Dua seorang kaka adik layaknya candramawa hitam bercampur putih sulit untuk disatukan menjadi satu warna karena sebuah perbedaan... mencari Rahasia untuk menemukan kebenaran, mereka berharap menjadi Sembagi arutala yang berarti cita cita dan rembula...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
☆
“Mati lo bangsat” ujar cowok itu sembari memukuli korban yang terlihat sudah tidak berdaya itu.
“Iblis..” gumam remaja cowok yang menjadi korban itu.
“Pujian? makasih..tapi untuk sekarang gue butuh lo, jadi gue harap lo berguna” ungkapnya, dan perlahan mulai menyuntikkan sebuah cairan obat yang bisa disebut chlorndycerin.
“Gue mau lo jangan ngebeberin hal ini sama siapapun, lalu bilang ke pemimpin lo kalo geng Zarvior nantang geng Vanostra dan ketemu di jln.bunga melati setelah lo udah selesai ngelakuin semua perintah gue” cowok itu mendekat dan berbisik.
“Gue mau lo bunuh diri…ngerti?” usulnya dengan kekehan.
Pukul 20.11 malam
Semuanya sudah berkumpul di cafe tepatnya di lantai 2 yang sering dijadikan markas oleh geng Zarvior.
“Woi bahan buat kue udah abis nih, beliin kek sana sekalian beli jajan” celetuk Sagara.
“Siapa yang pergi?” tambahnya lagi.
“Gue” jawab Kaisar yang perlahan bangkit dari ranjang.
“Sendiri?” tanya Zevan.
“Eittss tenang aja pak bos, ada gue yang siap jaga adek emas lo ini” sahut Cakra.
“Najis.” cetus Kaisar dan mulai melangkah pergi dari sana.
“Oke gue pergi dulu! jangan sampe ada yang kangen” Cakra mulai melengos pergi mengikuti Kaisar untuk ke supermarket membeli bahan sekaligus membeli snack.
“Sementara mereka masih beli keperluan, kalian boleh cerita terus terang sama kita tentang kejadian itu tadi..” tutur Sagara kepada Azka dan Levi.
Diposisi geng Varnostra
“Bajingan lo Zevan..” desis Keandra.
“Dra jangan percaya dulu dah sama informasi gajelas kaya gitu, Zevan kaga mungkin lah ngelakuin itu” peringat Zegara.
“Oh lo sekarang belain dia? sekalian sana lo masuk geng nya” celetuk Kavian, Zegara yang mendengar itu menghela nafas. Dasar keras kepala..
“Lo emangnya dapet informasi dari siapa dah?” tanya Marvelino kepada sesosok remaja cowok yang tak jauh dari dirinya, nama cowok itu adalah Nabil.
“Zevan..”
“Yakin lo dari zevan? terus lo juga di pukuli sama siapa?” celetuk Shankara, dia hanya merasa ada sesuatu yang tak beres..apalagi dengan gelagat Nabil yang terlihat seperti orang mabuk dan…ketakutan.
“Lo ga percaya sama gue?!” bentak Nabil dengan menarik kerah baju Nathaniel.
“Semuanya ini ulah Zevan!! dia yang udah buat gue kaya gini bangsat!”