01 - DIA

499 30 0
                                    

"Apa yang kamu harapkan dengan wanita itu? berapa tahun kamu menikah dengannya, apakah dia bisa membuatmu memiliki keturunan?!"

Pria ber-jas hitam dan kemeja putih menundukkan kepalanya, rasanya dia juga merasa marah jika mengingat istrinya belum juga hamil.

"Ma, Vio lagi dirumah sakit, kita bahas nanti aja." Pria itu ingin berjalan pergi, namun sang ibu menghalangi nya.

"Ceraikan dia."

Dari balik pintu yang tidak kedap suara, Vio mencengkeram erat ujung bajunya ketika mendengar pertengkaran antara suami dan ibu mertuanya.

Dirinya tidak mandul, suaminya yang mandul. Tetapi untuk apa memberitahukan kepada mereka?

Tak lama pintu terbuka, Brian suami dari Vio mengangkat kepalanya dengan ekspresi terkejut ketika melihat Vio berdiri di depan pintu.

"Viona.." Cicit Brian.

Ekspresi Viona tidak banyak berubah, wajahnya tetap datar seperti biasa seolah dia tidak memiliki emosi sedikitpun.

Dan itulah yang membuat Brian depresi, karena sejak dirinya mengenal Viona gadis itu hanya menampilkan satu raut wajah.

"Kenapa kamu disini?" Tanya Brian gugup.

Bibir Viona tersenyum miring, dia memandang ibu mertuanya yang berdiri dibelakang Brian dengan wajah ketakutan.

Viona adalah anak dari pengusaha yang memiliki banyak perusahaan dimana-mana, bahkan Brian bekerja dibawah naungan ayahnya.

Dulu hidupnya dilimpahi kasih sayang dari kedua orangtuanya dan teman-temannya, entah mengapa sejak menikah dia merasa masuk kedunia yang berbeda.

"Ini yang selalu kalian bicarakan dibelakangku?" Tanya Viona.

Walaupun suara Viona terdengar santai, bagi Brian kata-kata Viona seperti seorang iblis yang ingin membawanya ke neraka.

Wanita ini benar-benar menakutkan, hanya saja wajahnya seperti peri yang turun dari surga.

Karena sudah ketahuan, ibu kandung Brian tidak bisa menahan ekspresi nya lagi, "Iya, bukankah benar apa yang saya katakan? kamu tidak bisa mengandung?"

"Saya bisa atau tidak, anak anda yang harus ditanyakan."

Viona kembali mencengkeram erat bajunya ketika merasakan sakit yang luar biasa dari kepalanya.

Dia memandang kedua orang tersebut lalu berlari pergi, "Viona!" Teriak Brian yang ingin mengejar Viona.

Tapi tangannya ditahan ibunya, "Jangan dikejar, biarkan dia mati sendirian di sana."

***

Dirumah sakit Viona terduduk lemas di sana, wajahnya pucat seperti kekurangan darah.

Seorang dokter yang menggunankan masker duduk dihadapan Viona, "Kamu bisa pergi ke dokter Divisi Kardiologi untuk pemeriksaan lebih lanjut."

Kata dokter tersebut sambil memberikan hasil ronsen kepada Viona.

Viona mengangguk mengerti, lalu dia berjalan memasuki Lift menuju lantai dua dimana tempat Dokter Divisi Kardiologi.

Sejujurnya Viona terlalu tidak mengerti tentang kedokteran, bahkan sekarang dia sedikit bingung apa itu Divisi Kardiologi.

Mengapa dia harus pergi kesana untuk pemeriksaan lebih lanjut? apakah penyakitnya sekarang sangat parah?

Banyak pertanyaan yang melayang diotak Viona, hingga dia sampai di lantai dua.

Banyak dokter yang berlalu lalang disekitar, ada juga pasien yang menggunakan kursi roda yang sedang berkeliling.

"Permisi, Dokter bagian Kardiologi dimana?" Tanya Viona kepada seorang Dokter yang menggunakan kacamata diwajahnya.

Dokter itu menoleh tanpa menampilkan sedikitpun senyuman, "Diujung sana, Dokter spesialis Jantung."

Wajah Viona menjadi kaku, ketika Dokter itu berjalan pergi Viona tanpa sadar menatap nama nya di kartu tanda pengenal.

"Dokter Allean, terimakasih."

Viona berjalan pergi memasuki ruangan yang tadi ditunjukkan kepada nya.

Sebelum dirinya masuk, Dokter yang bernama Allean tadi mencekal tangan Viona lalu memberikan sebungkus permen.

"Ini?" Tanya Viona bingung.

"Aku selalu memberikan permen ini kepada temanku, dia mirip denganmu." Tutur Allean.

Melihat mata penuh harap milik Dokter tersebut, Viona mengambil permen itu dan memasang senyuman yang jarang dirinya perlihatkan, "Terimakasih, kamu juga mirip dengan seseorang."

Dia orang yang membuat masa remajanya menjadi lebih indah, dan orang yang membuat nya jatuh cinta berulang kali.

Setelah berbicara sebentar, akhirnya Dokter Allean pamit pergi untuk kembali kedalam Laboratorium yang terletak tak jauh dari sana.

Begitupula Viona yang memasuki ruangan Dokter spesialis Jantung.

Setelah sekitar setengah jam kemudian, Viona keluar, namun kali ini wajahnya tidak sepucat tadi.

Dia berjalan perlahan melewati ruangan demi ruangan yang berada di rumah sakit.

Dan akhirnya dia masuk kedalam lift menuju lantai tiga. Tempat rawat inap pasien yang mungkin akan menginap dalam waktu yang cukup lama.

Dari kejauhan Dokter Allean menatap tubuh Viona yang sudah memasuki lift menuju lantai tiga.

Dokter Allean masuk kedalam ruangan tadi yang dimasuki Viona dan menyapa seorang dokter disana.

"Perempuan tadi, apa penyakit nya?"

Dokter yang bernama Azlan menoleh, "CAD." Jawab Dokter Azlan.

"Dia masih muda tapi sudah mendapatkan penyakit yang cukup serius."

"Kamu kenal dia?" Tanga Dokter Azlan.

Dokter Allean menggeleng, "Tidak, dia cukup mirip dengan temanku, ketika melihat perempuan itu aku seperti melihat temanku."

"Kamu merindukan nya? kenapa tidak menemuinya?"

"Dia sudah memiliki kehidupannya sendiri, dan mungkin aku sudah dilupakan."

TBC

(CAD) CORONARY ARTERY DISEASE
Atau (PJK) PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN PENYAKIT JANTUNG ISKEMIK adalah akumulasi abnormal zat lemak dan jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah.

(Informasi dari google)

SAAT INI SATU TAHUN SEBELUM FEIZA MENGGUGURKAN KANDUNGANNYA DAN MENINGGAL DUNIA.

[CERITA INI ADALAH SPIN OF -PUTARAN- DARI CERITA MY TIME TRAVEL, ARTINYA CERITA INI BUKAN SEASON 2!]



COME BACK TO METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang