Kini tiba saat yang ditunggu oleh semua siswa-siswi, suasana di lapangan basket SMA Jingwen pagi ini sangat meriah. Di pinggir lapangan, ratusan murid berkumpul menjadi suporter, sebagian adalah murid SMA lain yang menjadi lawan main pertandingan basket hari ini. Mengenakan warna kebanggaan sekolah masing masing yang cerah, dan beberapa di antara mereka melambai-lambaikan bendera, sementara yang lainnya meneriakkan nama tim basket sekolah mereka, menciptakan gelombang sorakan yang menggema di udara. Aroma popcorn dan minuman dingin tercium di sana-sini, menambah semarak suasana.
Wang Yi, kapten tim basket, berdiri di tengah lapangan dengan seragam basketnya yang berkilau. Pesonanya memancarkan kepercayaan diri, dan sepertinya banyak siswa-siswi terpesona. Di pinggir lapangan, Zhou Shiyu, Su Shan Shan, dan Zhu YiXin menjadi suporter paling bersemangat. Mereka teriakan memanggil nama Wang Yi, "Wang Yi! Wang Yi! Ayo, menangkan pertandingan ini!"
Wasit meniup peluit, dan pertandingan pun dimulai. Tim Wang Yi berhadapan dengan tim lawan yang tidak kalah kuatnya. Bola melambung ke udara, dan Wang Yi dengan cekatan melompat, menangkap bola tersebut. Dia menggiring bola melewati lawan-lawan yang berusaha menghalanginya, lincah dan cepat seperti angin.
"Genggam terus! Jangan lepas!" teriak Yuan Yiqi dari sisi lapangan, memberi semangat. Wang Yi mengangguk dan terus berlari, merasakan getaran semangat dari suporter yang menyemangatinya. Dia melihat rekan satu timnya, San Yi, yang berada di posisi terbuka dan langsung mengoper bola dengan akurat.
"San Yi! Tembak!" teriak Wang Yi. San Yi yang tidak menyia-nyiakan kesempatan langsung melepaskan tembakan tiga angka. Bola berputar di udara dan masuk dengan sempurna ke dalam ring. Suara sorakan menggelegar mengisi lapangan.
"Yesss! Poin pertama!" seru Bai Xinyu, melompat dengan penuh semangat.
Lawan tidak tinggal diam. Mereka merespons dengan serangan balik yang cepat, tapi Wang Yi dan timnya bekerja sama dengan baik, saling menutupi setiap celah. Su Shan Shan dan Zhu YiXin terus meneriakkan dukungan, menambah semangat tim. "Ayo, Wang Yi! Tunjukkan kemampuanmu!"
Wang Yi, yang terus bergerak tanpa henti, melihat ada peluang di sisi kanan. Dia menggiring bola dengan cepat, melewati dua pemain lawan, dan mengoper kepada Yuan Yiqi yang menunggu di sudut lapangan. Yuan Yiqi dengan sigap menerima operan dan langsung melesatkan bola ke arah ring. GOL! Tim Wang Yi kembali mencetak poin. Sorakan semakin memekakkan telinga.
Pertandingan berlangsung dengan intens. Wang Yi dan timnya terus berjuang, menjaga keunggulan. Mereka menunjukkan permainan yang kompak dan terampil. Setiap operan, setiap tembakan, dan setiap strategi terasa seperti simfoni yang harmonis. Wang Yi merasa bersemangat saat melihat timnya bersatu, saling mendukung dan memberikan yang terbaik.
Di akhir pertandingan, ketika peluit berbunyi, tim Wang Yi memenangkan pertandingan dengan skor yang telak. Sorakan riuh memenuhi lapangan. Wang Yi dan timnya berpelukan, merayakan kemenangan dengan euforia. Mereka mendapatkan piala, simbol keberhasilan dan kerja keras mereka.
Setelah perayaan yang meriah, Wang Yi dan timnya berkumpul di tepi lapangan untuk beristirahat. Zhou Shiyu, Su Shan Shan, dan Zhu YiXin mendekati mereka dengan senyuman lebar. Zhou Shiyu mengulurkan botol minuman dingin kepada Wang Yi.
"Selamat, Wang Yi! Kamu sangat hebat!" kata Zhou Shiyu dengan wajah berseri-seri.
"Terima kasih," jawab Wang Yi singkat, meskipun ia tidak sepenuhnya menatapnya. Wang Yi terlihat sedikit acuh, namun di dalam hatinya ada rasa bangga dan terima kasih kepada semua teman-temannya.
Melihat reaksi Wang Yi, Zhou Shiyu sedikit merasa terasing. Dia tahu Wang Yi masih menjaga jarak dan tak menyukai kehadirannya, tetapi hatinya berharap agar mereka bisa lebih dekat layaknya teman. Dia mengalihkan pandangannya kepada sahabat-sahabat Wang Yi yang tampak riang.
![](https://img.wattpad.com/cover/380140470-288-k937772.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadows Of The Past | SQHY | Wang Yi x Zhou Shiyu SNH48
Teen FictionTiga tahun lalu, Zhou Shiyu kehilangan sahabatnya, Wang Yi, yang meninggal dalam kecelakaan tragis tepat di depan matanya. Kehilangan itu membuat Zhou Shiyu trauma hingga ia harus meninggalkan sekolah. Kini, setelah pindah ke Shanghai dan mencoba me...