Kevan menatap surat yang berada diatas meja untuk beberapa menit, dia meletakkan tangannya dan mengetuk meja secara perlahan.
Dino membuka pintu dan melihat Kevan yang terlihat kebingungan, "Kenapa?" Tanya Dino.
Tak mendapat jawaban dari Kevan, laki-laki itu menarik surat yang berada diatas meja dan membacanya perlahan.
"Ada yang mengancam kamu?"
Sejak keberadaan Lenio terungkap, Kevan selalu merasa ada orang asing yang mengikuti nya.
Bahkan yang lebih parah meneror dirinya.
"Mending kamu ikutin saran Feiza kemarin, aku rasa Feiza ada benarnya, terkadang orang terdekat adalah musuh kita." Celetuk Dino.
Kevan bereaksi, tangannya bahkan berhenti mengetuk meja, "Siapa orang terdekatku?"
"Kamu?" Tanya Kevan curiga.
Dino terdiam kaku, lalu dia menggeleng kencang, "Enggak!" Jawabannya panik.
"Van, kamu gak mau pulang ke rumah buat cari tau kebenaranya?" Tanya Dino.
Sejak dia mengenal Kevan, laki-laki itu tidak pernah menceritakan tentang kehidupannya, bahkan dia tidak pernah pulang kerumah selama beberapa tahun ini.
Kevan mendengus, dia berjalan ke kasurnya dan berbaring disana, "Untuk apa pulang? apakah aku mempunyai rumah?"
Untuk pertama kalinya Dino mendengar perkataan Kevan seperti ini, biasanya dia arogan dan bodoh.
Entah mengapa sekarang terlihat rapuh dan menyedihkan.
Dino tidak pernah mengerti perasaan Kevan yang sesungguhnya, karena dia dan Kevan berbeda.
Sejak kecil Dino selalu mendapat perhatian dari orangtuanya, mereka mendukung seluruh keinginan Dino.
"Tapi apa yang kamu katakan ada benarnya, jika aku ingin tau siapa pelakunya, aku harus kembali."
Beberapa tahun lalu ketika dia kabur dari bandara, Kevan hampir di bunuh orang asing.
Jika saja Feiza tidak menyelamatkan nya, mungkin tidak ada Kevan di sini.
"Kamu mau minta cuti ke Komandan? kapan? mau aku temenin?"
Kevan menoleh dengan mata penuh ejekan, "Tidak perlu, kamu urus saja gadis kecil itu."
Mata laki-laki itu menjelit, dia terduduk di kasur Kevan, "Kamu tau dari mana?"
"Apakah menurut kamu, aku buta? bahkan komandan sudah tau." Jawab Kevan.
"Aku rasa kamu gila, dia masih dibawah umur."
Dino memutar tubuhnya kedepan, dia menggigit lidahnya sendiri, "Apa salahnya? bahkan dulu diwaktu Feiza masih SMA kamu suka sama dia?"
"Kita berbeda, aku gak ada niat untuk berpacaran dengan Feiza, sedangkan kamu?"
"Kamu bisa merusak masa depannya."
"Aku hanya menyukai, apakah salah?" Tanya Dino kesal.
Mengapa semua orang menganggap nya bersalah? salah dia menyukai seseorang?
"Aku tidak pernah mau merusaknya, apakah menurut kalian aku laki-laki seperti itu?"
"Menurutmu tidak? janda kemarin bahkan hampir menerobos kamp militer karena kamu putuskan!" Tutur Kevan ketika mengingat beberapa bulan lalu ada seorang janda yang meneriaki nama Dino.
Setelah diselidiki ternyata janda itu adalah mantan pacar Dino yang diputuskan secara sepihak.
Dino merapatkan bibirnya karena malu, "Tapi kali ini berbeda, aku serius."
***
Viona berjalan memasuki rumah, dia sangat semangat ketika mendengar jika Kevan sudah pulang kerumah.
Didepan sebuah pintu, dia mengetuk pintu tersebut, "Nio, ini aku."
Pintu terbuka dan menampilkan perawakan tinggi Kevan tanpa menggunakan baju atasan.
Wajah Kevan terlihat malas dan bosan, dia memandang Viona yang menampilkan senyum lebar diwajahnya.
"Ada apa?"
Senyum diwajah Viona menghilang ketika Kevan menyambutnya dengan ekspresi tidak menyenangkan.
"Kamu, apa kabar?" Tanya Viona gugup.
Wajah Kevan semakin dingin, apakah gadis ini jauh-jauh datang kerumahnya dan mengetuk kamarnya hanya untuk menanyakan keadaannya?
Menyadari ada yang salah, Viona maju satu langkah kedepan, "Aku mau liatin pacar, kenapa gak boleh?"
"Vio kamu bisa menerima kenyataan? kita berada di dunia yang berbeda-"
Viona menggeleng, "Kita sama."
"Aku tau kamu, kamu tau aku, kita tau kehidupan masing-masing, aku ngerti kamu begitu juga sebaliknya."
"Nio, apa sebenarnya yang terjadi? kenapa kamu selalu nolak aku? sejak kamu masuk rumah sakit kamu udah gak sama."
Dulu Kevan adalah orang yang selalu menyayangi nya, dia adalah orang yang mengerti Viona, melindungi nya.
Sekarang dia berubah menjadi lebih tertutup, juga semakin menjauh.
Kevan tidak menjawab, melainkan langsung menutup pintu dengan kencang.
Meninggalkan Viona yang terdiam kaku didepan.
Didalam kamar, Kevan duduk ditepi kasur, tangannya mengepal diatas lutut ketika mengingat kejadian beberapa tahun lalu.
Benar kata Viona, dia sudah tidak sama sejak itu, namun bukan tanpa alasan.
Saat itu ketika Kevan dikirim ke bandara dengan paksa, dia kabur untuk menemui Viona.
Setidaknya untuk mengucapkan selamat ulangtahun dan pamit untuk pergi selama beberapa tahun.
Namun dipertengahan jalan, dia diculik beberapa orang berpakaian hitam.
Orang tersebut adalah orang yang membunuh ibunya ketika dia masih kecil.
Kevan membenamkan wajahnya diatas tangannya, orang tersebut sangat berbahaya.
Dia bisa membunuh siapapun yang berkaitan dengan ayahnya dan dirinya.
Bahkan ketika Kevan dibawa ke ruang rahasia milik mereka, Kevan menemukan beberapa foto orang terdekat nya.
Diantara mereka ada Foto Viona.
Kevan tidak pernah ingin membuat sahabat nya didalam bahaya, dari dulu dia sudah terbiasa sendirian.
Sekarang walaupun kesepian tidak masalah, asalkan mereka baik-baik saja.
Sudah bertahun-tahun, namun kejadian itu selalu menjadi mimpi buruk bagi Kevan.
Dan trauma tersendiri baginya.
Ketika dia mengenal sosok Feiza, dia berusaha keras untuk masuk kedalam kamp, bukan hanya untuk melihat Feiza.
Melainkan untuk bersembunyi dari kejaran musuh, dan memenuhi impiannya dan ibu nya.
Mungkin bagi Kevan, Feiza adalah penyelamat nya, dia bukan benar-benar menyukai nya?
Ketika melihat Feiza bersama Zeyan, dia tidak merasa sakit hati, melainkan lega.
Jadi, perasaannya mungkin hanya sekedar rasa terimakasih.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
COME BACK TO ME
Fantasía[Spin of My time travel] Awalnya Viona sangat membenci mantan pacarnya tersebut, orang yang telah mempermainkan dirinya dan hatinya. Orang yang sudah membuangnya demi perempuan lain. Saat itu tepat 9 tahun dirinya meninggalkan dia dan menikahi suami...