Sepulang sekolah, Jake kembali mengantarku ke rumah. Jarak rumah kami tidak begitu jauh, jadi sering kali kami berangkat dan pulang sekolah bersama. Obrolan kami biasanya tak jauh seputar apa yang telah terjadi di sekolah tadi. Namun, setelah mendengar 5 Seconds of Summer akan konser di Indonesia, aku sibuk mencari info di ponsel sementara Jacob fokus melihat jalanan.
"Che, udah masuk gerbang, nih," kata Jacob membuatku mematikan ponsel dan siap-siap turun.
"Lo mau mampir makan apa langsung?" tanyaku seperti biasa.
"Langsung aja, deh. Tadi si Mak minta disupirin ke supermarket," jawab Jacob.
"Owkay, titip salam ke Tante Mey, ya. Bilang makasih anaknya udah jadi supir yang baik," balasku bercanda. Memang seperti ini candaan kami.
"Et, besok berangkat sendiri, ye," ancam Jacob sambil senyum.
"Ampun, pak, nanti kalo telat dihukum sendiri, kan gak seru," candaku melas. Seperti ini biasanya kami sepulang sekolah.
Setelah masuk ke pintu rumah, mataku mencari Mama di dapur. Setidaknya langsung mengantongi izin Mama dulu, baru ke Papa.
"Mam, masak apa?" tanyaku ke Mama yang sedang mencuci piring.
"Itu ada kuah ayam, kamu makan dulu, gih," sepertinya aman-aman saja minta izin sore ini.
"Mah, 5SOS mau konser di Jakarta, aku boleh nonton, gak?" tanyaku langsung. Ya memang aku tidak suka basa basi, begitu juga Mama.
"Kapan? Bentrok sama jadwal ujian, gak? Boleh asal kamu fokus ujian dulu," jawab Mama santai. Mama memang tahu aku suka sekali dengan band asal Australia ini.
"Katanya Elsa bulan april ini, masih ada 2 bulanan, sih, mom," jawabku sambil mencuci tangan di sebelah Mama.
"Yaudah, nanti kamu tanya Papa aja. Makan dulu, tuh. Mama udah masakin," ucap Mama.
"Siap, ndoro," akupun tersenyum girang diberi izin nonton konser. Ini bukan pertama kali aku meminta izin nonton konser. Sudah sekitar tiga kali aku nonton konser. Setelah mengabari Elsa dan makan, aku naik ke kamar untuk mandi dan istirahat sebentar.
***
"Drrrtttt... Drrrttt..." suara getaran handphone membangunkan tidur singkatku. Tadi taro hp dimana, ya? Tak lama ku buka mata dan melihat notifikasi di layar. 6 Missed calls, 4 New Message LINE, 8 iMessage dan notif Twitter yang bejibun banyaknya.
6 kali panggilan tak terjawab ternyata dari Jacob. Aku memutuskan untuk menelponnya balik.
"Halo?" siapapun yang mendengar suaraku, pasti tau aku baru bangun tidur.
"Heh, kemana aje lo? Gua telponin kaga diangkat," Aku agak menjauhkan handphone dari telinga.
"Santai kek buset, ini masih ngumpulin nyawa. Kayak gak tahu kegiatan pulang sekolah gue aja," jawabku gak kalah sewot.
"Kerja kelompok mau gimana, Che?" tanya Jake dengan nada agak frustasi.
Ngigo kali nih anak nanyain kerja kelompok.
"Yang mana?" kami memang satu kelompok di setiap mata pelajaran.
"Besok deadline Inggris, Chelsea. Aduh lu, tadi kan Ms. Jull udah bilang di kelas. Kemane aje lo pas pelajaran?" jawab Jacob terdengar gemas dan menahan emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Just A Fan - C.H
FanfictionAku bukan siapa siapa, aku cuma fans kamu. Dan pertama kali kita bertemu, itu cuma keberuntungan. Tapi takdir yang ternyata merencanakan semuanya. Aku harus berterima kasih karenanya -Chelsea Mungkin dia cuma gadis biasa yang ngefans sama aku. Tapi...