"Dimana anak brengsek itu, hah?!"
Semua barang habis dibanting, tak menyisakan satupun diatas meja kerja. Keadaan kantor pagi itu sangat kacau, ketika seorang pria tua mengamuk. Dia berteriak marah, mencari seorang pria yang dengan begitu berani meniduri putrinya. Jika dia menemukannya, akan dia pastikan untuk memukuli. Lihat saja.
"Hey, Fort Thitipong."
Mendengar panggilan yang diserukan, pria tua dengan cepat menoleh. Melihat kearah seorang pria yang sedari tadi dicari, dan tanpa membuang waktu langsung mendatanginya. Sehingga sekarang mereka berdiri saling berhadapan, hanya sesaat karena setelahnya pria itu melayangkan pukulan.
PLAK!
Tamparan keras disertai kertas foto berhamburan, pria tua melemparkan bukti-bukti yang dia dapatkan dari tuduhan yang sedari tadi diserukan. Semua potret berisikan dirinya dengan seorang wanita, memasuki hotel dan bahkan setelah berada didalam kamar tengah saling bercumbu mesra. Ayah mana yang tak akan marah, apalagi mengetahui lelaki yang bersama putrinya seorang bawahan di kantor tempatnya bekerja.
"Kau pikir, kau ini siapa?! Berani sekali menyentuh putriku!"
Pria itu tak henti-hentinya menunjuk dada Fort, mencoba membuat pria itu sadar akan posisinya. Dia bukan siapa-siapa, selain hanya seorang karyawan biasa dengan posisi rendah. Berani sekali mendekati putrinya, bahkan sampai menidurinya.
"Akan kubuat kau berakhir di jalanan, lihat saja!"
Setelah puas mengumpati, pria tua itu memutuskan untuk pergi. Dia akan pastikan lelaki itu akan dipecat dari pekerjaannya, dan berakhir menjadi gembel di jalan. Juga tak akan membiarkan lintah seperti dia coba mendekati putrinya lagi, karena tahu orang rendahan seperti mereka sering kali mencari cara mudah untuk menanjak. Dan pernikahan jalan paling cepat untuk hal itu, jadi dia tak akan membiarkan semua itu terjadi.
"Hey, Fort. Kau tidak apa-apa?"
Seseorang mendekati pria yang sekarang menjadi pusat perhatian, sedikit iba akan nasib buruk yang diterimanya. Namun begitu pria bernama Fort itu mengangkat wajah, bukan ketakutan atau wajah gentar yang ditunjukkan. Justru yang tercetak disana sekarang wajah puas merendahkan, dengan kilat dendam. Juga, sebuah seringai lebar pada wajah tampan.
"Aku benar-benar akan menanjak tinggi, lalu menginjaknya dari atas. Lihat saja!"
*
Kuliah umum tengah berlangsung, dengan pengusaha muda nan sukses menjadi pengisi sekarang. Memberikan kiat-kiat menjadi seorang yang sukses seperti dirinya. CEO dari BF Company, perusahaan dengan banyak anak cabang dengan berbagai macam bidang. Dari kontruksi, pusat perbelanjaan, pabrik makanan dan minuman kemasan, bahkan dunia hiburan. Tak ada dari satu cabang pun yang tak meraih kesuksesan, dan semua itu disebutkan terjadi karena tangan dingin sang CEO sendiri.
"Saya rasa hanya itu yang dapat saya sampaikan, terimakasih."
Tepukan riuh memenuhi Aula besar, sesaat pria manis nan cantik didepan sana membungkuk. Mengakhiri kuliah singkat yang diberikan, lalu menunggu adanya pertanyaan yang terlontar untuknya. Namun sembari menunggu, pria itu dengan sengaja mengedarkan pandangan. Memasang senyum semanis mungkin, mengingat citra bersih yang melekat padanya.
SRET!
Menghentikan pergerakan, lalu memiringkan sedikit kepala. Pandangannya terpaku, pada tatapan tajam yang tertuju tepat kearahnya. Datang dari seorang pria yang duduk paling depan, wajahnya tak terlihat jelas karena topi dan masker menutupi hampir semuanya. Terkecuali netra hitam tajam yang tak sekalipun melepaskan pandangan darinya, membuatnya tanpa sadar turut menatap kearahnya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Love (FortPeat)
FanfictieHubungan simbiosis mutualisme, itulah yang tengah terjalin diantara mereka berdua. Peat Wasuthorn pengusaha muda kaya raya yang selalu haus akan sex, bertemu dengan Fort Thitipong karyawan biasa yang ingin merubah kehidupan menyedihkan dengan cara a...