▪︎Oktober, 2024▪︎
{HARI INI AKU AKAN POST
BAB 9, 10, 11, DAN 12 YA, GUYS}🖤
Setelah reaksi jantung kembali berdegup normal, pelan-pelan Hannah menggelengkan kepala. Di sebelahnya, Lintang mengerut dahi dalam-dalam, tampaknya kali ini tawaran bantuan kembali menerima penolakan."Makasih ya, Pak. Saya sendiri aja."
Kontan Lintang kembali menaruh tangan yang terulur di atas pangkuan.
"Direndam kan, Pak?"
Pria itu mengangguk pelan.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Hannah segera menenggelamkan telapak tangan ke dalam baskom berisi air hangat.
"Berapa lama, Pak?"
"Terserah." Pria itu menjawab sekenanya, dia menggerakkan bokong kian menjaga jarak dari wanita di sebelah. Kembali Lintang mengeluarkan gawai, tak ingin repot-repot memulai obrolan dengan Hannah—pria itu agak kesal. Padahal hanya sekadar ingin membantu, tetapi Hannah kerap menolak.
Sedetik Lintang melirik Hannah dengan ekor mata, dia mendengkus, kemudian menggeleng-gelengkan kepala.
"Bapak, marah?" Hannah mengajukan tanya, suaranya terdengar pelan sekali.
"Enggak." Pria itu enggan menoleh menatap Hannah, sepasang netranya fokus pada naskah film yang sore tadi dikirimkan melalui surel oleh asisten seorang penulis. "Buat apa marah?"
"Bapak sedikit ketus, saya pikir marah. Padahal memang aslinya begitu ya, Pak?" Wanita itu bertanya kalem. Netranya beralih dari menghadap Lintang ke arah baskom di atas meja.
Sepasang mata hitam pekat pria itu membulat kaget. "Jadi itu kesan kamu terhadap saya?"
Anggukan Hannah terlalu gesit, kian terbelalak sepasang netra pria di sebelahnya.
"Are you fucking serious?"
"Di awal ketemu, Bapak udah ketus sama saya."
Hannah tidak salah, perkataan wanita itu seratus persen akurat, oleh sebab itu, Lintang tak bisa mendebat.
"Adakalanya Bapak lembut, tapi dalam hitungan detik kembali ketus." Sebentar Hannah menoleh menatap Lintang, pria itu tak lagi fokus pada gawai di tangan.
"Jadi kadang saya juga bingung harus bersikap bagaimana ke Bapak."
"Kamu makin malam, makin jujur, ya."
Refleks Hannah menoleh, Lintang benar. Dia terlalu gamblang berbicara pada pria di sebelahnya.
"Saya khawatir semakin jujur kamu ngobrol dengan saya, lama-lama kamu bisa nyaman berada di dekat saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wearing My Lingerie
Romantizm‼️Mature Content. Kata-Kata Kasar, KDRT, Pengkhianatan, Adegan Ranjang, dsb.