Chapter 14

20 3 0
                                    

○○○
○○○
~Chapter 14~
~Duel Dua Generasi Emas~
○○○
○○○

Frian dan juga Kilian akan bertarung di dalam arena buatan, arena buatan itu adalah area hutan yang memiliki luas lima kilometer persegi, ini adalah lokasi yang sangat cocok untuk melakukan pertarungan para ahli pedang tingkat delapan.

"Frian, kuharap kau tidak menyesali telah menerima duel ini." Kilian mengeluarkan pedang miliknya dan mengarahkannya ke arah Frian, dia berdiri dengan tegak dan penuh rasa percaya diri.

Frian juga ikut mengeluarkan pedang miliknya, ekspresi wajahnya sangat datar lalu dia menancapkan pedangnya ke dalam tanah.

"Jangan bercanda, aku tidak akan menyesali tindakan ini." setelah Frian menancapkan pedangnya ke tanah, dia lalu mengambil sarung tangan dari sakunya dan memasangnya di kedua tangannya.

"Kebiasaanmu tidak pernah berubah, kau selalu menggunakan sarung tangan," ucap Kilian.

"Jangan banyak bicara, urus saja dirimu sendiri yang sebentar lagi akan aku habisi," balas Frian.

"Dasar sombong seperti biasanya."

"Itu bukan sombong melainkan sebuah fakta."

Entah kenapa hari ini Frian bersikap agak berbeda, dia saat ini sudah seperti Frian yang asli dan bukan lagi Frian yang palsu. Hal ini bisa terjadi karena ingatan karakter Frian mulai menyatu dengan ingatan Frian jadi dia sedikit mengalami krisis identitas.

Di sisi lain, Karisa yang saat ini sedang menonton bersama para pelayan terlihat cukup gugup. Dia gugup bukan karena khawatir terhadap Frian tapi dia merasa khawatir karena masa depan telah berubah.

"Sial, aku baru kepikiran ini sekarang, masa depan bisa saja berubah menjadi lebih buruk karena perbuatan yang aku lakukan."

"Ini gawat, aku tidak mau kehidupanku yang kedua ini berakhir lebih buruk dari pada yang sebelumnya, cukup satu kali saja aku dipenggal."

Kembali Ke Frian, saat ini dia sudah siap untuk memulai duelnya begitu juga dengan Kilian, mereka saat ini hanya sedang menunggu wasit untuk memulai pertandingannya.

"Tiga..." semua orang terlihat sangat gugup dan tidak sabar untuk melihat duelnya.

"Dua..." orang orang mulai gemetar karena rasa semangat yang menjalar di tubuh mereka.

"Satu..." semua orang mulai bersorak dengan kencang mau itu yang ada di dalam stadium ataupun di luar stadium.

"Mulai!!!" teriak semua orang dengan penuh semangat.

Frian bergerak ke arah Kilian dan melakukan gerakan menebas, Kilian yang sangat terkejut masih bisa menghindari tebasan itu dengan cara melompat ke udara.

Wooosshhhh... Tebasan Frian sangat kuat sehingga membuat area yang Frian tebas hancur lebur, banyak sekali pohon yang telah terpotong dan juga berterbangan dengan sangat kuat.

"Jadi kau benar benar berniat membunuhku rupanya, kukira kau akan sedikit menahan kekuatanmu." Kilian tersenyum ketika berada di atas udara, melihat Frian yang benar benar ingin membunuhnya membuat dia sangat bersemangat.

"Mati kau bajingan!" Teriak Kilian sambil menyerang Frian tanpa ampun.

Pertarungan yang dasyat akhirnya terjadi juga, pertarungan itu benar benar pertarungan yang sudah melewati batas imajinasi manusia karena saking kuatnya mereka berdua.

"A-Apa... Ini gila, jadi ini kekuatan sejati para ahli pedang yang sudah mencapai tingkat delapan."

Para penonton hanya bisa terpelongo ketika melihat duel Frian dan juga Kilian, ini adalah pertama kalinya mereka semua melihat seberapa kuat para ahli pedang tingkat delapan.

para kesatria yang pernah maju ke medan perang tidak terlalu kaget melihat pertarungan ini, karena mereka semua sudah pernah melihat para ahli pedang tingkat delapan menggunakan kekuatan penuh mereka di dalam peperangan.

"Meski pernah melihatnya aku masih saja merasa merinding," ucap seorang kesatria.

"Kau benar, ahli pedang tingkat delapan itu sangat mengerikan," balas kesatria lainnya.

Lima menit kemudian pertarungan masih belum selesai juga, Frian dan Kilian benar benar seimbang dan mereka berdua masih belum terlihat lelah.

"Ini aneh... Kenapa aku melakukan ini? Kenapa aku menerima dengan mudahnya untuk melakukan duel dengan Kilian."

"Seolah olah... Jiwa Frian yang asli mengambil alih diriku sendiri tanpa aku sadari."

Di tengah pertarungan Frian mulai menyadari ada yang aneh dengan dirinya, dia sadar kalau jiwa dari Frian yang asli bergejolak di dalam tubuhnya dan juga mempengaruhi tindakannya.

"Apapun itu aku tidak peduli, lagi pula ini adalah kesempatan yang bagus karena belakangan ini aku aku sangat stress semenjak bertransmigrasi ke dunia ini."

"Aku sangat butuh samsak tinju gratis untuk melampiaskan semua emosiku."

Frian kemudian mengeluarkan semua kekuatannya, Kilian yang menyadari itu ikut terpancing dan dia juga mengeluarkan kekuatan penuhnya.

"Bajingan, jadi kau ingin mengakhirinya secepat ini," ucap Kilian.

"Berisik! Lawan saja aku dasar pangeran sok kuat!" teriak Frian.

Pedang Frian dan pedang Kilian menyala sangat terang, mereka berdua lalu berlari ke arah masing masing dan mengadu pedang mereka.

Duar!

Ledakan yang sangat besar terjadi begitu saja akibat dari benturan kedua pedang itu, ledakan itu menghancurkan hutan itu seluas satu kilometer.

"Hahhhh.... Hahhh...." Frian dan juga Kilian sama sama masih berdiri namun mereka sudah sangat lemas, tubuh mereka dipenuhi dengan luka dan darah mengalir kemana mana.

"Aku belum selesai..." ucap Frian.

"Aku juga belum..." balas Kilian.

Frian lalu melempar pedangnya dan diikuti oleh Kilian, mereka berdua lalu bergerak lagi dan memulai pertarungan menggunakan tangan kosong.

Meski Frian dan Kilian sudah mengeluarkan kekuatan penuhnya, mereka masih bisa bertarung dengan sengit dan pertarungan itu juga masih berada di tingkat yang tinggi.

"Hebat, meski sudah menggunakan kekuatan penuh mereka masih bisa sekuat ini." Para penonton benar benar dibuat takjub.

Di sisi lain, Karisa yang melihat duel ini tidak bisa berhenti memikirkan Frian.

"Ekspresi Frian... Dia sangat menikmati pertarungan ini, ini mengingatkanku dengan masa lalu saat aku masih muda dan melihat Frian sebagai sosok Pria yang sangat keren."

"Ekspresi Frian yang waktu itu sama persis seperti saat ini, dia terlihat sangat keren."

"Jangan! Apa yang baru saja aku pikirkan? Kenapa juga aku harus mengingat momen itu?"

Perubahan sikap Frian sedikit demi sedikit melelehkan hati Karisa yang sudah sangat keras.

Singkat cerita, duel akhirnya telah selesai dan dimenangkan oleh Frian. Meski Frian menang, dia sangat babak belur dan juga sudah terlihat ingin pingsan, jadi bisa dibilang kalau mereka berdua itu setara dan di pertarungan ini Frian beruntung karena dia berhasil memukul pukulan terakhir sebelum Kilian.

"Frian, tolong jaga Karisa dengan baik, aku mengakuimu sekarang, dengan kekuatanmu yang setara denganku kini aku bisa merasa lega karena keamanan Karisa telah terjamin." Kilian tergeletak di atas tanah, badan dia terluka parah dan darah ada dimana mana.

"Kau bicara seolah olah kau akan segera mati." Frian duduk di sebelah Kilian dan tubuh dia juga sama sama terluka parah.

"Pertarungan tadi menyenangkan, aku menikmatinya," ucap Kilian sambil tersenyum.

"Aku juga merasa begitu, apa lagi setelah melihatmu tergeletak tak berdaya seperti sekarang," balas Frian dengan nada mengejek.

"Dasar bajingan kau itu hanya beruntung, di masa depan aku yang akan menang."

"Entahlah, kurasa di masa depan aku tidak akan mau berduel lagi denganmu."

○○○
~Bersambung~
○○○

THVRW - Transmigration Husband Vs Regressor WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang