Chapter 8

34 9 0
                                    

○○○
○○
~Chapter 8~
~Sakit Mental~
○○○
○○○

Frian langsung mengendong Karisa dan membawanya ke dalam kamar setelah melihat dia yang sedang sakit, lalu saat digendong Karisa hanya bisa terdiam lemah dan menyenderkan kepalanya ke dada Frian.

Setelah sampai di kamar, Karisa langsung ditidurkan di atas kasur dan Frian memanggil Yosef kemari, lalu tak butuh waktu lama Yosef datang kesana dan Frian meminta dia untuk mencari dokter.

"Ada apa tuan?" tanya Yosef.

"Tolong panggilkan Dokter, Karisa sedang sakit dan dia sepertinya terkena demam, untuk jaga jaga saja jadi aku ingin dokter memeriksa tubuhnya." jawab Frian.

"Baik tuan, tapi apa perlu saya panggilkan pelayan yang lain untuk merawat nona Karisa selagi saya memanggil dokter?"

"Tidak usah, biar aku saja yang urus, aku bisa merawat dia."

"Baik tuan, kalau begitu saya pergi dulu."

Yosef keluar dari kamar Frian dan pergi untuk memanggil dokter.

Setelah Yosef pergi, Frian langsung mengambil kain dan juga air untuk mengelap badan Karisa. Dia juga tidak lupa mengambil pakaian ganti karena pakaian yang Karisa pakai saat ini kurang nyaman untuk dipakai istirahat.

"Tubuh Karisa keringetan sekali dan suhu tubuhnya juga cukup tinggi."

Frian membangunkan Karisa sebentar dan melepas pakaiannya, dia sedikit ragu ragu karena tidak pernah melakukan ini ke perempuan sebelumnya.

Karisa juga hanya bisa pasrah saat Frian membuka bajunya dia, dia terlalu lemas untuk menolak Frian melakukan itu.

"Fiuhh... Untung saja Karisa memakai singlet panjang, agak akward kalau dia hanya menggunakan pakaian dalam."

Frian lalu mengelap keringat Karisa dengan hati hati dan juga sangat lembut, dia tidak melakukannya terburu buru agar Karisa merasa nyaman.

"Frian..." Karisa tiba tiba berbicara.

"Ada apa?" Frian menjawabnya sambil terus mengelap.

"Maaf..." Karisa mengucapkan itu dengan nada suara yang pelan.

"Maaf soal apa?"

"Soal gaun yang tadi."

"Tidak usah minta maaf, aku paham kalau kamu tidak suka dengan gaun itu."

mereka berdua berhenti bicara setelah itu, Karisa hanya menunduk ke arah bawah sedangkan Frian sibuk membersihkan Karisa.

Tes... Tes... Tes...

"K-Karisa... Kenapa kau kenangis?"

Karisa tiba tiba mengeluarkan air mata tanpa sebab, bahkan Karisa sendiri bingung kenapa dia tiba tiba menangis seperti itu.

"Hei, jawab aku, kenapa kau menangis?"

"A-Aku juga tidak tau."

Frian lalu berhenti membersihkan tubuh Karisa, dia lalu menatap Karisa dan tanpa sadar dia memegang pipinya Karisa.

"Angkat kepalamu dan lihat aku."

Frian sedikit menaikan kepala Karisa sehingga mereka berdua saling bertatapan mata, tangan Frian masih berada di pipi Karisa dan mereka terus berada di posisi seperti itu dalam kurun waktu yang cukup lama.

"Karisa, seorang teman pernah berkata padaku dan perkataannya seperti ini 'menangislah sebelum jiwamu meledak'." ucap Frian.

"Apa maksudnya itu?" tanya Karisa

THVRW - Transmigration Husband Vs Regressor WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang