09 - MAMA

202 16 1
                                    

"Apa ini?" Tanya Rifan ketika melihat setumpuk kertas diatas meja.

Kevan dengan arogan menghisap rokoknya dan duduk disana, penampilannya sekarang berbeda seperti Kevan.

Dia, terlihat seperti Lenio..

Tanpa sadar Rifan meneguk menurunkan matanya, mata Kevan terlihat tenang tetapi menyimpan banyak hal mengerikan disana.

"Kamu selidiki beberapa orang ini." Ucap Kevan.

Sejak Kevan tau jika Rifan adalah detektif rahasia, dia sudah terbiasa memerintahkan Rifan untuk menyelidiki beberapa kasus pribadi nya yang berada diluar jalur kemiliteran.

Rifan menatap beberapa foto diatas meja, matanya memicing ketika mengenali satu dari mereka.

"Perempuan ini aku pernah melihatnya di kota J?" Titur Rifan ragu-ragu.

Dia seperti pernah melihat wanita itu di kota J, ketika melakukan tugas bersama Feiza.

"Kamu benar, namanya Riya, bawahanku."

Riya adalah anak pertama tangan kanan ayahnya, dia adalah kakak kandung Reza.

Mengapa Kevan mencurigai nya? itu karena hanya Riya yang tau keberadaan nya.

Selain ayahnya, Viona, Reza, Metta, tidak ada orang luar yang tau jika sekarang dia sudah menjadi Kevan.

Tidak mungkin kan tentara membocorkan nya? Jion, Dino, Rifan, Allean, Feiza, Zeyan, Komandan dan Kakek Tua adalah orang yang paling Kevan percaya.

Rifan mengamati lagi potret wanita bernama Riya tersebut, dan mengangguk pelan, "Setelah masalahmu selesai, jangan hubungi aku lagi."

Rifan hanya seorang Detektif yang menyamar sebagai Tentara, suatu saat dia harus pergi dan tidak akan berurusan dengan siapapun.

Termasuk Kevan, atau Lenio bos dunia bawah.

Apa yang dia lakukan sekarang hanya sebagai bentuk balas budi kepada mereka semua, dia membantu Feiza karena Feiza telah menyelamatkan nya dan memberikannya kehidupan baru.

Dia membantu Komandan karena Komandan mau menerimanya dan memperlakukan nya dengan baik.

Dan, dia membantu Kevan karena dia tidak bersalah, Rifan tidak ingin orang seperti Kevan menjadi korban.

Setelah berurusan dengan bos dunia bawah seperti Lenio, Rifan menyadari jika sejak kecil Kevan tidak pernah bisa menjalani kehidupan nya dengan tenang.

Ada banyak musuh yang ingin membunuhnya, ibunya mati terbunuh didepan mata, dan sekarang pelakunya masih mengincar Kevan sampai sekarang.

Entah dendam kusuma seperti apa yang dimiliki pelaku hingga ingin membunuh Kevan.

Rifan berjalan pergi dari rumah milik Kevan, Komandan telah memberikan cuti kepada Kevan selama dua bulan untuk menyelesaikan semua urusannya di sini.

Komandan melakukan nya agar Tentara tidak perlu ikut campur.

Walaupun begitu Kevan tetap menerima nya, karena pada awalnya dia tidak ingin melibatkan orang lain.

Didalam ruangan sepi dan gelap, asap rokok mengepul di udara, Kevan menatap jendela yang samar-samar mengeluarkan cahaya dibalik tirai.

Jika benar orang terdekat nya adalah pelakunya, bahkan orang yang telah membunuh ibunya, dia tidak akan tinggal diam.

Kevan berjanji akan membunuhnya dengan tangannya sendiri.

Walaupun Kevan telah menjadi bos dunia bawah dia tidak pernah membunuh menggunakan tangan sendiri.

Yang melakukan eksekusi adalah bawahan nya.

Mata tenangnya sedikit bergetar ketika mengingat sosok ibu yang sudah melahirkan dirinya.

Dan disaat wanita itu mati tertembak didepan matanya sendiri.

Flashback

Suara tembakan membuat beberapa pembantu berlari kesana kemari menuju pintu belakang untuk kabur.

Nasya ibu kandung Kevan memeluk tubuh Kevan dengan tangan yang gemetar.

Kevan sudah terbiasa mendengar suara pistol, tetapi kali ini berbeda, peluru yang ditembakkan memenuhi gendang telinga nya hingga membuatnya ketakutan.

"Mama, dimana papa?" Tanya Kevan dengan isak tangis yang tak tertahankan.

Nasya semakin memeluk tubuh putranya dengan erat, pintu kamar terkunci dari luar.

Entah siapa yang menguncinya hingga membuat ibu dan anak tersebut tidak bisa keluar dari kamar untuk menyelamatkan diri.

"Papa sebentar lagi datang, Nio jangan takut oke?" Ujar Nasya mencoba menenangkan putra nya walaupun dia sendiri tidak bisa tenang.

"Mama kenapa rumah kita ditembak?" Tanya Kevan sedih.

Dia membenamkan wajahnya kepelukan ibunya, rasa takut menggerogoti hatinya.

Suara dobrak di pintu membuat Kevan terlonjak kaget, mulutnya dibekap Nasya agar tidak membuka suara.

Dengan panik Nasya memasukkan tubuh Kevan kedalam lemari dan mengikat tubuhnya menggunakan tali yang tak jauh dari sana.

Nasya memandang wajah Kevan dengan air mata yang tak berhenti turun, lalu memasukkan segumpal dasi kedalam mulut Kevan agar dia tidak bersuara.

Dengan bergetar Nasya memeluk tubuh Kevan, "Jangan takut, Papa akan segera datang."

Setelah mengatakan itu Nasya menutup pintu lemari dan berjalan menuju sisi kasur.

Berpura-pura ketakutan disana sambil memeluk lututnya sendiri.

Apa yang dilakukan Nasya disaksikan Kevan dari sela-sela pintu lemari yang tidak tertutup sepenuhnya.

Kevan ingin berteriak kepada ibunya, untuk mengajaknya bersembunyi bersama tetapi mulutnya tidak bisa mengeluarkan suara.

Selain air mata yang tidak bisa berhenti turun, Kevan menyaksikan bagaimana penjahat tersebut mendobrak pintu kamar dan menembak tubuh Nasya ditempat.

***

Untuk sesaat waktu seperti berhenti disana, Kevan dengan mata memerah memeluk lututnya sendiri ketika mengingat bagaimana kematian ibunya.

Setelah penjahat tersebut keluar dari kamar, beberapa menit setelahnya papa nya datang.

Dia ditemukan didalam lemari dalam keadaan pingsan dan dibawa kerumah sakit.

Tiga tahun psikologis Kevan terguncang, dia tidak bisa berbicara setelah kejadian tersebut.

Hanya terdiam menatap kosong kedepan sambil mengingat bagaimana peluru itu menembus tubuh ibunya.

Tetapi setelah tiga tahun akhirnya Kevan mulai bangkit dan mulai berbicara lagi walaupun kepribadiannya tidak seceria dulu lagi.

Setidaknya dia tidak diam seperti tiga tahun lalu.

Kevan membuka tirai hingga cahaya matahari yang menyengat masuk kedalam matanya.

Dia memandang ke luar, rumahnya berada di pinggiran kota, tidak banyak rumah disini hanya ada kebun bunga yang memenuhi halaman nya.

Tempat ini adalah rumah milik ibunya ketika dia belum menikah ayahnya.

Dia akan terus mengingat ibunya dan kematian nya sampai pelaku tersebut ditemukan.

Kematian Nasya harus dibalas kan sepuluh kali lipat.

TBC

COME BACK TO METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang