05 - KEJUTAN

258 24 8
                                    

"Kenapa disini? kemana laki-laki yang kamu bilang sempurna kemarin?" Tanya Kevan kesal.

Dia ingat dengan betul bagaimana ekspresi Viona ketika menghinanya bahkan membandingkan dirinya dengan pria itu.

Viona menghela nafas gusar, "Len- em Kevan, kamu percaya gak kalau aku bilang, aku kemarin kerasukan?"

Bibir Kevan terangkat, dia memukul kepala Viona dengan pelan sambil berkata, "Aku rasa sekarang setannya belum keluar dari tubuh kamu."

Viona mendengus dingin, seharusnya dia tidak bertindak menyedihkan didepan Lenio yang sekarang sudah menjadi Kevan.

Karena semakin menyedihkan dirinya, semakin besar rasa kepercayaan diri Kevan untuk menindasnya.

"Kevan aku menyesal karena sudah memilih dia." Tutur Vina jujur.

Dia memang sangat menyesal karena sudah memilih Brian yang tidak tau malu itu.

"Terus? apa hubungannya dengan aku?" Tanya Kevan tak mengerti.

Sejak Viona mengatakan jika dia lebih memilih pria lain, Kevan sudah memutuskan untuk melupakan perempuan ini.

"Kita balikan oke?" Viona memegang tangan Kevan dengan erat, berharap Kevan akan menyetujui nya.

Kevan menghempaskan tangan perempuan yang sudah berselingkuh dibelakang nya tersebut.

Matanya memicing ketika menyadari perempuan tersebut tampak ingin menangis, "Vio berhenti sampai disini?" Tuturnya kesal.

"Kevan kamu tau apa alasan aku memilih dia dibandingkan kamu?" Tanya Viona.

Kevan menggeleng dengan polos, "Gak tau dan gak mau tau."

Menghadapi sifat kekanak-kanakan dari mantan kekasihnya tersebut, entah mengapa Viona menjadi sangat geram.

Dia tidak memiliki banyak energi untuk menghadapi Kevan yang seperti ini.

"Karena kamu gak bisa lepasin perempuan itu! Kevan kamu bisa melihat ku?"

"Bisa, kamu kan manusia?"

Karena sudah terlanjur kesal, Viona dengan kasar menarik tengkuk Kevan dan menciumnya dengan kasar.

Mata Kevan melotot lebar, untuk pertama kalinya ada perempuan yang tidak tau malu mencium laki-laki lajang sepertinya didepan umum!

"K-kamu?!" Teriak Kevan tak terima.

Sekarang dia merasa seperti sudah ternodai dan dilecehkan. Ingat, dia adalah pria polos!

"Kevan kamu pilih aku atau dia?" Tanya Viona tanpa memperdulikan Kevan yang terlihat syok dengan perbuatannya.

"Pilih dia lah!"

Senyum mengejek tercetak jelas diwajah Viona, "Tapi dia gak milih kamu." Ejeknya.

Batin Kevan tertampar keras oleh kenyataan, dia tidak pernah berpikir jika akan mendapatkan mantan yang terlihat kurang ajar seperti Vio.na

Walaupun Viona sudah tau jika dia adalah Lenio, sepertinya gadis itu memiliki sembilan puluh ribu nyawa hingga dia berani memprovokasi seorang Kevan.

Bibir Kevan terkatup rapat ketika tidak bisa mengelak lagi, Feiza memang benar tidak memilih nya, dan dia kesal dengan kenyataan ini.

Vio berjalan mendekat kearah Kevan, "Kamu mau apa?" Tanya Kevan tak enak karena merasakan firasat yang buruk.

"Kita balikan atau aku cium?"

Suara barang terjatuh dari samping mengalihkan perhatian Viona dan Kevan, disana terdapat seorang pria bertubuh tinggi dan sedikit berkulit coklat yang menatap kedua orang tersebut dengan cengong.

"Aku buta!" Teriaknya sambil berlari pergi dengan menutup mata.

Bahkan bola yang tadi tidak sengaja dijatuhkan tidak diambil kembali oleh laki-laki itu.

Viona kembali menghadap kedepan tanpa memperdulikan laki-laki asing tersebut.

Karena tidak ingin kesucian nya direnggut kedua kalinya, dengan terpaksa Kevan mengangguk setuju.

Biarkan mereka balikan dulu baru dirinya putuskan lagi. Saat ini Kevan benar-benar merasa malu.

Harga dirinya sebagai ketua mafia sudah jatuh terperosok karena gadis didepannya.

Viona tersenyum penuh kemenangan ketika Kevan menerima ajakan balikan nya, sejak dulu Kevan tidak pernah bisa menolaknya.

Dirinya adalah satu-satunya perempuan yang menemani Kevan dari dia kecil hingga sia berganti nama.

Bahkan seterusnya akan tetap seperti itu.

Dari balik dinding, seorang pria berumur sekitar 41 tahun dan pria tua berumur lebih dari 70 tahun mengintip percakapan antara Viona dan Kevan.

Bibir mereka terkatup rapat ketika mengetahui siapa sebenarnya sosok Lenio.

"Komandan, apakah dia harus kita tangkap?" Tanya pria tua itu.

Komandan mengangkat tangannya, "Biarkan dulu."

Orang yang dia percaya ternyata adalah bos dunia bawah, benar-benar kejutan untuk nya.

Padahal hari ini dia belum ulang tahun, tapi orang-orang sudah memberikan kejutan sebesar ini.

Komandan menarik seorang laki-laki yang melewatinya, dia menunjuk kearah Kevan yang sedang berbincang dengan Viona.

"Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk menyelidiki Lenio? mengapa kamu tidak memberitahuku?" Tanya komandan bingung.

Rifan ikut menoleh kearah Kevan, dan mengangkat bahunya, "Dia bilang kalau aku beri tau komandan, aku akan dibunuh."

Komandan tercengang setelah mendengar pernyataan dari bawahannya, ternyata di kamp ini tidak ada orang yang waras.

Rifan yang takut mati, dan Kevan yang ternyata adalah bos dunia bawah.

Lalu siapa lagi yang akan memberikannya kejutan nanti? apakah anaknya?

"Rifan! sini liat Feiza sama Zeyan jadian!" Teriak Jion dari kejauhan.

Wajah Komandan menjadi pucat, dia langsung pergi dari sana dengan ekspresi menyedihkan.

Hari ini penuh kejutan.

TBC

COME BACK TO METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang