Bab 8. Sebuah Nasehat dari Agnor

9.2K 1.3K 485
                                    

Halooo, bab ini sangat beugghhhh

Happy reading

Happy reading ✨️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malika

Malam Agnor

Sorry ganggu, gue mau nanya masalah desain sistem.

Semuanya sudah selesai, ERD, tabel, DFD dll. Gue cuman mau minta koreksinya. Boleh ketemu ga? Kalau boleh, kira-kira kapan bisa ya?

Makasiih.

Agnor

Sekarang bisa

Gue lagi ada di

*send location

Malika

Oke, gue siap-siap otw.

Oh iya, proposalnya perlu gue print ga? Kebetulan printer gue masih nyala.

Agnor

Boleh, terserah lo

Malika

Sip.

Bukan hanya hari ini Malika menghubunginya, beberapa hari lalu pun Malika juga ingin menanyakan masalah desain sistem, tapi Agnor selalu menjawab kalau ia sibuk. Itu bukan sekedar alasan, karna Agnor memang sedang tidak punya waktu luang.

Selain itu, Satria mewanti-wantinya untuk tak mendekati Malika. Padahal Agnor sudah menjelaskan kalau ia tidak ada niat untuk mendekati Malika, gadis itu yang mendekatinya. Bukankah seharusnya Satria memperingatkan Malika?

Sekarang, Malika menghubunginya kembali. Awalnya Agnor berniat mendiamkan chat tersebut, tapi ketika Malika mengatakan desainnya sudah selesai dan hanya ingin meminta koreksi, ia berubah pikiran. Lagi pula, saat ini ia tak ada kegiatan setelah bertemu klien, ia hanya menikmati waktu sendiri dengan ditemani sepuntung rokok. Setelah ini ia berencana pulang, tapi berhubung Malika akan datang, niat pulangnya terpaksa ditunda sebentar.

"Permisi, Kak."

Agnor berhenti menghisap rokoknya, menyadari yang memanggilnya adalah seorang perempuan, ia mengibas asap rokoknya agar cepat menghilang. "Kenapa?" tanyanya.

Padahal Agnor sudah memilih tempat duduk paling luar di bagian outdoor cafe, menyingkir dari banyaknya manusia untuk menikmati rokok, tetap saja ada yang mendekatinya.

"Itu ... teman aku katanya tertarik sama Kakak, boleh minta ig-nya nggak, Kak?" Perempuan itu malu-malu menunjuk meja tempat tiga teman lainnya berada. "Yang baju warna putih, Kak."

Agnor melirik sekilas meja yang perempuan itu tunjuk. "Gue udah punya pacar, nggak ada niatan selingkuh."

"Oh." Perempuan itu meremas ponselnya gugup. "Aku pikir kakaknya belum punya pacar karna duduk sendiri. Maaf ya, Kak."

Paduka Agnor (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang