-HAPPY READING
.
.
.
"Ketua, apakah kamu yakin tentang ini?"Bailey menatap Ketua Zhou, pandangannya serius, kekhawatiran tercetak jelas di wajahnya. Dia tentu saja merasa khawatir, bagaimana jika kejadian sebelas tahun yang lalu kembali terulang? Itu akan menjadi mimpi buruk Academy!
Ketua Zhou menghela nafas, dia sendiri tidak yakin, tapi, bukankah Carson bilang akan memberikan perlindungan?
Iya kan?
"Kita lihat untuk ke depannya, dan mungkin beberapa dari kita perlu berjaga, jika terjadi sesuatu pada Array, kita bisa segera mengatasinya," jelas Ketua Zhou yang mendapat anggukkan ragu dari Bailey.
"Saya, Matteo dan Jackson akan berjaga untuk beberapa hari ke depan, sebaiknya kalian pulang dan beristirahat," ucap Bailey, dia menatap Matteo serta Jackson untuk mendapat persetujuan dari pria itu. Dan anggukkan Bailey dapatkan.
Ketua Zhou, di ikuti Senior lainnya pergi dari sana, meski perasaan cemas terus menyelimutinya namun dia berusaha terlihat tenang. Jika Ketua Zhou terlihat cemas, mentor yang lain tidak akan kalah cemas, maka dari itu, sebisa mungkin dia tetap tenang dan tenang meski tubuhnya bergetar untuk saat ini.
"Saya masih tidak mengerti, kenapa Array kembali di buka," ucap Matteo, berkali-kali dia bertanya pada Ketua Zhou, namun tidak mendapat jawaban yang meyakinkan.
"Mari kita menunggu beberapa hari ke depan, saya harap baik-baik saja untuk murid Academy," ucap Bailey yang mendapat anggukkan dari Matteo dan Jackson.
***
Jullian, Harvey, Shannon dan Deryle duduk di tanah, membawa tubuh mereka bersandar pada pepohonan. Wajah Shannon tampak sedikit pucat, tentu saja, dia tidak dapat mengendalikan sihir di tempat yang seharusnya kamu mengandalkan kekuatan sihir. Energinya terkuras perlahan!
"Kak, sepertinya aku tidak bisa melanjutkan," tutur Shannon, Jullian mendelik ke arahnya.
"Apa maksudmu, Shannon, aku tidak akan meninggalkanmu di sini seorang diri,"
"Tunggu, apa kalian tidak mendengar seauatu? Seperti suara sebuah perkelahian..." ucap Harvey, dia menajamkan pendengarannya, menghalau segala suara yang lain.
"Sepertinya ada sebuah pertarungan, apakah itu teman sekelas kita atau bukan, mari kita lihat," ajak Deryle.
Ketiganya mengangguk, Deryle membantu Shannon berdiri, dan memapah pria manis itu. Jullian berjalan di depan, dan Harvey ada di belakang mereka.
"Mikael! Samuel!" Jullian berseru, dia berlari ke arah Samuel yang tengah terduduk di tanah, sedangkan Mikael, dirinya masih melawan siluman Macan Hitam di depannya.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Jullian yang mendapat anggukan dari Samuel.
"Kak Samuel!" Harvey dan Deryle berseru, mereka menghampiri Samuel.
"Siluman itu berada di level yang rendah, tapi memiliki kekuatan fisik yang dua kali lipat lebih kuat, apakah Mikael akan bisa mengatasinya?" Samuel melirik Jullian dan Shannon bergantian, tidak ada jejak kekhawatiran di wajah kedua bersaudara itu.
"Dia bisa, tidak perlu khawatir, dia bisa mengatasinya," ujar Shannon.
Ingatkan bahwa Mikael memiliki kekuatan sihir yang kuat, dan Siluman di depannya, memiliki kekuatan sihir yang cukup lemah!
BANG!
Tubuh itu terpental, mengenai pepohonan di belakangnya, Mikael dengan kekuatannya melompat, dia kembali memberikan serangan bertubi-tubi. Siluman Macan hitam itu tumbang, dengan kondisi tubuh yang hampir terkoyak.
Mikael mendengus, menatap pria yang memiliki luka bakar di wajahnya. Dia merapikan pakaiannya dan segera menghampiri yang lain.
"Kak Jullian, Shannon," serunya.
"Deryle, Kak Harvey, apa kalian datang bersamaan?" tanya Mikael.
"Ya, kami terlempar dan jatuh di tempat yang sama," jawab Harvey.
"Yang lain? Bagaimana dengan mereka?" tanya Mikael.
Jullian menggeleng, dia belum menemukan teman sekelasnya yang lain. "Ayo, kita harus segera pergi dan menemukan yang lain," ajak Samuel.
***
Berkali-kali Joseph menyeka darah yang terus keluar dari wajahnya, luka yang dia dapatkan cukup dalam. Dan untuk kondisi Joseph, dengan pintu sihir yang masih terkunci, lukanya akan sulit sembuh.
"Kak Jo, biarkan Declan menyembuhkan lukamu," ujar Mattheus.
Declan mendelik, "apa kamu gila? Saya bahkan tidak memiliki keterampilan Alkimia untuk menyembuhkan seseorang," cetusnya, memandang tajam ke arah Mattheus.
"Hanya mengobati luka, apa kamu tidak bisa, Declan?"
Declan menghela nafasnya lelah, dia menatap serius ke arah Mattheus, "berapa lama kamu berteman denganku?"
"Sudahlah, aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir," lerai Joseph, "mari kita lanjutkan untuk menemukan yang lain,"
Wajahnya tampak pucat, itu membuat Mattheus khawatir. Dia tidak bisa membiarkan Joseph terluka lagi!
"Apa kamu lelah?" tanya Declan.
Joseph menarik nafasnya, tentu saja, "sedikit,"
"Mari kita istirahat sejenak, kita cari tempat yang lebih baik untuk beristirahat," ucap Mattheus antusias.
Apa ini? Kenapa Mattheus begitu antusias, kenapa dia begitu khawatir mengenai kondisi Joseph?
Tidakkah pria itu menyukai Joseph?
Entahlah, pikiran Declan berantakan, hingga secara tidak sadar dia menggelengkan kepalanya dan sesekali mengusak rambutnya. Cukup pusing melihat tingkah laku Mattheus sekarang.
.
.
.
-TO BE CONTINUEDAaaaa---apa sih ini☹︎☹︎
KAMU SEDANG MEMBACA
SIBLINGS
Fantasy[ Utamakan membaca Deskripsi sebelum berlanjut ke cerita! ] Maverick Siblings, yang tiba-tiba masuk ke academy exham di mana, berbagai makhluk hidup berada di dalamnya? Apa yang terjadi? Tapi, ada salah satu yang hilang dari mereka. *** Kisah mister...