Orang sial!
Jemy merasa kesal. Setelah dia mendongak yang didapatinya adalah wajah menyebalkan Noah yang ingin sekali diacak-acaknya hingga habis namun tidak bisa.
"Lewpahskan akwu!"
Jemy berusaha untuk berkata meski bibirnya sedang didekap oleh tangan kurang ajar Noah.
Tidak perduli dengan air liur yang mengalir keluar, menodai tangan Noah yang bersih dan membuat laki-laki itu sedikit tergelitik tidak nyaman, Jemy terus berusaha sekuat tenaga untuk lepas.
Untuk Noah sendiri segera melepaskan tangannya secara spontan ketika merasa benda lunak dalam mulut Jemy bergesekan dengan telapak tangannya dan menimbulkan sensasi geli.
"Sial! Apa-apaan kamu menjilatku?!"
Noah memelototi Jemy yang langsung bangkit duduk setelah berbaring dan berguling bersamanya di tanah.
"Kamu yang sial! Apa-apaan kamu tiba-tiba menangkapku seperti ini?! Dasar tidak tahu malu!"
Jemy berbalik, dia bergerak agresif naik ke atas tubuh Noah dan menekan laki-laki itu di tanah seolah ingin mencekiknya hingga habis.
Noah yang kerah kausnya dicengkram Jemy dengan kuat hanya bisa berbaring diam dan pasrah dipegangi.
Menatap Jemy dari bawah. Wajah manis laki-laki itu tampak agak bagus sebenarnya. Cukup bersih dan halus dengan bibir merah yang basah akibar air liur yang masih bertebaran. Dia tidak terlihat jorok tapi malah sedikit terlihat seksi?
Sial!
Noah apa yang sedang kamu pikirkan!?
Noah yang syok dengan pemikirannya sendiri tiba-tiba bangkit terduduk. Hal ini menyebabkan Jemy yang kecil menjadi merosot turun ke pangkuannya dengan dramatis.
"Apa?"
Bukannya mendorong Jemy untuk pergi, Noah malah menekan pinggang Jemy ke pangkuannya dan menahan laki-laki itu sekuat mungkin.
"Diam, jika kamu tidak diam tidak ada cara lain selain aku membuatmu diam dengan memperkosamu di sini!"
Ancaman busuk!
Noah sebenarnya tidak ingin mengeluarkan ancaman seperti ini kepada Jemy. Soalnya, mana mungkin Noah yang jelas adalah seorang straight mengancam ingin memperkosa sesama laki-laki?!
Tapi lihatlah, sepertinya Jemy agak terpengaruh oleh ancamannya dan segera menjadi diam di pangkuannya.
"Sial apakah kamu pikir aku percaya?"
Noah menaikan sebelah alisnya menatap konyol ekspresi ketakutan Jemy.
"Aku benar-benar akan memperkosamu jika kamu tidak diam dan menurutiku!"
Jemy menggertakkan gigi seraya mendorong Noah dan segera bangkit berdiri. "Bajingan!"
Jemy berdiri agak terhuyung. Dia menunduk menatap Noah dengan horor.
"Apa maumu? Mengapa kamu tiba-tiba ada di rumahku?"
"Ceritanya panjang dan kamu harus menolongku."
Noah menatap Jemy dari bawah.
"Apa untungnya aku menolongmu?" tanya Jemy dengan nada arogan. Dia enggan menolong orang buruk ini karena masih kesal dengan perlakuannya di sekolah.
"Apakah kamu orang jahat yang mengambil keuntungan dari orang yang kesusahan? Betapa tidak tulusnya itu dan mari kita lihat apa reaksi Axel jika dia mengetahui bahwa kekasihnya sebenarnya adalah orang yang tidak tulus."
Jemy menahan nafasnya. Dia tidak bisa berkata-kata dan pada akhirnya tidak punya pilihan lain selain untuk menuruti Noah.
Sialan!
-
"Jangan berisik karena aku tidak ingin kamu menganggu ayahku yang sedang tidur."
Noah didorong ke tempat tidur setelah dibawa masuk ke rumah dab berjalan ke kamar Jemy dengan cara mengendap-endap seperti seorang pencuri.
"Aku tidak berisik, itu kamu sendiri yang sedari tadi terus berteriak kepadaku."
Noah berkata dengan nada pelan sesuai bagaimana Jemy berbicara kepadanya.
"Aku tidak berteriak!" tekan Jemy dengan suara rendah.
Noah yang tidak ingin mendebatnya hanya memutar bola matanya dengan jengah.
"Kamu belum menjawab pertanyaanku, bagaimana bisa kamu datang ke rumahku?"
"Kamu ingin tahu?"
Alis Jemy berkedut karena kesal. "Katakan saja jangan membuat emosi!"
"Oh apa yang membuatmu emosi? Menggali informasi pribadi orang lain sangatlah tidak pantas."
"Bajingan ini!"
Jemy ingin sekali memukulnya dan berkelahi dengannya. Tapi ketika dia menyadari dia tidak mungkin untuk membuat keributan di rumah ketika ayahnya sedang tidur, Jemy segera mengendalikan diri.
"Ada apa denganmu? Mengapa tiba-tiba melepas baju?"
Jemy melotot ngeri pada Noah yang tiba-tiba melepas jaket kulitnya dan kaosnya.
"Aku akan tidur di sini untuk semalam, aku tidak nyaman tidur dengan pakaian kotor penuh keringat."
Jemy, "..." masih berdiri dengan punggung menempel erat pada daun pintu.
"Mengapa--" pertanyaan Noah terhenti setengah. Sedetik kemudian laki-laki itu segera menyeringai menatap Jemy yang ketakutan. "Apakah kamu takut aku benar-benar akan memperkosamu?"
Jemy, "..."
"Haha, jika kamu takut kamu benar-benar harus menurutiku, kamu harus meminjamkan aku pakaianmu dan kamarmandi mu untuk aku mandi."
"Aku... Aku tidak memiliki pakaian dengan ukuranmu," kata Jemy berusaha menolak.
"Oh jika begitu akan lebih baik aku telanjang saja?"
"Bajingan!" Jemy membuang muka ke samping dengan rona merah di leher dan telinganya. "Aku... Aku akan mengambilkan pakaian ayahku, kamu bisa mandi di kamar ini."
Jemy menunjuk sebuah pintu di sudut kamar. "Itu tempatnya disana, mandilah dan aku akan segera kembali, bajingan!"
Brak!
Jemy membanting pintu kamar dengan keras setelah keluar meninggalkan Noah yang tertawa bahagia seperti iblis yang sedang dalam kepuasan yang bagus.
Sepeninggal Jemy, Noah hanya bisa menatap sekeliling kamar dengan tatapan menyelidik.
Kamar ini bersih dan sedikit memiliki aroma manis yang segar yang familiar.
Aroma Jemy.
---
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Because, I Love You! (Slow Up)
RomanceNoah setengah mati membenci Jemy. Ketika Noah mendengar Axel dan Jemy kembali berhubungan setelah putus, Noah menjadi tidak tahan. Segala cara dia lakukan untuk memukul mundur Jemy dari Axel. Namun setelah beberapa waktu kemudian, apa yang terjadi k...