1.2

136 15 11
                                    

"Dari mana anda pergi?" tanya Samuel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dari mana anda pergi?" tanya Samuel. Keduanya duduk nyaman di atas batu di pinggir danau hitam, danau yang atasnya di tutupi oleh kabut putih. Tidak ada yang tau seberapa dalam danau di depannya ini.

"Enchanted Valley," jawab Jullian. Perkataan William masih terngiang-ngiang di kepalanya, dia bingung, benar-benar kebingungan.

"Enchanted Valley? Untuk apa anda ke sana? Bukan kah tempat itu terlalu berbahaya?" tanya Samuel, nampak jelas kekhawatiran dalam ekspresi wajahnya.

Dirinya hanya takut, terjadi sesuatu yang buruk.

Jullian menghela nafas, dia bahkan tidak mengindahkan perkataan Samuel. Dia hanya terfokus menatap danau di depannya dengan tatapan kosong.

Tepukan pada pundaknya, membuat Jullian menolehkan kepalanya ke arah sang lawan bicara.

"Kembalilah ke asrama, Jo membutuhkan anda, Lian." titah Samuel di ikuti dengan senyum tipisnya.

Jullian terdiam sejenak, matanya menatap fokus pada Samuel.

"Ada apa?" tanya Samuel, sangat jelas dia melihat raut gelisah Jullian dari sorot matanya.

"Tidak ada, saya kembali," pamit Jullian.

Dia berbalik, melangkah untuk kembali ke asrama, namun langkahnya tertahan. Dia kembali berbalik ke belakang, menghampiri Samuel. Sedikit berjinjit, kecupan singkat Jullian bubuhkan di bibir Samuel, lalu dirinya pergi dari sana, meninggalkan Samuel dengan segala kebingungannya.

***

Yang Shawnders tau, Joseph memiliki tubuh yang lemah sehingga menyebabkan pintu sihirnya di kunci. Namun, mereka tidak pernah tau seberapa lemah tubuh itu. Itu terlalu lemah sehingga tidak sesuai dengan kekuatannya yang kuat.

"Kak Jullian, kondisi kak Jo tidak banyak perubahan sejak sadar kemarin," ucap Mattheus, dia cukup khawatir.

"Itu benar, haruskan dia kembali ke istana? Saya pikir, kak Jo membutunkan perawatan yang benar-benar serius," sahut Deryle.

Jullian yang duduk di sisi Joseph, dengan setia mengelus surai hitam pria itu. Kepalanya menggeleng mendengar perkataan Deryle dan Mattheus.

"Tidak, untuk saat ini, Academy adalah tempat yang paling aman untuk kita." namun kata-kata itu hanya terucap di benaknya.

RUANG DEKAN ACADEMY

RUANG DEKAN ACADEMY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SIBLINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang