Chapter 10

32 8 0
                                    

○○○
○○○
~Chapter 10~
~Apa dia seorang regressor?~
○○○
○○○

"Bicara apa kau ini? Aku tidak berpura pura sama sekali, aku sangat peduli dengan dirimu."

Kalimat barusan terus terngiang ngiang dipikiran Karisa meski dia telah berusaha untuk melupakannya, dia tidak bisa melupakan momen saat Frian mengatakan kalimat itu apa lagi saat itu Frian tersenyum dengan sangat tulus.

"Frian benar benar aneh, apa dia benar benar Frian yang aku kenal?" ucap Karisa.

Saat ini Frian sedang tertidur di sebelah Karisa dan dia tertidur dengan posisi duduk, dia terlalu kelelahan setelah mengurus Karisa semalaman.

Karisa kemudian mengambil bantal yang ada di sebelahnya dan melemparkan bantal itu ke wajah Frian.

Buk! Bantal itu tepat mengenai wajah Frian yang membuatnya langsung terbangun.

"Hei... kenapa kau membangunkanku?" Wajah Frian sangat mengantuk dan dia terlihat sedikit linglung.

"Jangan tidur di situ, tidurlah di atas kasur agar kepalamu tidak sakit," ucap Karisa.

"Tidak usah, aku akan tidur di sini."

"Dasar aneh, kenapa kamu ingin tidur di situ padahal kamu punya kasur empuk tepat di depan matamu."

Frian kemudian memejamkan matanya kembali dan tidak menjawab perkataan Karisa.

"Hei! Sudah kubilang jangan tidur d isana!"

Karisa melempar satu bantal lagi untuk membangunkan Frian, namun Frian tetap menutup matanya meski wajahnya telah ditimpuk oleh bantal. Akan tetapi, dia tiba tiba berbicara dengan Karisa saat kedua matanya masih tertutup.

"Setelah dokter Makeila memberitahuku tentang kondisi mentalmu aku menyadari sesuatu, alasan kenapa kamu selalu menjauh dariku adalah karena kamu punya perasaan buruk terhadapku entah itu karena rasa benci atau kesedihan."

"Aku tidak tau ini benar atau salah tapi aku punya kesimpulan kalau aku adalah salah satu penyebab dari keadaan mental burukmu."

"Jadi aku menyimpulkan kalau akan lebih baik jika aku tidak dekat dekat denganmu agar penyakit mentalmu tidak semakin parah."

Karisa hanya terdiam mendengar Frian bicara, dia diam karena semua perkataan Frian adalah kebenaran jadi dia tidak tau harus berkata apa.

"Kamu hanya terdiam, itu artinya ucapanku benar kalau aku adalah salah satu penyebab dari rusaknya mentalmu."

Frian kemudian membuka matanya, dia lalu berdiri dari kursi dan berjalan menuju pintu keluar.

"Kamu mau kemana?" tanya Karisa.

"Bukannya sudah jelas? Aku adalah salah satu variabel yang membuat kesehatan mentalmu memburuk jadi aku akan pergi."

Frian lalu keluar dari dalam kamar dan pergi menuju ruang kerjanya. Setelah dia sampai di sana dia langsung tiduran di atas sofa dan memejamkan kedua matanya.

"Karisa... Apa jangan jangan dia adalah seorang regressor?" Ini adalah kalimat yang Frian pikirkan sebelum dia tertidur.

○○○

Dua hari telah berlalu, kini Karisa telah sembuh total dan dia sudah bisa beraktifitas seperti biasanya.

Dalam dua hari ini, sudut pandang Karisa terhadap Frian menjadi sedikit berubah, tentu dia masih menyimpan rasa benci namun rasa benci itu ditunjukan untuk Frian di masa lalu bukan Frian di masa kini.

Tapi meski begitu, Karisa tidak sepenuhnya memaafkan Frian dikehidupan yang kali ini karena bisa saja Frian yang kali ini tetap punya tujuan yang sama dengan Frian yang sebelumnya.

"Frian benar benar menjauh dariku sejak saat itu, meski alasan dia menjauh adalah demi kebaikanku tapi tetap saja rasanya menyebalkan."

"Ini mengingatkanku dengan prilaku Frian dimasa lalu."

"Tapi untungnya Frian yang kali ini masih mau mengobrol denganku meski hanya sesekali."

"Itu membuatku merasa lega."

Sejak dua hari yang lalu setelah Frian menyadari kalau dia adalah salah satu alasan kenapa mental Karisa memburuk dia langsung menjaga jarak dengan dirinya. Dia berusaha sebisa mungkin agar tidak terlalu dekat dengan Karisa demi menjaga keadaan mentalnya.

Akan tetapi, Frian tidak menjauhi Karisa seperti Frian sebelumnya karena dia masih menemui Karisa namun tidak sesering sebelumnya.

Di waktu yang sama, Saat ini Frian sedang berada di ruangannya dan mengerjakan beberapa tugas, lalu setelah tugasnya selesai dia bersantai dan meminum coklat hangat.

"Hahhh... Aku tidak punya kesimpulan lain kenapa mental Karisa bisa seburuk itu."

"Satu satunya hal yang masuk di akal adalah Karisa merupakan seorang Regressor yang mengulangi kehidupannya."

Selama dua hari ini Frian terus memikirkan penyebab dari rusaknya mental Karisa, dia memikirkan beberapa teori kenapa Karisa bisa seperti itu. Namun setelah berpikir panjang lebar dia tidak menemukan satupun teori yang memungkinkan selain teori Karisa yang merupakan seorang Regressor.

"Karisa jelas membenciku, aku bisa merasakan kebencian itu saat pertama kali aku bertemu dengannya."

"Sikapnya yang secara terang terangan menjauhiku juga terasa dengan jelas dari awal kita menikah, apa lagi saat dia melemparkan gaun yang aku berikan padanya."

"Setelah di pikir pikir lagi, sangat tidak masuk akal bagi karisa untuk bersikap seperti itu padahal aku sangat yakin kalau sebelum menikah Frian tidak membuat masalah dengan Karisa."

"Regressor hanyalah satu satunya jawaban yang masuk akal untuk saat ini."

"Tapi aku tidak tau bagaimana harus mengetesnya, karena tidak mungkin juga aku langsung bertanya padanya apakah dia regressor atau bukan, itu hanya akan menambahkan masalah."

Kembali ke Karisa, saat ini dia sedang duduk di bawah pohon besar yang ada di halaman belakang ruma. Dia hanya sedang bersantai dan menikmati waktu luangnya.

Saat sedang santai, dia tidak sengaja melihat Yosef yang sedang membakar sesuatu, lalu karena penasaran dia memutuskan untuk menghampiri Yosef dan mengajaknya mengobrol.

"Yosef, kamu sedang bakar apa?" Karisa terlihat penasaran, dia melirik ke arah barang barang yang ingin dibakar oleh Yosef.

"Ini hanya barang barang tidak berguna yang tuan minta untuk segera dibakar," jawab Yosef.

Wajah Karisa kemudian terlihat terkejut saat sedang melihat barang barang yang ingin Yosef bakar.

"Yosef, kenapa Gaun ini ada disini?" Ternyata Gaun yang waktu itu Frian hadiahkan ke Karisa akan segera di bakar oleh Yosef.

"Tuan mengatakan kalau kalau nona membenci gaunnya, jadi dia memilih untuk membakarnya."

"Apa?! Frian malah memilih untuk membakarnya dari pada menjualnya kembali?" Karisa tidak percaya Frian lebih memilih untuk membakarnya padahal gaun itu sangat mahal.

"Saya juga sudah mengatakan itu ke beliau, tapi dia bilang gaun ini adalah penyebab nona jatuh sakit, jadi dia memilih untuk menghanguskannya saja."

Wajah Karisa terlihat merasa bersalah, dia jadi teringat ketika dia melempar gaun ini ke Frian dengan penuh dengan kebencian.

"Dasar Frian, dia salah mengartikan tindakanku, dia mengira kalau aku bersikap seperti ini karena aku benci gaunnya. Padahal kenyatannya dialah yang menyebabkan aku seperti itu."

○○○
~Bersambung~
○○○

THVRW - Transmigration Husband Vs Regressor WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang