13

22 1 0
                                    

Tidak perduli seberapa jauh Noah berlari, orang-orang biadap itu masih saja mengejarnya tanpa mengenal lelah.

Sial!

Noah bahkan telah meninggalkan motor besarnya yang tiba-tiba kehabisan bensin di depan sebuah toko 24 jam, berlari gila menyusuri gang dan melewati jalanan sepi untuk menjauh dari para preman itu.

Tapi apa ini?

Tidakkah para preman itu merasa lelah dan menyerah untuk mengejarnya?

Noah membungkuk untuk mengatur nafasnya yang tidak beraturan sejenak.

Sial!

Mata Noah melebar tepat ketika ia mendengar suara lari beberapa kaki yang mengarah cepat mendekat ke arahnya.

Ugh!

Noah tidak punya pilihan lain selain bersembunyi karena sebenarnya dia telah kehabisan tenaga untuk kembali lari.

Memilih untuk melompati pagar halaman dari sebuah rumah, Noah segera berjongkok menyusutkan tubuhnya agar dapat tertutupi semak-semak lebat yang ditanam di bawah pagar.

"Brengsek, kemana bajingan kecil itu lari?!"

"Aku tidak tahu dia bisa secepat ini!"

"Sial, apa dia pikir kita akan mudah?! Dia datang setelah membuat kekacauan dan seenaknya mengatakan maaf?"

"Bajingan tengik! Aku akan memukulnya jika aku mendapatkannya!"

Noah menyusut semakin rapat. Dia mencoba untuk menutup mulutnya sendiri dan tidak menimbulkan suara sedikitpun untuk menarik perhatian preman-preman itu.

Cepatlah pergi dari sini bajingan!

Yakinlah bahwa sebenarnya Noah telah berlari dan kejarlah terus tanpa tahu apa yang sedang tersembunyi di bawah semak-semak ini.

Noah merapal harapannya di dalam hati.

"Apakah kalian semua yakin bahwa bajingan tengik itu telah lari?"

Noah menegang. Dia merutuki salah satu preman yang baru saja berkata itu.

Sial, apakah harapannya bahkan tidak terkabulkan?!

"Aku yakin dia masih bersembunyi disekitar sini, dia sudah berlari sejauh ini dan kemungkinan besar dia lelah dan tidak akan menghilang secepat ini."

Brengsek!

Terkutuklah preman yang mengusulkan untuk tetap berhenti dan mencari di sekitar sini.

Ah persetan!

Jika Noah tetap bertahan seperti ini disini maka habislah sudah, Noah akan mati malam ini!

"Kita harus memeriksa lebih teliti lagi!"

Bangsat!

Jika saja jumlah preman itu tidak banyak maka sebenarnya Noah masih sanggup meladeni untuk berkelahi.

"Kita masuk ke halaman itu, bukan tidak mungkin 'kan bajingan itu bersembunyi disana?"

Gila!

Apakah mereka akan masuk dan menemukannya di sini?

Para preman saling berpandangan sebelum saling mengangguk seolah sedang saling meyakinkan.

Baru salah satu mereka memegang pagar hendak melompat sebuah suara lain datang mencegah mereka bergerak.

"Apa yang kalian lakukan di rumahku?! Apakah kalian hendak mencuri?!"

Para preman segera berbalik. Mereka tertegun menatap seorang pemuda yang berhenti dengan motor maticnya sedang menatap curiga kepada mereka yang memang mencurigakan.

"Kalian preman kampung sialan! Pergi atau aku akan berteriak membangunkan para tetangga untuk memukuli kalian?!"

Anak itu berani. Pada lingkungan padat penduduk jika anak itu berteriak untuk membangunkan warga maka habis sudah riwayat para preman kampung itu.

Maka dari itu karena takut dengan ancaman si anak laki-laki, para preman segera berlari menjauh tanpa menoleh ke belakang lagi.

Jemy mencibir. Para preman kampung itu benar-benar tidak tahu diri dan pengecut di dalam hati. Cih!

Melangkah turun dari motor maticnya, Jemy berjalan ke arag pagar rumah dan membukanya perlahan.

"Preman sialan, mereka bahkan tidak berani berhadapan dengan warga tapi selalu saja bersikap sok!"

Noah mendongak sedikit untuk memastikan siapa yang sedang mencibir dengan suara keras itu.

Suaranya terdengar tidak asing dan jelas pasti Noah mengenalnya.

Dan benar saja, Noah langsung mengenal sosok itu dalam sekali pandang dari arah bawah.

Itu Jemy!!

Noah segera berdiri dari semak-semak tepat ketika Jemy berbalik membelakangi dirinya hendak mengambil motornya kembali.

Bergerak cepat, Noah mendekap mulut dan merangkul pinggang ramping Jemy dengan erat.

Jemy yang terkejut segera meronta, dia pikir para preman itu belum-belum benar pergi dan hendak melakukan sesuatu terhadapnya.

Tapi siapa yang meyangka, ketika Noah yang tak kuasa menahan pijakan kakinya yang lemah harus mempertahankan Jemy dalam rangkulannya agar tidak berteriak atau memberontak malah terjatuh ke tanah dengan Jemy di pelukannya.

Sial!

"Diam dan jangan bergerak!"

Jemy segera berhenti. Dia memegangi tangan besar yang mendekap mulutnya lalu mulai mendongak menatap kepala orang lain yang berposisi agak tinggi darinya.

Noah menunduk. Matanya tajam, dia memeluk Jemy erat agar laki-laki itu tidak kabur.

"Aku tahu ini rumahmu, bawa aku masuk dan selamatkan aku atau kau akan menyesal!"

Noah yang menunduk sembari mengancam Jemy diam-diam merasa tergelitik di dagu dan mulutnya karena surai lembut Jemy yang menabrak wajahnya.

Tidak hanya itu, bahkan aroma rambutnya yang harum bahkan berhasil diam-diam membuat Noah menciumnya seperti kecanduan.

Ada apa dengan Noah?!

Apakah dia gila mengapa dia merasa dia menyukai aroma Jemy yang jelas adalah homo menjijikkan?!

Brengsek!!

---
Tbc

[BL] Because, I Love You! (Slow Up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang