Bab 1: The Edge of Despair

249 34 1
                                    

Suasana Sekolah Menengah Pertama di Jiangsu sudah mulai sepi. Setelah dering bel panjang menandakan jam pulang, suara langkah kaki pelajar yang terburu-buru menghilang satu per satu, meninggalkan koridor sunyi yang seakan menjadi saksi bisu akan banyaknya luka dan kesedihan. Di antara tumpukan buku dan kertas yang berserakan, ada satu sosok yang berdiri di atap rooftop, mengabaikan segalanya.

Wang Yi, gadis berusia 14 tahun dengan wajah cantik namun penuh luka, berdiri di tepi pembatas rooftop. Ia memiliki mata yang dulunya ceria kini terlihat kosong dan penuh kepedihan. Rambut hitam legamnya terurai, tampak berantakan seakan mencerminkan keadaan hatinya yang berantakan. Seragam putihnya yang biasanya bersih kini terlihat kotor, dengan noda yang menunjukkan bahwa ia telah berjuang melawan dunia. Tatapannya kosong, menatap ke bawah dengan perasaan berat yang menyelubungi jiwanya.

Di bawah, keramaian siswa yang riuh tidak menyadari penderitaan yang menggerogoti Wang Yi. Setiap hari, dia terjebak dalam siklus bullying yang tak berujung―kata-kata menyakitkan dari teman-teman sekelasnya, tatapan penuh kebencian, dan kekerasan fisik yang membuatnya merasa tak berdaya. Mendapatkan tekanan dari orang tuanya yang selalu menginginkannya menjadi yang pertama di kelas, dia merasa seolah-olah terjebak dalam neraka yang tak berujung. "Kenapa aku harus terus bertahan?" desahnya pelan, air mata mulai mengalir di pipinya. "Aku sudah lelah..."

Dalam perjalanan ke rooftop, Zhou Shiyu baru saja menyelesaikan rapat OSIS. Gadis cantik dengan rambut cokelat berponi indah dan seragam yang rapi, dia merasa lelah setelah seharian beraktivitas. Namun, saat melangkah ke arah rooftop untuk mencari udara segar seperti biasanya, firasat aneh menyelimuti hatinya. Sesuatu yang buruk seolah mengintainya. "Ada yang nggak beres," gumamnya pelan, meski dia tak tahu pasti apa yang membuatnya merasa demikian.

Ketika Zhou Shiyu tiba di rooftop, dia melihat seseorang berdiri di tepi pembatas, matanya kosong dan tampak putus asa. Hatinya bergetar, dan dia merasakan kepanikan yang mengalir dalam dirinya. Dalam sekejap, dunia sekelilingnya tampak redup, dan hanya ada satu fokus―sahabatnya yang sedang dalam bahaya.

"Wang Yi!" teriak Zhou Shiyu, suaranya bergetar antara takut dan cemas. "Apa yang kamu lakukan!"

Wang Yi terkejut, sedikit berbalik untuk menatap seseorang di belakangnya. "Tinggalkan aku, Shiyu. Aku udah nggak ingin hidup lagi!" jawabnya dengan suara serak, penuh kepedihan. Terdengar dingin dan putus asa, seperti sebuah mantra yang terucap dari hati yang hancur.

Zhou Shiyu sahabat Wang Yi satu satunya di sekolah ini, hanya gadis itu yang sering kali membelanya saat ada yang melakukan perundungan kepadanya, hanya saja Zhou Shiyu juga memiliki kesibukan sendiri mengingat dia adalah anggota OSIS yang cukup sibuk dengan kegiatannya.

Zhou Shiyu berlari menghampirinya, jantungnya berdegup kencang, seolah ingin keluar dari dadanya. "Jangan bilang begitu! Hidupmu berharga!" Dia meraih tangan Wang Yi, menggenggamnya erat, mencoba menariknya menjauh dari tepi. Sentuhan itu seolah mengingatkan Wang Yi akan kehangatan persahabatan mereka yang pernah ada.

"Lepasin aku!" Wang Yi berteriak, air mata mengalir deras dari matanya. "Aku ingin bebas dari semua ini!"

"Jangan lakukan itu!" Zhou Shiyu menatap mata Wang Yi dengan penuh harapan.

Wang Yi tertawa pahit, suara itu terputus oleh isakan tangis. "Aku ini lemah, Shiyu. Nggak ada yang mau membelaku."

Zhou Shiyu menggelengkan kepala, menatap Wang Yi dengan penuh determinasi. "Aku yang akan membelamu, Wang Yi. Dan kamu harus percaya pada dirimu sendiri. Ayo, kita turun dari sini." Dia tidak akan membiarkan Wang Yi terjerumus lebih dalam ke dalam kegelapan.

Wang Yi terdiam sejenak, terlihat ragu. Dia menatap tepi rooftop yang mengerikan itu, berusaha membayangkan masa depan yang lebih cerah. "Tapi... aku sudah berusaha begitu keras. Mereka nggak akan pernah berhenti, Shiyu. Setiap hari aku disakiti," ujarnya, suaranya mulai terisak. Setiap kata yang diucapkan seakan membawa kembali kenangan pahit yang ingin dia lupakan.

Shadows Of The Past | SQHY | Wang Yi x Zhou Shiyu SNH48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang