○○○
○○○
~Chapter 7~
~Trauma~
○○○
○○○Tiba tiba Karisa melempar gaun yang diberikan oleh Frian, dia melempar gaun itu dengan sangat kuat sambil berteriak "Cowok Brengsek!".
Selain itu raut wajah Karisa juga terlihat sangat kesal dan dia mulai mengeluarkan air mata setelah melakukan itu.
"Apa yang kau lakukan?" Frian sedikit emosi, wajah dia terlihat jengkel dengan perlakuan Karisa barusan, padahal dia sudah memilih gaun itu khusus untuknya jadi dia merasa tidak dihargai.
Akan tetapi, reaksi jengkel Frian langsung berubah ketika dia melihat Karisa menangis, dia benar benar terdiam kaku dan bingung harus mengatakan apa.
"Maaf, suasana hatiku sedang buruk." Karisa keluar dari ruangan dengan terburu buru sambil mengelap air matanya.
"..."
Setelah Karisa keluar, Frian terus terdiam di kursinya selama lima menit, dia benar benar tidak melakukan apa apa bahkan gaun yang barusan di lempar masih berada di tempat awal.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Karisa? Kenapa dia begitu kesal sampai sampai dia menangis?"
"Apa dia sebenci itu dengan gaun yang aku berikan? Atau mungkin dia memang membenci diriku saja?"
"Tapi kenapa? Apa alasannya? Jika dia benar benar membenciku apa alasannya?"
"Sangat tidak masuk akal jika dia membenciku secara tiba tiba tanpa alasan yang jelas."
"Lalu jika dilihat dari ingatan karakter Frian, aku sangat yakin kalau tidak ada alasan bagi Karisa untuk membenciku seperti ini."
"Hahhh...."
"Wanita memang sulit dimengerti, aku tidak tau harus bagaimana lagi kedepannya."
"Kalau begini terus bisa bisa aku benar benar menjadi karakter Frian yang tidak menganggap Karisa sebagai istrinya."
Di waktu yang sama saat ini Karisa sedang berada di dalam ruang pribadinya, dia dari tadi tidak bisa berhenti menangis meski sudah mencoba untuk menenangkan diri.
Karisa sebenarnya mengalami trauma berat dari kejadian di masa lalunya, setiap kali dia berada di dekat Frian Trauma dia akan kambuh dan membuat batinnya menjadi kacau. Namun selama seminggu ini dia menahan semua itu dan momen tadi adalah puncaknya.
Karisa tentu saja tidak sadar kalau dirinya punya trauma, dia hanya mengira kalau perasaan tidak enak yang muncul itu hanyalah perasaan yang biasa biasa saja.
○○○
~Flashback~
Plak! seorang pria menampar Karisa dengan sangat keras di hadapan puluhan bangsawan, tamparan itu sangat keras sehingga membuat Karisa tergeletak di lantai.
"Anak kurang ajar!" teriak seorang pria.
"Kau benar benar membuat keluarga kerajaan malu! beraninya kau berselingkuh padahal suamimu adalah suami terbaik yang hanya bisa kau miliki!"
Pria itu adalah ayahnya Karisa yang bernama Keraken, saat ini dia terlihat sangat marah karena dia mendapatkan laporan kalau Karisa telah berselingkuh dari Frian.
"Ayah, aku tidak berselingkuh! aku difitnah! Tolong percaya padaku!" teriak Karisa.
"Berisik! kau sudah terbukti salah dengan semua bukti yang ada! Oleh karena itu, kau akan dihukum mati di depan semua orang." ucap raja Keraken.
Karisa hanya bisa terdiam ketika mendengar itu, dia lalu melirik ke arah sekitarnya dan dia melihat dengan jelas kalau orang orang tersenyum bahagia ketika mereka tau kalau Karisa akan dihukum mati.
"Kenapa..."
"Kenapa jadi seperti ini..."
"Apa salahku sampai sampai mendapatkan perlakuan ini?"
"Kenapa orang orang tersenyum bahagia?"
"Apa salahku pada mereka?"
"kenapa mereka merasa senang ketika melihatku menderita?"
Karisa menangis dengan ekspresi wajah yang kosong, seluruh tubuh dia bergetar karena dipenuhi dengan ketakutan.
"Siapapun..."
"Tolong..."
"Tolong aku..."
"Aku tidak mau mati..."
Di momen ini, Karisa benar benar tidak berdaya.
○○○
~Kembali ke masa kini~
Tok! Tok! Tok! Frian mengetuk pintu ruang Pribadi Karisa.
"Karisa, apa aku boleh masuk?" tanya Frian.
"..." Karisa tidak menjawab.
"Kalau kau tidak menjawab, maka aku akan masuk sekarang juga."
Frian masuk ke dalam ruang pribadi Karisa, dia melangkah dengan perlahan lalu dia melihat Karisa yang sedang tertidur pulas.
"Dia sedang tidur rupanya."
Frian melangkah mendekati Karisa, dia lalu diam di sisi Karisa dan terus menatap Karisa. Ekspresi wajah Frian sedikit berbeda dari biasanya, dia terlihat sedikit menyesal karena telah membuat Karisa menangis.
"Mata Karisa membengkak, dia pasti terus menangis sebelum tertidur pulas."
Frian terus berdiam di dalam sana selama tiga puluh menit tanpa melakukan apa apa, dia hanya duduk di kursi sofa yang satunya lagi sambil menatap ke arah Karisa.
"Aku benar benar tidak tau lagi, sepertinya aku harus menyerah untuk bisa akrab denganya."
"Entah ini langkah yang benar atau tidak, tapi kurasa aku memang harus berhenti mendekatinya."
Beberapa jam kemudian Karisa akhirnya terbangun dari tidurnya, badan dia sedikit gemetaran dan penuh dengan keringat ketika dia bangun, lalu nafas dia terasa berat dan dia juga terlihat sangat lemah.
"Aku ketiduran ya..."
Karisa kemudian duduk, dia lalu melihat ke arah jam dan saat ini sudah jam tujuh malam.
"Kenapa sih aku harus mimpi itu... Padahal itu adalah momen yang ingin aku lupakan."
Karisa kemudian melihat selimut yang ada di tubuhnya, dia lalu menyadari kalau ada seseorang yang masuk ke ruangan ini dan memberikannya selimut itu.
"seseorang memberiku selimut, apa itu Frian?"
"Yahh... Tidak penting juga, aku tidak peduli siapa yang masuk kesini saat aku tidur."
Karisa berdiri dari sofa, dia lalu berjalan keluar kamar dengan kondisi tubuh yang kurang sehat. Dia saat ini sedang mengalami demam namun dia tetap memaksakan diri untuk berjalan keluar.
"Hahhh.... Hahhh..." Karisa cukup sulit untuk bernafas, demam dia semakin tinggi dan saat ini dia sedang berjalan menuju kamar.
Semakin lama pandangan Karisa semakin kabur, kepalanya terasa sangat sakit dan dia harus berjalan sambil memegang tembok.
"Aku... Sudah tidak kuat."
Pluk!
Karisa kemudian terjatuh, namun untungnya Frian datang tepat waktu dan dia memeluk Karisa yang sudah hampir terjatuh.
"Jika kau sakit seharusnya panggil seseorang," ucap Frian.
"F-Frian..." ucap Karisa yang sudah sangat lemah.
○○○
~Bersambung~
○○○
KAMU SEDANG MEMBACA
THVRW - Transmigration Husband Vs Regressor Wife
FantasyFrian adalah seorang transmigrator dan Karisa adalah seorang regressor, mereka berdua merupakan sepasang suami istri yang tau masa depan, akan tetapi mereka berdua tidak tau kalau masing masing dari mereka mengetahui masa depan. Frian yang berasal d...