BRUUGG!
Peat menjatuhkan pantatnya diatas kursi kerja, mengistirahatkan tubuh barang sebentar. Terlalu banyak pertemuan yang harus dia hadiri, bahkan semua itu terjadi tanpa jeda. Membuat tubuhnya terforsir begitu banyak, menimbulkan kelelahan tak terelakan. Berpikir tentang tubuh, Peat jadi mengingat kejadian hari kemarin. Saat dia melakukan seks diruang rapat kantor Fort, hal memalukan namun terasa sungguh luar biasa.
Peat bahkan masih ingat tatapan terkejut Aya sang sekretaris, saat dia meminta wanita itu datang membawakan pakaian. Juga untuk membawa seorang petugas kebersihan dari kantor itu, melakukan pekerjaan rahasia dengan bayaran besar. Membersihkan ruang rapat dari sisa pergumulan yang mereka lakukan, namun merahasiakan semua itu dari orang lain bahkan atasannya sendiri. Peat tak keberatan merogok kocek lebih untuk menutup mulut itu, ketika hari itu dia merasa sungguh terpuaskan.
Dan untung nya baik Aya maupun petugas itu tak ada yang terlihat iseng ingin tahu lebih, mereka lebih dari sekedar patuh. Membuat hari Peat kemarin lebih dari kata baik, karena semua hal berjalan dengan lancar tanpa satupun hambatan.
"Kemarin benar-benar luar biasa." Peat bahkan bergumam seorang diri sekarang.
CKLEK!
Pintu ruang terbuka, saat menoleh Peat menemukan sahabat dan kekasih pria itu juga datang bersamanya. Melirik ponselnya, Peat tak menemukan Noeul pernah menghubungi untuk memberitahu akan kedatangan nya. Membuat Peat menatap kedua orang itu dengan kening berkerut, masih tak tahu tujuan dari kedatangan itu.
BRUUGG!GREEPP!
Mendudukkan diri tepat diatas pangkuan, lalu meraih leher Peat. Noeul memilih menelusupkan wajah kearah perpotongan leher Peat, mencoba menghirup aroma tubuh pria cantik itu yang selalu terasa menenangkan. Lalu bergumam senang, saat dia berhasil merasa tenaganya terisi kembali hanya dari menghirup aroma vanilla manis itu. Peat benar-benar sumber tenaga yang sangat amat dibutuhkan Noeul sekarang.
"Terjadi sesuatu padamu, Eul?" Menggeleng kecil, Noeul menjawab tanya hanya dengan gerakan. Namun tetap mempertahankan posisi, bahkan sesekali pria manis itu mengendus kulit pucat Peat.
"Dia hanya sangat merindukan sahabat terbaiknya saja, sampai melupakan keberadaan kekasih tampannya ini, Ai Peat. Jangan terlalu mengkhawatirkan nya!"
Justru sekarang Boss menjawab pertanyaan Peat dengan gerutuan, saat dia kembali menjadi seekor nyamuk tak berharga diantara dua sahabat tersebut. Dia selalu berhasil terabaikan, jika Noeul sudah bertemu dengan Peat. Bahkan tak sungkan untuk bermesraan seperti sekarang, jika saja Boss bukan orang yang mengenal mereka dengan baik mungkin sekarang dia akan merasa mereka tengah berselingkuh darinya.
"Sudah makan?"
Peat mengelus surai blonde yang telah tumbuh cukup panjang, sepertinya Noeul sengaja membiarkan rambutnya panjang. Tetapi itu sangat cocok untuk wajah cantik dan manis Noeul, membuat pria itu menjadi berkali-kali lipat terlihat lebih cantik sekarang. Namun Noeul, mendengar pertanyaan Peat kali ini memilih untuk mengangkat wajahnya dari leher Peat. Lalu menatap pria cantik dengan senyuman lebar, dia siap menyampaikan niatan untuk datang menemui Peat kali ini.
"Aku lapar, tapi aku ingin 'memakan' mu Peat bukan yang lain."
CUP!
Menyelesaikan ucapan, Noeul langsung menyambar bibir Peat. Menarik tengkuk pria cantik, Noeul mencoba memperdalam ciuman. Ketika sekarang tidak hanya bibir, saat lidah ikut bermain. Mengeksploitasi mulut manis, mengabsen setiap sudut bagian dalam. Ketika ciuman berakhir, yang tertinggal hanya benang saliva yang terjalin. Noeul tersenyum senang, membuat Peat mau tak mau ikut tersenyum seperti sang sahabat.

KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Love (FortPeat)
FanfictionHubungan simbiosis mutualisme, itulah yang tengah terjalin diantara mereka berdua. Peat Wasuthorn pengusaha muda kaya raya yang selalu haus akan sex, bertemu dengan Fort Thitipong karyawan biasa yang ingin merubah kehidupan menyedihkan dengan cara a...