Jarrel

12.2K 83 7
                                    

"lu harus bantu gue"

"dih siapa lu ngatur gua"

"Tapi cuma Lo yang bisa bantu gue, Karel"

Karel menghentikan langkahnya, ia membalikkan badannya dan menatap Sania. Perempuan itu terlihat sangat frustasi. Ia menghembuskan nafasnya dan memejamkan matanya.

"Fine"

"Yessss thankyou Kar, nanti gue bakalan traktir lu mie ayam Mpok Sarti deh"

"Janji lu ya"

"Iya ege, jadi gimana cara Lo bantu gue"

Karel menatap Sania, kemudian ia menatap kearah lain memikirkan cara agar Jarrel berhenti menyukai Sania.

Ya saat ini Sania meminta bantuan Karel yang dimana merupakan saudara kembar Jarrel.

Sania tidak suka dengan Jarrel karena pria itu sangat suka membuat onar berbanding terbalik dengan Karel. Karel pintar dan lebih lembut, Sania suka berteman dengan Karel. Karel tidak menyukai keributan namun berbeda dengan Jarrel yang selalu mencari-cari keributan.

Jarrel menyukai Sania dan sudah berkali-kali ia menembak Sania namun tidak pernah Sania terima. Karena ia tidak suka dengan sifat bar-bar Jarrel.

"Ah gue punya ide"

"Apa?"

"Udah ayo ikut gua"

Karel membawa Sania pada parkiran motor, ia mengeluarkan motornya dari parkiran dan meminta Sania untuk naik. Awalnya Sania tidak yakin namun karena bujukan Karel akhirnya Sania mau.

Karel membawa Sania ke rumahnya.

"Kenapa kita kesini? Nanti gue ketemu Jarrel gimana?"

"Udah, aman. Jarrel lagi tauran"

"Lo tau darimana?"

"Tadi denger dari murid yang lewat"

Sania hanya mengangguk, ia mengikuti Karel yang masuk pada pintu utama.

"Jadi, apa yang harus gue lakukan?"

Karel melepaskan sepatunya begitu juga dengan Sania.

"Lo belum punya pacar kan?"

Sania menggeleng.

"Jadi gue pura-pura jadi pacar Lo dan sepulang dari sini Lo upload di sosmed foto kita"

Sania mengerutkan keningnya "Foto kita?"

"Iya, ayoo"

Karel masuk pada kamar, ia juga mempersilahkan Sania untuk masuk. Kamar yang tidak terlalu besar namun cukup minimalis.

"Ini kamar Lo?"

"bukan, ibu kamar tamu"

Karel berdiri didepan Sania, ia menuntun Sania untuk duduk di ranjang. Karel berjalan pada meja yang ada, ia mengeluarkan ponselnya dan menekan tombol kamera.

"Lihat, kita foto disana tapi hanya tangan gue yang kelihatan"

Sania memperhatikan ponsel Karel yang sudah menampilkan camera. Ia mengikuti arahan dari Karel.

"San, lihat gue dengan tatapan cinta"

"Dih cinta pala Lo"

"Buru San"

"Iya-iya huft" Sania menatap Karel dengan tersenyum, terlihat bahagia didalam gambar.

Karel mengambil ponselnya dan melihat hasilnya, ia tersenyum dan memperlihatkan pada Sania.

One Shoot 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang