2.2

55 10 6
                                    

-HAPPY READING
.
.
.
Jullian, Harvey, Shannon dan Deryle tertarik dengan kekuatan dari dalam Array sihir, mereka terlempar dan mendapatkan beberapa luka di wajahnya. Shannon meringis, pinggungnya membentur pohon di belakang, untungnya tidak begitu keras.

"Kalian baik-baik saja?" tanya Jullian, memeriksa teman dan saudaranya yang lain.

"Yang lain, di mana yang lain? Kak Jo, kak Wilson, kak William, Kak Mikael? Vern?" Shannon celingukan, tidak mungkin bukan hanya mereka yang terlempar masuk ke dalam Array?

"Shannon, tenanglah," Harvey menepuk pundak yang lebih muda, berusaha memberikan ketenangan untuk Shannon.

"Sepertinya mereka terlempar ke tempat yang terpisah, kita harus menemukan mereka," ujar Jullian.

Di lain tempat, ada William, Wilson, Jonathan dan Vern, mereka tengah di buat panik dengan Wilson yang kehilangan kesadaran. Laki-laki manis itu terlempar ke arah pepohonan, hal itu menyebabkan dia pingsan seketika.

"Apa yang perlu kita lakukan?" tanya Vern, dia cukup khawatir dengan saudara yang lain, sekarang, Wilson pun membuat dirinya khawatir.

"Tenang dulu, sepertinya dia hanya pingsan, itu akan baik-baik saja," Jonathan berucap setelah memeriksa kondisi Wilson melalui nadi pria itu.

William memangku kepala Wilson, menaruhnya di pangkuannya dan menepuk pipi Wilson perlahan.

"Wilson, sadarlah," gumaman itu terdengar lembut, Jonathan sedikit terkesiap ketika mendengar ucapan William, kapan dia mendengar nada selembut itu?

Terbatuk!

Wilson membuka matanya perlahan, dia merasakan nyeri di dadanya akibat benturan yang dia terima.

"Apakah sudah baik-baik saja?" tanya Vern, dia mendekat ke arah Wilson membuat pria itu mengangguk.

Di edarkannya pandangan, namun hanya mendapati mereka berempat dan beberapa murid Academy lain yang mulai pergi satu persatu.

"Yang lain, dimana yang lain?" tanya Wilson.

William menggeleng, "entahlah, kita terlempar masuk dan sampai di tempat yang berbeda,"

"Ayo, kita perlu bergegas untuk mencari yang lain," ajak Jonathan.

Ke empatnya mulai menelusuri hutan, struktur hutan yang lurus dengan pepohonan yang tinggi dan besar. Ini gelap, dan di kelilingi oleh kabut putih.

Hal serupa terjadi pada Mikael dan Samuel, usai terlempar, keduanya segera mencari teman-temannya yang lain. Berharap mereka semua baik-baik saja.

"Hutan ini sangat luas, apa kita akan menemukan yang lain dengan cepat?" tanya Mikael, dia merasa khawatir sekarang.

Samuel menggeleng pelan, "aku tidak yakin, tapi, mari kita berusaha sekeras mungkin untuk bertemu dengan yang lain," tutur Samuel.

"Awas!" Mikael dengan cepat mendorong Samuel, dia mengeluarkan kekuatannya lalu menghempas ke depan, dan sesuatu di depan terpental.

"Ashhh--!" Samuel meringis, orang ini, memiliki tubuh yang terbilang kecil, tapi memiliki tenaga yang luar biasa kuat!

"Maaf, apakah kamu baik-baik saja?" tanya Mikael yang mendapat anggukan dari Samuel.

Dan seekor macan hitam dengan aura sihir yang tidak begitu kuat menghampiri mereka. Dia bertransformasi menjadi manusia, tidak memiliki wajah yang baik, dan terdapat luka bakar di pipi bagian kirinya.

"Cuih! Manusia, berani sekali memasuki wilayah Tuan ini!" suaranya menggema, meski kekuatan yang dia miliki tidak begitu kuat, tapi dia memiliki kekuatan fisik dua kali lebih kuat dari siluman lainnya.

***

Jullian, Harvey, Shannon dan Deryle melanjutkan langkahnya, mereka berjalan lurus ke depan dengan pandangan yang terus mengedar, berharap akan bertemu dengan yang lain.

"Sudah seberapa jauh kami berjalan?" tanya Shannon.

"Mungkin ada sekitar 20 Meter," Deryle menjawab dengan ragu, pasalnya dia sendiri tidak yakin.

"Apa kamu lelah?" tanya Jullian dan Shannon mengangguk pelan.

Harvey melihat sekitarnya, "di sini rupanya aman, mari kita istirahat sejenak," ajakan di itu di setujui oleh Jullian.

Dan samar-samar, mereka mendengar sebuah pertarungan dari arah belakang.
.
.
.
-TO BE CONTINUED

SIBLINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang