1.3

116 15 3
                                    

Joseph sudah kembali sembuh, kondisinya sudah lebih baik dari sebelumnya. Sekarang, yang mereka bingungkan adalah, apa yang harus mereka lakukan jika kekuatan Jo kembali mengamuk?

Baiklah, itu akan menjadi masalah yang cukup serius untuk saat ini.

Dan hari ini pula, Vern Maverick, anak bungsu Carson tiba di Academy. Pria itu sempat mendapatkan kendala dalam perjalanan sehingga membuat dirinya tiba telat beberapa hari.

Maverick siblings dengan shawnders menyambut di gerbang masuk Academy. Nampak jelas Vern yang berjalan dengan tegak serta ekspresi wajahnya yang tampak datar.

Pria itu memang jarang tersenyum, kecuali dengan saudaranya.

"Vern!" seru Shannon, memeluk adik yang berbeda satu tahun dengan dirinya. Tidak lupa, Vern yang membalas pelukan sang kakam.

"Vern, akhirnya anda tiba," ucap Wilson, ada senyum manis di wajahnya.

Mereka yang baru pertama kali melihat cukup terkejut, ternyata Wilson bisa tersenyum dengan ekspresi yang manis seperti itu.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Joseph, merangkul Vern, membuat laki-laki itu berada di tengah-tengah antara dirinya dan Jullian.

"Aku baik, bagaimana dengan kalian?" tanya Vern.

"Kita cukup baik?" Mikael menjawab ragu, karena jika di pikirkan, mereka sedang memiliki beberapa hal yang janggal saat ini.

"Apa maksud anda, kak Kael?" tanya Vern. Dia melirik ke arah Jullian, Joseph dan William yang sedari tadi diam, namun mereka seolah menyetujui perkataan Mikael.

"Sudah, lebih baik kita ke Asrama, kita bisa mengobrol di sama," ajak Jullian yang mendapat anggukan dari Vern.

Anak-anak Shawnder berpamitan lebih dulu setelah perkenalan diri satu sama lain dengan Vern. Mereka tidak ingin mengganggu waktu Maverick siblings berkumpul. Karena bagaimana pun juga, mereka membutuhkan waktu bersama, terlebih lagi, Vern lebih banyak menghabiskan waktunya di luar karena sekolahnya.

"Kak, bagaimana bisa kalian tiba-tiba masuk Academy ini?" tanya Vern menatap ke enam saudaranya secara bergantian.

Semua tatapan beralih pada Jullian, karena pada dasarnya Carson lebih banyak memberi tahu pada saudara tertuanya.

"Sebenarnya saya masih kurang yakin, namun, Ayah hanya mengatakan untuk Jo," jelasan singkat itu membuat Joseph bingung seketika.

"Untuk ku?" tanyanya, menunjuk dirinya sendiri.

Jullian mengangguk, "benar, anda ingat dengan misi memasuki Array sihir itu?" tanya Jullian.

Joseph mengangguk, "tentu,"

"Batu Mutiara putih itu, dengan singkatnya adalah sumber energi kehidupan. Batu Mutiara putih itu bisa menyembuhkan kondisi anda, dengan itu, pintu sihir anda tidak perlu di tutup, anda bisa menguasai sihir setelah mendapatkan batu itu," jelas Jullian.

"Rupanya untuk itu?" tanya Mikael.

Jullian hanya mengangguk.

"Itu artinya, Kak Jo harus ikut masuk ke dalam Array Sihir itu?" tanya William.

Yang lain benar-benar menunggu jawaban Jullian, jika benar harus masuk, mereka harus benar-benar menjaga Joseph bukan? Kita tidak pernah tau ada apa saja di dalam Array sihir itu.

***

Declan menggigit buah apel yang dia petik dari balik Asramanya. Duduk di meja belajar, buku kuno khusus Academy berada di hadapannya.

"Batu Mutiara putih bisa membantu meningkatkan kekuatan juga," gumam Declan membaca satu persatu baris dari buku tersebut.

"Apakah ini yang mereka butuhkan?" tanya Declan pada dirinya sendiri.

Yang Declan tau, pintu sihirnya di tutup karena, kekuatan yang laki-laki itu miliki terlalu besar. Lalu, sebesar apa jika dia berhasil mendapatkan Batu Mutiara putih ini? Shit, apakah dia seorang monster?!

Pintu di ketuk dari luar, Declan mempersilahkan orang itu masuk. Ternyata Samuel dan Jonathan, jangan lupakan yang termuda Deryle mengikuti dari belakang.

"Kak, ada apa?" tanya Declan melirik mereka satu persatu. Dia mengedarkan pandangan, tumben sekali hanya Samuel, Jonathan dan Deryle.

"Kemana yang lain?" tanyanya.

"Memiliki beberapa hal yang harus di selesaikan, dan kami sebenarnya memiliki hal yang perlu di bicarakan juga," jawab Jonathan.

Declan mengernyit, mereka duduk di sofa yang sudah di sediakan di kamar Academy masing-masing.

"Ini mengenai Maverick, bukankah menurut anda masih terlalu aneh?" tanya Deryle.

"Saya pikir, mereka tidak banyak bertingkah, tapi seperti memiliki suatu rencana besar, mereka adalah orang-orang yang diam namun misterius," ucap Samuel, dan Declan langsung menyetujuinya.

-To Be Continued.

SIBLINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang