8.

3.6K 197 5
                                    

I

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I

L

Y

~••🐣••~

Rumah sakit begitu heboh! tiga dokter menangani Leon atas printah Edgar. Satu persatu berdatangan, raut wajah mereka begitu terlihat sangat panik!.

Rumah sakit tersebut milik Edgar. Manajer tak mau menggambil resiko, dia menyuruh 3 dokter terbaik di rumah sakit, meminta mereka untuk tidak melakukan sedikit pun masalah, karna jika tidak! kepala mereka taruhannya.

Lantai 2 di buat kosong atas perintah Edgar, depan ruangan rawat Leon sudah banyak orang-orang berkumpul, mereka menatap Edgar tajam, walau sebenarnya Edgar tak merasakan takut sama sekali.

"Jika ayah ku kenapa napa nyawa mu taruhannya!". Devan menodongkan pistol tempat di kepala Edgar, di ikuti Dava juga Hiro.

Lana ketakutan! Andera sungguh kesal menatap ketiga temannya. mereka semakin memperkeruh suasana.

"Tuan, saya membawa dokter terbaik dari Prancis". Rendi datang bersama dokter Rey. dokter terbaik dari Prancis, di terbangkan dengan pesawat pribadi Edgar.

"Cepat!".

Dokter itu masuk dengan panik! serta takut, dengan tangan gemetar dia mencoba memeriksa Leon bersama ketiga dokter di sana.

Kempat dokter itu menghela nafas secara bersamaan kondisi Leon tidak parah, hanya luka pada kaki nya saja, mereka tak habis pikir, luka kecil Leon bisa membuat mereka kehilangan kepala mereka masing-masing.

"Tuan Edgar, nyonya Leon baik baik saja, saya dan yang lain sudah mengobati nyonya dengan hati hati". Tangan nya sudah berkeringat Dingin. Namun, dia masih sayang hidup.

"Pergi". Bukan Edgar tapi Arga yang bicara. Edgar sudah lebih dulu masuk dengan tergesa-gesa, di ikut Arga serta yang lainnya.

"Sayang, ayah, nyonya". Panggil mereka bersaman, Edgar Lana dkk, mendekat, rawut wajah mereka sedikit lebih baik, melihat keadaan Leon yang sudah tidak seperti tadi, tangisan Leon sudah hilang. Tapi sekarang Leon menatap mereka dengan tatapan yang sulit di artikan.

Air mata Leon tiba-tiba jatuh, mereka semua menjadi panik seketika. Karna tak pernah terbayangkan oleh Leon, bahwa mereka akan se panik ini karna dirinya.

"Aku tidak apa hanya kelilipan saja". Leon mencoba menyakinkan mereka semua.

"Masih ada yang sakit?". Edgar Bertanya begitu lembut.

Leon menggeleng pelan, dia melihat seluruh orang yang ia kenal di kehidupan keduanya berkumpul, terlihat raut wajah khawatir mereka dia tak tau harus apa, tapi dia tak mengelak, dia sangat bahagia sekarang.

Transmigrasi Menjadi Ayah : [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang