Bab 16. She Knows

10.6K 1.8K 2.1K
                                    

Happy reading

Bab ini dibuka dengan pov Agnor.

Maafkan typo 😌 Aku set jam cuman buat ngedit typo doang 😭

Komen yang banyak di tiap paragrafnya, aku suka baca komen 💓

📌1,63k vote + 1,5k komen untuk next part 📌

📌1,63k vote + 1,5k komen untuk next part 📌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" ... kalau gue punya pacar lagi, lo restuin ga?"

Itu pertanyaan Malika pada Satria. Walau gadis itu mengatakan ia tak punya pacar baru, tetap saja itu mengganggu Agnor. Sekarang jawabannya tidak, tapi di masa depan nanti jawaban Malika bisa saja berubah kan?

Malika:

Lo pulang duluan, Ag?

Agnor:

Engga, gue lagi numpang ke toilet rumah lo

Dari pertanyaan Malika, Agnor bisa menyimpulkan kalau gadis itu kembali mengintip halaman rumahnya dari lantai dua—tempat kamar Malika berada.

Beberapa detik setelah ceklis dua biru, tak ada balasan baru dari Malika. Mungkinkah gadis itu tidur? Sekarang hampir jam sepuluh malam, penerangan dalam rumah Malika pun hanya beberapa lampu yang dibiarkan menyala. Membuat remang ruang tengah tempatnya bersandar.

"Agnor."

Seperti dikomando, kepalanya langsung menoleh pada gadis yang ia tunggu balasan pesannya.

"Gue mau buang sampah."

Ternyata membuang sampah lebih penting dibanding membalas pesan Agnor.

Melihat penampilan berantakan Malika dengan kaos oversize dan celana pendek sepaha yang hanya beberapa jari di bawah bajunya membuat Agnor memutuskan mengambil alih kantong plastik hitam di tangan Malika.

Di luar ada Fras sama Haikal, jangan pakai celana begini. "Sini gue yang buang sampahnya."

Hanya itu yang Agnor katakan sebelum memutuskan putar balik meninggalkan Malika. Namun, gadis itu malah menahan belakang bajunya. Tanpa kata apa pun.

"Kenapa, Malika?"

Dalam remang pencahayaan ruang tengah, mata coklat gelap Malika tampak lebih gelap dari biasanya, bibir gadis itu berulang kali terbuka, tapi sebelum ada kata ke luar dari sana ia menutup mulutnya kembali.

Sementara menunggu gadis itu buka suara, Agnor sibuk menatapi bibir Malika yang dipoles warna yang sama dengan liptint yang gadis itu beli saat di KKV waktu itu. Pasti Malika sangat menyukainya, sebab ia selalu melihat gadis itu memakainya setiap kali akan pulang dari apartemen Agnor. Warnanya merah pekat seperti red wine. Namun, malam ini sebagian warna bibir penuh Malika sedikit pudar.

Paduka Agnor (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang