04 - KEMBALI

199 16 0
                                    

"Bangun!" Teriak seorang gadis berbaju merah muda kepada seorang gadis yang tertidur lelap diatas kasur.

"Viona bangun! didepan ada Brian!"

Mendengar nama Brian, Viona terbangun dengan keadaan linglung, dia menatap lingkungan sekitarnya dengan bingung.

Lalu matanya jatuh kepada gadis yang duduk disampingnya sambil menggunakan baju pink muda.

Ekspresi Viona menjadi sangat muram, "Mengapa kamu disini?" Tanya Viona marah.

"Aku disini karena mau bangunin kamu, dibawah ada Brian!"

Viona menggertakkan giginya, gadis ini adalah sahabat nya namun wanita ular yang telah menggoda Brian selama dirinya dan Brian menikah.

Ada banyak pertengkaran yang terjadi dirumah tangganya dengan Brian, dan ibu mertuanya tidak menyukainya karena gadis ini.

"Keluar!" Teriak Viona marah.

Selama ini Viona tidak pernah menunjukkan kemarahannya, tetapi ketika mengingat kematian nya yang tragis Viona menjadi tidak bisa mengontrol emosi.

Tampaknya kemarahan Viona membuat gadis itu ketakutan dan kebingungan, dia langsung berjalan keluar tanpa berbicara sedikitpun.

Dada Viona naik turun, untuk apa gadis itu datang kesini, bahkan Brian ada disini? bukankah dia sudah mengatakan sangat jelas bahwa dirinya ingin bercerai dengan Brian?

Dan seharusnya kematiannya-

Mata Viona membulat ketika mengingat jika dirinya sudah mati, dia bahkan melihat tubuhnya sendiri di kuburkan.

Lalu dia berlari ke arah kalender, disana tertulis tahun yang membuat nya sakit mata.

Dia kembali ke 9 tahun sebelum kematiannya? dan satu hari dirinya putus dengan Lenio?!

Berbicara tentang Lenio, apakah dia masih hidup ditahun ini?

Karena tidak bisa menutupi perasaan semngat nya, Viona berlari keluar tanpa mengganti bajunya.

Dilantai satu dia melihat Brian yang berbincang dengan ayahnya dan seorang gadis kecil yang duduk dengan centil disamping Brian.

"Vio kamu mau kemana?" Tanya ayah Viona ketika melihat putrinya tersebut berjalan tergesa-gesa.

"Aku mau kerumah Lenio!"

Ayah Viona sudah akrab dengan nama itu, Lenio adalah sahabat putrinya dari kecil, juga mantan pacarnya.

Brian yang tidak mengenal sosok Lenio sedikit kebingungan, dirinya ada disini dan pacarnya ingin menemui pria lain?

Gadis disamping Brian berdiri, "Kamu mau nemuin Lenio? aku ikut!" Ucap gadis itu dengan semangat.

Viona menoleh dengan mata yang tak suka, "Buat apa?"

"Kakak Lenio katanya masuk ke kamp militer!" Ucap gadis itu dengan semangat.

Bibir Viona terkatup rapat, seingatnya dikehidupan sebelumnya Lenio tidak pernah menjadi tentara.

Mengapa sekarang menjadi tentara?

"Metta, kamu jamu Brian di rumah, aku ada urusan sama Lenio."

Metta menurunkan alis matanya, walaupun Brian tampak sangat tampan, tetapi kakak Lenio lebih tampan dan kaya.

Brian ini tidak kaya, wajahnya saja yang tampan, jelas sekali dia akan lebih memilih untuk menemui Kakak Lenio nya.

"Vio dan kan pacar kamu?" Tanya Metta dengan polos.

"Kenapa harus aku yang nemenin Brian? nanti orang ngira aku rebut pacar kamu.."

Viona mencibir Metta didalam hati, beberapa tahun kedepan kamu adalah wanita simpanan pria itu! dan sekarang kamu masih mempunyai waktu untuk menolak nya? bukankah nanti kamu akan sangat tergila-gila pada nya?

"Jika kamu mau, kamu bisa memiliki nya." Jawab Viona tak peduli, dia berjalan pergi meninggalkan Metta yang tercengang.

Bahkan Brian juga tidak pernah mengira jika Viona yang baru menjadi pacarnya selama dua hari itu akan memberikan dirinya kepada Metta, sahabat perempuan itu.

Ayah Viona berdehem canggung, "Maaf atas perlakuan putri saya yang memalukan." Tutur nya merasa tak enak.

Brian mengangguk sopan, dan pergi dari rumah tersebut dengan perasaan marah.

***

Viona menatap gerbang tinggi tersebut dengan perasaan campur aduk, dia ingin masuk tetapi tidak tau caranya.

Dari belakang terdapat sebuah mobil yang melaju pelan, pintu kaca mobil terbuka menampilkan seorang pria paruh baya dan seorang pria tua yang duduk disampingnya.

"Nak, ada apa kemari?" Tanya pria paruh baya itu.

Viona menoleh dan berpikir sejenak, "Aku ingin menemui Lenio." Ucap Viona.

Pria itu tampak terkejut entah karena apa, lalu dia menyuruh Viona masuk kedalam mobil.

"Kamu temannya Lenio?"

Viona mengangguk, dia tau jika pria ini adalah orang penting di militer, tetapi dia tidak tau siapa itu.

Pria tua yang duduk disamping pria itu berdehem pelan, dan menatap Viona dari kaca mobil, "Setelah bertemu dengan Lenio, kamu harus cepat keluar dari sini, beberapa tentara tidak bisa menerima orang asing."

Gadis itu mengangguk setuju, dia hanya ingin cepat-cepat bertemu dengan Lenio dan menyalurkan semua kerinduan nya.

Mobil berhenti dilapangan, Viona keluar dan mengucapkan terimakasih kepada pria itu.

Dia ingin bertanya dimana Lenio, tapi kedua pria tersebut sudah tidak ada lagi disana.

Alhasil dia harus mencari keberadaan Lenio seorang diri menggunakan insting nya.

Sesampainya di bawah pohon yang terletak tak jauh dari sebuah lapangan, Viona menyipitkan matanya ketika melihat sesosok laki-laki yang dikenalnya.

"Lenio?" Panggil Viona pelan.

Lenio menoleh dengan ekspresi terkejut, ada sedikit ekspresi tak percaya dimatanya ketika melihat kehadiran Viona.

"Jangan panggil Lenio disini!" Ucap Lenio memperingati.

Walaupun bingung, Viona tetap mengangguk setuju, "Terus aku harus manggil kamu apa?"

"Kevan."

TBC

COME BACK TO METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang