Tiga tahun telah berlalu sejak Zhou Shiyu melewati masa-masa kelam dalam hidupnya. Pagi ini, di kota Shanghai, angin berembus lembut di antara gedung-gedung pencakar langit yang menjulang. Dengan rambut hitam panjang yang tergerai rapi, Zhou Shiyu melangkah melewati gerbang besar Sekolah Menengah Atas Shanghai Jingwen. Usianya kini 17 tahun, dan waktu telah mengubahnya menjadi gadis yang memukau—postur tubuhnya tinggi, ideal, dengan wajah yang sangat cantik tanpa menggunakan poni lagi dan aura dewasa yang terpancar dari sorot matanya. Setelah bertahun-tahun menjalani homeschooling, Zhou Shiyu kini siap memulai babak baru dalam hidupnya, meninggalkan masa lalunya yang kelam.
Ayahnya, Zhou Jian, telah mendapat tugas baru di Shanghai, dan mereka sekeluarga pun harus pindah ke kota besar ini seminggu yang lalu. Dengan penuh harapan untuk menemukan kebahagiaan yang sempat hilang, Zhou Shiyu melangkah masuk ke gedung sekolah yang besar, bersemangat sekaligus gugup untuk menghadapi kehidupan sekolah yang normal—suatu hal yang sudah lama ia tinggalkan.
Setelah mengurus administrasi, Zhou Shiyu mendapatkan jadwal dan lokasi kelasnya. Dengan sebuah buku dan tas punggung yang sederhana, ia melangkah melewati lorong sekolah yang ramai oleh suara langkah siswa-siswi yang sedang bergegas ke kelas masing-masing. Bangunan sekolah ini besar, bahkan lebih besar dari yang ia bayangkan, dan dinding-dindingnya dipenuhi dengan poster-poster kegiatan, jadwal turnamen, dan berbagai pengumuman.
Ketika sampai di depan kelas, Zhou Shiyu menarik napas dalam, menenangkan dirinya sejenak. Ia membuka pintu kelas, dan ruangan yang terang segera memenuhi pandangannya. Di dalam kelas, beberapa murid yang tengah berbincang seketika menoleh ke arahnya. Wajah-wajah penasaran tampak dari beberapa murid yang segera membisu melihat kedatangan sosok asing yang baru.
Guru di depan kelas menyambutnya dengan senyuman hangat, lalu mengisyaratkan agar ia memperkenalkan diri. Zhou Shiyu berdiri tegak, memandang ke arah seluruh kelas, berusaha untuk tidak terlalu gugup. Dia menundukkan sedikit kepalanya sebagai tanda hormat sebelum berbicara.
"Halo, aku Zhou Shiyu. Senang bertemu kalian semua," ujarnya dengan suara yang tenang namun sopan.
Seisi kelas mengangguk dan beberapa tersenyum ramah, sementara beberapa siswa berbisik-bisik penuh rasa kagum melihat sosok Zhou Shiyu yang anggun dan menarik.
"Nah, Zhou Shiyu, kamu bisa duduk di salah satu bangku yang kosong itu," ujar gurunya dengan ramah, menunjuk dua bangku kosong di tengah ruangan.
Zhou Shiyu berjalan menuju bangku yang kosong dan duduk di sana dengan tenang. Baru beberapa detik duduk, seorang gadis mungil dengan wajah cantik dan mata besar yang cerah berbalik dari bangkunya yang berada di depan Zhou Shiyu. Senyum gadis itu begitu lebar, menyiratkan keceriaan yang menular.
"Hai, aku Su Shan Shan," ujarnya riang, lalu mencondongkan badannya ke arah Zhou Shiyu seolah-olah sudah mengenalnya lama. "Selamat datang di kelas kita, Zhou Shiyu! Wah, namamu bagus sekali!"
Zhou Shiyu tersenyum kecil, merasa sedikit terbantu oleh sambutan ceria Su Shan Shan yang tampak begitu tulus. "Terima kasih, Su Shan Shan."
Dari samping Su Shan Shan, seorang gadis lainnya dengan rambut lurus sebahu dan wajah yang tampak lembut turut menyapanya. "Aku Zhu YiXin, panggil saja Yixin. Senang berkenalan denganmu, Zhou Shiyu!"
Zhou Shiyu mengangguk pada keduanya. "Senang bertemu kalian juga."
Setelah menyambut Zhou Shiyu, mereka berdua mulai mengajaknya berbincang santai. Suasana kelas yang semula asing bagi Zhou Shiyu mulai terasa lebih hangat dengan adanya kedua gadis itu.
"Jadi, Zhou Shiyu, aku dengar kamu baru saja pindah dari Jiangsu, ya? Wah, pasti di sana seru banget. Apa yang paling kamu suka di sana?" tanya Su Shan Shan, matanya berbinar penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadows Of The Past | SQHY | Wang Yi x Zhou Shiyu SNH48
Fiksi RemajaTiga tahun lalu, Zhou Shiyu kehilangan sahabat sekaligus cinta pertamanya, Wang Yi, yang meninggal dalam kecelakaan tragis tepat di depan matanya. Kehilangan itu membuat Zhou Shiyu trauma hingga ia harus meninggalkan sekolah. Kini, setelah pindah k...