu padanya, harga fantastis yang tak akan pernah berani Fort keluarkan sendiri.
CUP!
Sehingga ketika memutuskan untuk tak mendengar lanjutan dari kalimat Peat, maka Fort langsung mencium pria cantik itu. Memagut bibir tipis manis, mencegahnya memuntahkan kalimat yang akan membuat Fort malu. Dia cukup memperhitungkan secara kasar, dan kepalanya cukup pening memikirkan lebih dari jutaan bath yang telah Peat keluarkan untuknya. Membuat nya memutuskan untuk menyenangkan Peat sebagai ganti, balas budi yang bisa Fort lakukan sekarang.
"Ngghh... Fort..."
Peat mendongak memberikan akses jalan yang lebih mudah, ketika pria tan mulai menggigit kulit lehernya. Tidak sakit namun meninggalkan gelegar panas, membuat tubuh Peat pada akhirnya bergerak gelisah tak dapat mengendalikan diri. Dia bahkan mengangkat tubuhnya agar kepala Fort berada tepat didepan dadanya, meminta dengan tersirat untuk pria itu menyentuhnya disana. Dan saat Fort menuruti keinginan dengan kemudian menyentuh Peat pada dada, pria cantik mendesah semakin kencang. Puas sekali dengan hal yang Fort lakukan, ketika tak ada sentuhan yang tak membuat Peat kehilangan kesadaran. Benar-benar hebat sekali, membuat pria cantik itu menjadi hilang kendali. Menjadi gila dengan rasa tak berdaya, ketika kedua tangan masih terikat kencang dibelakang tubuh. Sedangkan tubuhnya sendiri sekarang tengah dipermainkan sesuka hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Love (FortPeat)
Fiksi PenggemarHubungan simbiosis mutualisme, itulah yang tengah terjalin diantara mereka berdua. Peat Wasuthorn pengusaha muda kaya raya yang selalu haus akan sex, bertemu dengan Fort Thitipong karyawan biasa yang ingin merubah kehidupan menyedihkan dengan cara a...