Jumat Berkah

15 4 3
                                    


"Boleh jadi engkau tidur, tapi puluhan do'a naik untukmu. Dari si fakir yang pernah kau tolong, dari si lapar yang pernah kau beri makan, dari si sedih yang pernah kau hibur, atau dari mereka yang pernah kau bantu. Jangan lelah berbuat baik."

Ibnu Qayyim

—————

LIBUR kerja menjadi waktu yang paling berharga bagi Araga, entah untuk sekadar beristirahat di rumah atau menjalankan serangkaian hobinya. Kegiatan yang paling sering ketika libur tiba ialah berkemah di puncak bogor sambil memanfaatkan tanggal cuti, selain merupakan hobi, Araga juga senang karena bisa sekalian berkunjung ke rumah Pakde dan Budenya.

"Kamu hari ini jadi balik ke Jakarta, Le?" tanya Wiwit pada keponakannya yang sedari tadi tampak melamun di teras rumah.

"Di tunda, Bude, masih ada yang harus aku selesaikan di sini," balas Araga sembari menyesap minuman rasa cokelat miliknya "lagian, ibuk, bapak sama mbak Afita lagi pulang kampung juga, aku bosen di rumah sendiri, gak papa 'kan kalo aku di sini agak lama?"

"Lho ya gak papa, justru Bude senang, ada yang bisa bantuin Bude anter pesenan kue kalo pesanan lagi membludak," Wiwit terkekeh dibalas senyuman oleh Araga.

Ini adalah kali pertama Araga merasa gelisah lantaran belum menepati janjinya. Ia bahkan rela bangun pagi untuk membeli telur guna menggantikan telur milik gadis cantik yang tak sengaja ia pecahkan kemarin.

Tadinya, Araga berniat untuk sekalian bertanya rumah gadis itu kepada Yayan, akan tetapi, pemilik warung itu tidak mengetahui, ia juga merasa asing dengan wajah gadis yang membeli telur di warungnya kemarin siang.

"Bude boleh minta tolong gak, Le?" tanya Wiwit pada Araga yang baru saja mengembalikan gelas bekas minumannya ke dapur.

"Boleh dong, mau minta tolong apa?"

"Tolong antarkan kue-kue ini ke rumah Bu Kanaya, rumahnya yang samping warung sembako deket masjid itu, tau gak?" jelas Wiwit, tangannya masih sibuk memasukkan pie isi cokelat, pastel, kue soes, dan beberapa kue lainnya ke dalam kotak.

"Sekarang?"

"Iya sekarang, sebelum jam sebelas udah harus di sana, karena kue-kue ini di pesen untuk dibagikan ke orang-orang yang sholat di masjid,"

Araga menganggukkan kepalanya "Ohh, Jumat berkah, boleh boleh ...."

"Tolong ya, Le, pesenan hari ini lagi buanyak banget, tadi Kaisar udah jalan duluan, anterin pesenan RT sebelah,"

Araga mengukir senyum "Aman bude."

***

Seperti yang kita ketahui, hari Jumat adalah hari yang mulia bagi umat muslim. Hari Jumat dijuluki sebagai Sayyidul Ayyam atau penghulu hari sebab banyak peristiwa penting yang terjadi seperti diciptakannya Nabi Adam hingga terjadinya hari kiamat. Oleh karna itu, ada banyak keutamaan di hari Jumat, salah satunya pahala ibadah dan amalan yang dilakukan akan dilipat gandakan oleh Allah Subahanahu Wata 'ala.

"Buah pisangnya sudah dimasukin semua ke kotak belum, Mbak?" tanya Kanaya pada Zahrana yang kini tengah sibuk menghitung jumlah nasi box di hadapannya.

"Sudah, Bude," balas Zahrana tanpa ragu.

"Oke, berarti tinggal kuenya aja yaa yang belum dateng," gumam Kanaya pelan dibalas anggukan oleh Zahrana.

Berbagi makanan setiap hari Jumat telah menjadi kegiatan rutin mingguan Kanaya. Hal itu menjadi salah satu rahasia rezekinya terus mengalir deras, tidak hanya pada masa kini saat dirinya sudah terbilang sukses, sifat gemar berbagi Kanaya bahkan sudah ada sejak ia masih kecil. Kanaya percaya bahwa berbagi tidak akan menjadikannya miskin, justru apa yang ia keluarkan selalu dibalas berlipat-lipat oleh Allah, dan benar, Kanaya sudah merasakannya.

DI BALIK CANGKANG [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang