Bab 12: Brings Trouble Again

379 55 2
                                    

Langit biru cerah dengan sinar matahari yang sudah cukup terik mulai menembus celah-celah gedung sekolah, menciptakan suasana yang cerah meski udara terasa cukup dingin pagi ini. Koridor sekolah yang biasanya riuh dengan langkah-langkah cepat siswa, kali ini dipenuhi dengan suara langkah kaki yang terburu-buru menuju kelas. Beberapa kelompok siswa berbicara dengan riang, sementara beberapa lainnya tampak terburu-buru karna jam pelajaran tidak lama akan dimulai.

Di tengah keramaian itu, Wang Yi berjalan dengan langkah yang agak lambat, seolah dunia di sekitarnya tak terlalu mempengaruhi. Meskipun sekolah ini penuh dengan aktivitas, perasaan kosong dan cemas tampak jelas tergambar di wajahnya. Tak ada senyum atau semangat yang terpancar dari matanya yang biasanya cerah. Sebaliknya, wajahnya kini dipenuhi dengan memar biru keunguan yang semakin terlihat jelas, terutama di sekitar bibirnya, seolah setiap langkah yang ia ambil menambah rasa sakit itu. Terasa ada beban berat yang mengendap di dadanya, lebih dari sekadar luka fisik. Wajah mulusnya yang biasanya tampak sempurna kini penuh dengan jejak kekerasan, bekas perkelahian yang ia alami kemarin.

Langkahnya terasa berat, seolah ia ingin segera sampai di kelas namun tidak bisa terburu-buru. Wang Yi sedikit menyentuh sudut bibirnya yang memar, mencoba menahan rasa perih yang masih terasa. Ketika ia melangkah di koridor yang sibuk, pikirannya terlarut dalam kejadian perkelahian itu.

Tiba-tiba, langkah Wang Yi terhenti. Di depannya berdiri seorang lelaki yang cukup tinggi dan tampan. Dia adalah Zhan Wei, lelaki yang sudah cukup lama berusaha mendekati Wang Yi, namun tak pernah berhasil. Zhan Wei, dengan rambut hitam yang dibiarkan sedikit berantakan, mengenakan jas sekolah yang sempurna dan wajah yang selalu tersenyum lebar, menghentikan langkah Wang Yi. Meski tampak tenang, ada aura kecemasan dan keraguan di matanya yang tajam.

"Selamat atas kemenanganmu di pertandingan basket kemarin, Wang Yi," suara Zhan Wei terdengar lembut, tetapi penuh perhatian. Ia mengulurkan tangannya, dengan sebuah coklat batang yang dipegangnya erat. "Aku hanya ingin memberikan ini padamu. Tolong terimalah, untuk kali ini saja," lanjutnya dengan suara yang tidak terlalu terburu-buru, namun cukup serius.

Wang Yi menatap Zhan Wei dengan tatapan yang tajam, matanya membekas kelelahan dan ketidakpedulian. Namun, setelah beberapa detik, ia akhirnya menerima kotak coklat yang disodorkan Zhan Wei. "Terima kasih," jawab Wang Yi pelan, meskipun nada suaranya terdengar datar. Sebenarnya, ia tak tertarik pada perhatian itu, karena ia sudah tahu betul bahwa ini adalah bentuk lain dari usaha Zhan Wei untuk mendekatinya.

Zhan Wei, yang menatap Wang Yi dengan tatapan penuh harap, terlihat sedikit ragu setelah itu. Namun, matanya dengan cepat beralih ke wajah Wang Yi yang tampaknya terluka. Seketika, wajahnya berubah menjadi cemas. "Apa yang terjadi dengan wajahmu?" tanya Zhan Wei, suaranya penuh kekhawatiran. "Kenapa bisa seperti ini? Kenapa wajahmu bisa memar?"

Wang Yi hanya bisa tersenyum tipis. Senyuman itu bukan senyuman gembira, melainkan senyuman yang dipaksakan. "Ini hanya kecelakaan kecil." jawab Wang Yi dengan suara yang terdengar tidak terlalu meyakinkan. Ia berusaha untuk menepis perhatian Zhan Wei, berusaha menunjukkan bahwa luka itu tak berarti. Namun, semakin lama Zhan Wei menatapnya, semakin jelas bahwa dia tidak percaya begitu saja dengan kata-kata Wang Yi.

Namun, sebelum Zhan Wei bisa mengucapkan sesuatu lagi, suara langkah kaki terdengar semakin dekat. Tiga sosok gadis datang dengan langkah cepat, yang langsung membuat Zhan Wei merasa canggung dan agak terkejut. Ketiga gadis itu yang tak lain adalah Yuan Yiqi, Bai Xinyu, dan San Yi mendekat dengan senyum lebar, dan mereka langsung merangkul pundak Wang Yi. Keberadaan mereka yang tiba-tiba membuat Zhan Wei merasa sedikit tersudut, seolah-olah ia tak lagi memiliki ruang untuk melanjutkan percakapan yang sedikit canggung itu.

"Ah, sepertinya kedatangan kita mengganggu kalian ya?" San Yi berkata dengan nada santai, tetapi ada gurauan yang jelas terdengar di suaranya. Matanya tetap tertuju pada Zhan Wei yang semakin canggung.

Shadows Of The Past | SQHY | Wang Yi x Zhou Shiyu SNH48Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang