1. news!

702 36 3
                                    

*Chels P.O.V*

"Chels, bangun!!!! Cepetan, udah jam berapa ini!!" suara teriakan Mama dari dapur terdengar hingga kamarku di lantai 2.

"Hmm, iya, Ma," jawabku sambil membuka mata perlahan. Jam berapa ini sampe nyonya udah teriak. Pandanganku tertuju pada jam dinding.

"NO SHIT," teriakku. Ternyata sudah jam 06.40 pagi. Kelas pertama dimulai pukul 07.30. Memang masih hampir satu jam, tapi perjalanan dari rumah ke sekolah biasanya memakan 20 menit tanpa macet. Jika terjebak macet? Berharaplah bukan guru killer yang sedang piket pagi.

Ku ambil langkah seribu ke kamar mandi. Cuci muka, gosok gigi, tanpa sabunan. Langsung kusambar seragam putih abu dan kupakai dengan buru-buru. Kecepatan kaki ini untuk berlari sedikit dikurangi ketika menuruti tangga. Aku tidak mau terjatuh dan terkilir lagi di saat seperti ini.

"Pagi mom and dad!" sapaku sambil cium pipi Mama yang sedang menyiapkan bekal dan Papa yang mengunyah sarapannya.

"Cepetan pake sepatu. Sarapannya mama bekel aja ,ya, kesian itu Jake udah nunggu di depan," kata Mama sambil memasukkan bekal ke tas sekolahku.

"Jake? Emangnya hari ini aku bareng dia, Ma?" Kegiatanku memakai sepatu sempat terhenti. Emang iya? Perasaan semalem gue ga minta.

"Lah, kan, semalam kamu yang bilang pagi ini mau berangkat sama Jake," tatap Mama bingung.

Aku masih berhenti dan mencoba mengingat. 

OH. 

Otomatis kutepuk jidat, "Iya, iya, aku inget."

Jarum panjang jam di pergelangan tanganku berada di angka 10. Walah Jake marah besar ini.

"Mom, berangkat yaaaa," teriakku sambil lari dari meja makan dan langsung keluar rumah.

"Lama amat, sih, Che buset dah. 20 menit gua nungguin lo," semprot Jake saat baru aja kubuka pintu mobilnya.

"Ya maap, sih. Namanya juga kesiangan," balasku menutup pintu mobil Jake, eh, salah, banting pintu mobil.

"Pelan elah nutupnya," kena lagi semprotnya Jake.

"Ya udah sih buru, macet woy jalanan, moga aja ga telat ini, bawel amat sih pak tua!" balasku yang berhasil membuat Jake diam.

Namaku Chelsea Drew. Seorang remaja berusia 18 tahun yang sekarang masih berada di bangku SMA, tapi sebentar lagi lulus. Orang Jakarta, tapi nama belakangnya Drew? Sebenarnya Papa adalah seorang Australia. Mama orang Indonesia, tapi pernah lama tinggal di Australia. Rumit? Ya, semoga paham dengan penjelasan singkat ini.

Orang yang nyetir di sampingku adalah Jacob Anggara Putra. Sahabatku sejak, well, Mama kita masih mengandung? Orang tua kami berbagi masa lalu yang sama. Mungkin akan kuceritakan lain kali. 

Oh, jangan kira kami sepasang kekasih. Kami sudah terlalu banyak menerima pemikiran seperti itu. Tumbuh besar bersama membuat kami seperti saudara. 

20 menit menjelajah jalanan ibukota, akhirnya kami sampai di sekolah. Jacob mematikan mesin dan memandangku yang sibuk mengambil tas dari kursi belakang.

"Che, lu blom nyisir, woy. Benerin dulu, kek, rambut lo. Kayak sarang burung gitu," panggil Jacob.

"Hah?" aku menurunkan cermin di mobil, "astaga, makasih udah ngingetin gue, hehe," balasku sambil nyengir. Rambutku masih tercepol berantakan. Langsung kusisir dan ikat kembali.

"Hayuk atuh, Che, cepetan," ucap sahabatku yang sudah tidak sabaran dari luar mobil.

"Iye, ini udah. Masih ada 20 menit lagi masuknya, sih," balasku keluar dari mobil

"Gua belum nyalin PR hari ini, woy," perkataan Jacob membuat mataku menyeringit kesal ke arahnya.

Kelas kami terletak di pojok lantai 3, di depan perpustakaan, terpampang papan 12 SOS 2. Kami masuk kelas sambil menyapa teman-temanku dan menuju mejaku dan Jacob di bagian tengah belakang kelas. 

Selagi Jacob ngobrol dengan Dani, aku mengeluarkan sarapan dan PR untuk disalin Jacob. Tak lupa kukeluarkan iPod serta earphone. She's Kinda Hot - 5 Seconds of Summer langsung terputar.

Wih asek roti nutella. Yahduh bentar lagi sih dimintain ini. Biasanya ada satu atau dua orang teman gilaku yang datang meminta sarapanku.

"Bagi dong, Che, parah nih ga bagi bagi," sahut Dani. Nah kan, baru juga dibilang.

"Ape, Dan? Ga kedengeran," balasku dengan volume suara yang lumayan kencang. Sebenarnya aku mendengar sahutan Dani. Maaf, Dan, perut ini tiba-tiba keroncongan.

"Tau, ah. Gak jadi. Lu sih budeg!" Dani ngambek haha.

"Dih sembarang, miror plis Dan!" Jawabku sambil tertawa dan melepas sebelah earphone.

"Cheleee, ini tulisan bacanya apaan??" tanya Ricky yang panik menyalin PRku.

"Tulisan indah begitu ga kebaca?" jawabku menahan tawa melihat ekspresi panik Ricky.

"Udeh, lah Rick salin aje, kena semprot repot, bu Salma kan ribet, ntar malah ngoceh dia kalo kita ga kerjain," bela Jake. Pada akhirnya aku tetap membantu para kaum nyalin.

Aku, Jacob, Ricky, Dani, dan Elsa bersahabat sejak kita masih SD. Lucunya, kami seakan tak terpisahkan. Kami termasuk golongan murid nakal nan pintar. "Bandel boleh, goblok jangan" itu kalo kata Dani. Nakal dalam konteks sekolah, ya. Berisik, tukang tidur, tukang gosip, bukan merokok, mabuk, bahkan narkoba.

Kepribadian kami sangat amat berbeda. Namun, selera musik menjadi semen dalam pertemanan kami. Kami semua pecinta musik rock. Mulai dari punk rock, pop rock sampe rock yang mendekati metal. Termasuk aku dan Elsa. Tidak ada salahnya kaum hawa menyukai musik "sampah" kan? Kami berlima sering nonton konser bersama. 

"Woy, taroan yuk Els dateng jam berapa," kata Dani yang menghancurkan konsentrasiku mendengarkan suara Calum.

"3 menit sebelum bell masuk," jawabku asal.

"1 menit lah," kata Jake melihat jam tangannya lalu kembali menyalin.

"Telat 5 menit deh, eh jangan kasian, telatnya 2 menit aja," sahut Ricky.

"Bentar lagi, kayaknya," kata Dani dengan gaya ala ala sok tau.

"Yeh bangke, cari aman aje lu bilang bentar lagi," sahut Jake sambil jitak kepala Dani. Aku cuma senyum dan lanjut fokus dengerin 5sos di iPod.

Lucunya, tebakanku benar. Tiga menit sebelum bel masuk teriakan Elsa memanggil namaku terdengar.

"CHE, YOU HAVE TO HEAR THIS!!" teriak Elsa sambil meletakkan tasnya di sampingku.

"Geez Els, chill, what happened?" jawabku sambil mematikan iPod dan menggulung earphone.

"5SOS ARE COMING TO JAKARTA ON APRIL! GOD I'M SHAKING AND FREAKING OUT!!!!" teriak Elsa.

"OOHH MY WHAT. WE HAVE TO WATCH THE CONCERT, IT'S A MUST, I'LL TELL MY DAD," jawabku histeris. Siapa, sih yang gak seneng banget denger kabar kalo idola lo mau konser di negara lo?

"HARUS KUDU WAJIB CHE!! I'M GONNA ASK MY MOM TOO!!" balas Elsa sementara Ricky, Jacob, dan Dani cuma bisa geleng kepala melihatnya.

Seharian aku masih kaget, seneng, mau nangis, denger 5SOS mau ke Jakarta.
Really excited calon suami datang ke negara sendiri. Hmm, ngimpi dikit gapapa, kan?

Not Just A Fan - C.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang