Tok..
Tok..
Tok..
Suara tumit dari sepasang sepatu terdengar cukup nyaring di koridor lantai tertinggi gedung pencakar langit 'Engene's Park'.
Seorang gadis tampak berjalan lurus menuju ruangan sang pemimpin utama gedung, meja staff yang berjejer di kanan kirinya tampak masih kosong karna memang belum waktunya untuk para karyawan memasuki jam kerja.
Sementara ia sendiri, sengaja datang pagi-pagi sekali hanya untuk mengantarkan berkas-berkas yang selama ini selalu menerornya tanpa henti.
Yaa..
Benar-benar seorang Kim Sunoo, sekretaris dari tuan Park Sunghoon itu telah menyelesaikan semua pekerjaan dalam dua malam penuh hingga membuat sang kakak ipar merepetinya sepanjang hari.
"Apa-apan kau ini!!.. demi mengerjakan sesuatu yang bukan lagi menjadi kewajibanmu untuk mengerjakannya, kau rela mengurangi jam tidur sampai membuat matamu menghitam seperti ini, Kim Sunoo?!!.. Kau benar-benar bla bla bla.."
Dan seperti biasa, Sunoo hanya bisa menghela napas sembari berusaha memberikan pemahaman pada kakak ipar tercintanya itu.
Mau bagaimana lagi, Sunoo tidak bisa, setiap kali ia menerima telpon dan menolak untuk mengerjakan yang memang bukan menjadi kewajibannya itu lagi, Sunoo selalu merasa gelisah dan tidak bisa untuk benar-benar mengacuhkannya.
Beberapa klien penting yang meminta data terbaru perusahaan memaksa Sunoo untuk mengirimkannya dalam waktu dekat, dan selain itu, pihak 'Corporation Jay's' juga sudah meminta untuk segera melakukan rapat lanjutan mengenai kerja sama mereka yang baru saja ditandatangani.
Sunoo sudah mengatakan bahwa mereka bisa menghubungi langsung pihak terkait dengan CEO perusahaan, tapi Jay malah menelponnya secara pibadi dan mengatakan kalau ia tidak mau melakukan rapat jika bukan Sunoo atau Sunghoon langsung yang memimpin rapatnya.
Atau yang lain, Jay akan kembali menarik ikatan kerja sama mereka.
Katakan, apakah Sunoo bisa tetap tidur dengan nyenyak jika sudah seperti itu?..
Tap!!..
Sunoo meletakkan tumpukan berkas yang ia bawa ke atas meja Sunghoon, pupilnya bergulir melihat amplop kecil berisi surat pengunduran dirinya masih terletak di atas meja itu dengan posisi yang sama sekali tidak berubah.
'Apa pak Sunghoon juga masih belum pernah masuk kantor?..'
Batinnya dengan kening mengernyit saat mengingat bahwa sudah hampir tiga minggu sejak ia meletakkan surat itu di meja sang CEO.
Klek!!..
Sunoo menoleh saat tiba-tiba pintu ruangan dibuka tanpa diketuk sama sekali, bisa ia lihat seorang karyawan tampak masuk dengan penampilan yang cukup berantakan sembari membolak balik kertas di tangannya.
"Eric?.."
Laki-laki itu mengangkat kepala dan..
"Oohh.. Kim Sunoo, syukurlah kau sudah datang!!.."
Ia berseru dan langsung melangkah lebar untuk menghampiri Sunoo membuat gadis itu mengernyit.
"You oke?.."
"No!!.."
'Yeah.. definitily no..'
Batin Sunoo menyetujui karna ia sendiri bisa melihat bahwa wajah laki-laki itu tampak begitu layu dengan rambut berantakan, baju kusut serta dasi yang tidak terpasang dengan benar.